Jaehwan juga tak kalah terkejutnya dengan Daniel. "HAH?? Seung-woo???"
Seongwoo merasa sedikit aneh dengan respon Jaehwan. Dia mengulanginya pelan. "Iya.. Ong Seongwoo."
Jaehwan langsung bertukar pandang dengan Jisung, yang kemudian mereka sama-sama melihat ke arah Daniel yang menunduk terdiam. Di antara semua anak panti, memang hanya mereka berdua yang tau masa lalu Daniel.
Jaehwan pun langsung inisiatif bertanya, "Apa sebelumnya kau pernah tinggal di Ko--"
"Kim Jaehwan!! Ikut aku!" Daniel langsung berdiri meminta Jaehwan untuk mengikutinya.
Sikap Daniel barusan langsung mengubah suasana menjadi tegang. Namun Jaehwan yang tidak punya pilihan lain itu pun pasrah mengikuti Daniel ke bagian samping rumah yang tak terlihat dari halaman depan.
"Kenapa kau malah mengajakku ke sini?" Tanya Jaehwan bingung.
Daniel menatap Jaehwan dengan marah. "Apa yang ingin kau tanyakan, huh?"
"Namanya Seongwoo, dia dari Amerika. Mungkin saja dia kakakmu kan?" Jelas Jaehwan polos yang membuat Daniel makin marah.
"Kau tak dengar tadi? Dia punya keluarga sendiri.. Dia bukan kakakku."
Jaehwan terdiam sebentar melihat tingkah sahabatnya itu. "Kau kenapa bertingkah seperti ini? Aku benar-benar tak bisa memahamimu."
Daniel mendekat dan berkata pelan namun dalam. "Jangan tanyakan apapun padanya. Jangan ikut campur permasalahanku."
Jaehwan cukup kaget mendengar perkataan sahabatnya itu. Muncul sedikit kekecewaan dalam hatinya. "Huh? Baiklah. Lakukan apapun yang kau mau."
Jaehwan pun pergi meninggalkan Daniel yang terdiam bingung harus bagaimana.
-00-
Daniel masih berdiri di bagian samping rumah atap mereka. Sendiri, hanya ditemani sekaleng bir yang ada di genggaman tangannya.
Kepalanya berputar, dadanya terasa sesak. Dia bingung. Dia bingung harus bagaimana menanggapi kejelasan ini. Kejelasan bahwa pria itu memang kakaknya. Kakaknya yang sudah punya kehidupan sempurna dengan keluarga yang komplit. Dia bahkan sudah punya adik yang berbagi darah yang sama dengannya, dia tidak butuh aku lagi. Batin Niel merintih sedih.
Daniel menengguk birnya sambil pikirannya melayang jauh. Dulu saat kakaknya berada bermil-mil jauhnya di Amerika, dia merindu, ingin sekali bertemu. Dia sering membayangkan dirinya memeluk Seongwoo erat ketika pertama kali bertemu dengannya. Namun apa yang terjadi sekarang justru sangat berbeda. Kakaknya sudah sangat dekat, hanya berjarak beberapa meter darinya. Tapi kini dia justru menyendiri, menghindar, tidak tau harus bersikap bagaimana.
"Sedang apa sendirian di sini?" Daniel terkaget saat melihat orang yang dipikirkannya itu tiba-tiba muncul mendekatinya.
"Oh? Mmm.. hanya mencari udara segar.." jawabnya sambil mengalihkan pandangan dengan melihat cahaya-cahaya lampu kota Seoul yang terhampar di depannya.
Sambil menyenderkan badannya di dinding pembatas dan melihat ke arah bir yang dipegang Daniel, Seongwoo bertanya, "Sambil minum?"
Daniel sedikit terkejut dengan pertanyaan Seongwoo. "Oh? Ya.. aku tak enak kalau minum di depan Jinyoung. Dia masih di bawah umur."
Seongwoo tersenyum sesaat sebelum mulai untuk mengakrabkan diri lagi. "Kau tak menawariku?"
Daniel lagi-lagi dibuat terkejut dengan manuver Seongwoo. Pria ini pintar sekali membuatnya makin salah tingkah. "Oh? A-aku ambilkan dulu.."
"Tidak perlu. Aku hanya bercanda." Ucap Seongwoo sambil menyunggingkan senyumannya. Dia kemudian berbalik badan, kini sama-sama menatap hamparan kota Seoul di depan mereka. Dia bertanya pelan. "Apa terjadi sesuatu? Mmm maksudku kau tampak tidak nyaman."
YOU ARE READING
Heart Strings
FanfictionTerinspirasi dari mv beautiful Kisah kakak beradik Seongwoo dan Daniel yang kemudian bertemu member Wanna One lainnya
Berbeda
Start from the beginning
