Seongwoo dan Daniel kecil harus terpisah saat kedua orangtua mereka bercerai. Ibunya membawa Seongwoo ke Amerika dan meninggalkan Daniel bersama ayahnya di Seoul. Menjalani kehidupan yang berbeda hingga dewasa, akankah ikatan hati mereka membawa mereka untuk bertemu kembali?
Notes dari author:
Bermula dari menonton mv Beautiful yang wow isinya cogan mempesona minta disayang semua tapi sayang kurang puas sama alur ceritanya. Selain itu juga dari quotesnya entah siapa yang bilang "Kalau kamu ngeluh kurang puas sama hasil kerja orang lain, coba kerjakan sendiri.." (nah lho gimana malah ditantang). Makanya dibuatlah cerita ini. Masih seputar kakak-adek ganteng yang terpisah, tapi diracik dengan bumbu lain. Semoga setelah diracik dengan bumbu sambel terasi pedas ini at least bisa bikin authornya sendiri puas. Dan lebih senang lagi kalau readernya juga suka.
Heartstring di sini maksudnya merujuk pada perasaan kasih sayang seseorang yang terdalam. Seperti tali hati yang menghubungkan dua orang yang saling menyayangi. Yang meski terpisah jauh, tali itu tidak akan pernah terputus. Which is of course in this case we're talking about them, Yes. Seongwoo and Daniel.
Oiya, cerita ini basicnya dari gie_nong yang semalem membeberkan ide-ide briliannya, tapi pas disuruh nulis kagak mau. Jadinya, w aja yg nulis. Semoga sesuai ya.
Wokey, langsung aja intro dulu ya..
(Daniel waktu kecil pakai nama aslinya: Kang Euigeon)
INTRO
Seoul, 2003
Seongwoo dan Euigeon sedang menghabiskan waktu di kamar sambil membaca buku. Hampir genap setahun Seongwoo masuk di kelas pertama Sekolah Dasar dan dia sangat bersemangat dalam setiap pelajaran dan ilmu-ilmu baru yang diberikan oleh gurunya. Salah satunya adalah buku yang kini ia baca. Buku bergambar dengan judul 7 Keajaiban Dunia itu barusan diperoleh Seongwoo dari guru favoritnya. Ia dengan sangat bersemangat menceritakan isi buku itu kepada adiknya yang masih belum bisa membaca.
"Geon ah, lihat. Tempat-tempat ini bagus-bagus sekali kan. Yang ini menara Pisa, adanya di Italia." Ucap Seongwoo seraya memindahkan telunjukknya ke gambar menara yang berdiri miring.
"Gedungnya miring? Apa tidak akan runtuh?" Tanya Euigeon lugu.
"Iya, gedungnya miring. Keren sekali kan! Bagaimana bisa gedung berdiri miring? Itulah mengapa menara Pisa masuk ke salah satu keajaiban dunia." Seongwoo menjelaskan dengan antusias.
"Nah, kalau yang ini namanya Piramida Giza, adanya di Mesir." Seongwoo terus menceritakan satu persatu keajaiban-keajaiban dunia kepada adiknya. Ia ingin membuka cakrawala pengetahuan Euigeon bahwa dunia ini sangat luas dan penuh dengan keajaiban.
"Suatu hari nanti, hyung akan pergi ke tempat-tempat itu." Ucap Seongwoo yakin.
Namun kalimat itu membuat Euigeon sedikit mengernyitkan dahi. "Semuanya? Bukankah hyung bilang tempat-tempat itu sangat jauh?"
"Iya benar, itu semua sangat jauh. Tapi kalau kita sudah dewasa nanti, semuanya akan terasa dekat. Kita akan mudah pergi ke berbagai tempat. Jangan hanya di rumah saja atau pergi ke taman belakang atau pergi bermain ke rel kereta api. Suatu saat kita harus naik kereta itu. Kita harus pergi jauh Geon ah. Kita harus melihat seisi dunia!" Ucap Seongwoo bersemangat.
Euigeon yang semula ragu, kini juga ikut bersemangat. "Hyung, bolehkah aku ikut?"
"Tentu saja!" Jawab Seongwoo mantap. "Tentu saja aku akan mengajakmu. Kita akan pergi bersama."
Euigeon tersenyum senang. Kemudian dia membalik-balik halaman sampai pada suatu gambar. "Hyung bolehkah kita pergi ke tempat ini untuk yang pertama?"
Seongwoo melihat gambar yang ditunjuk adiknya itu. "Tembok besar Cina?"
Euigon mengangguk. "Uhm. Aku ingin main petak umpet di situ."
Seongwoo tertawa kecil mendengar jawaban lugu adiknya. "Kenapa ingin main petak umpet di situ?"
"Biar aku menang, karena hyung tidak akan menemukanku."
Seongwoo tertawa lebih keras, ia gemas sekali dengan adiknya itu.
"Bukankah ini sangat panjang? Tadi hyung bilang kalau berjalan dari ujung satu ke ujung yang lainnya sudah seperti mengelilingi dunia. Makanya nanti aku akan lari kencang biar hyung tidak bisa mengejar dan menemukanku." Ucap Euigeon sambil sedikit bergaya meledek.
Seongwooo tersenyum sebentar sebelum menjawab adiknya. "Kalau Geon ah lari kencang, hyung akan berlari lebih kencang. Mau sembunyi di mana saja, hyung akan tetap menemukanmu."
Mendengar itu, Euigeon tertawa. Dan kemudian disusul tawa Seongwoo.
Namun tawa Seongwoo mendadak terhenti ketika ia mendengar suara dentuman keras seperti pintu yang dibanting.
Ah, mulai lagi..
Seongwoo dengan cepat mengambil walkmannya di atas kasur dan menempatkan kepala earphone ke kedua daun telinga Euigeon.
Euigeon kaget, namun kemudian dia menurut saja karena sudah hapal dengan kebiasaan Seongwoo. "Oh? Hyung mulai lagi.."
"Iya, dengarkan lagu ini ya. Ini lagu yang diajarkan Bu Guru padaku kemarin." Timpal Seongwoo seraya menekan tombol 'mulai' di walkmannya.
Dan kemudian Euigeon mula bernyayi. "Kom semari ga. Han jibe iseo. Appa geom. Omma geom. Aegi geom.."
Seongwoo tersenyum ke Euigeon, menyemangatinya untuk bernyanyi. Ia pun ikut bernyanyi bersama namun dibalik senyumannya itu, ia mendengarkan hal lain. Bukan lagu Gom se Mari seperti yang didengar adiknya, namun pertengkaran kedua orangtuanya.
Hyung akan mengajakmu pergi, Geon ah.. Ucap Seongwoo dalam hati sambil tersenyum.
YOU ARE READING
Heart Strings
FanfictionTerinspirasi dari mv beautiful Kisah kakak beradik Seongwoo dan Daniel yang kemudian bertemu member Wanna One lainnya
