Dia pun memilih kembali ke bengkel dan mengistirahatkan motornya itu. "Cukup untuk hari ini ya Baby, besok kita jalan-jalan lagi." Ucap Daniel pada motor itu sebelum kemudian meninggalkan bengkel.

00

Dia berjalan ke restoran dengan riang, masih dalam euforia mendapatkan titipan motor molek tadi. Dia tidak mengira bahwa akan ada seseorang yang menyambutnya di rumah atap, siap mengambil langkah untuk memangkas jarak.

Daniel seketika terdiam ketika menginjakkan kaki di halaman atap tempat tinggalnya.

"Woah, hyung, kau datang tepat waktu! "

"Hyung, cepat kemari!"

Bukan karena suara keras Woojin ataupun Jihoon yang memanggilnya, namun karena ada seseorang dengan senyumnya yang khas, menyambutnya dengan hangat.

Lelaki itu mengaburkan apapun yang ada di sekelilingnya, mengambil fokus Daniel dan membuat hatinya berdegup kencang. Apa yang dia lakukan di sini?

"Niel, jangan berdiri di situ saja, cepat kemari! Panggilan Jisung membuyarkan pikirannya untuk sesaat.

Daniel berjalan mendekati mereka yang berkumpul di tempat duduk kayu lebar yang memang sering dijadikan tempat berkumpul. Jisung memberikannya ruang untuk duduk, tepat di seberang Seongwoo.

"Hai, kita bertemu lagi.." Seongwoo langsung menyapanya dengan ramah, berharap orang yang disapanya itu akan menyapanya balik. Namun Daniel membalasnya hanya dengan anggukan sekilas, dia terlihat salah tingkah.

"Kau ini kenapa? Cepat ambil pizzanya, sebelum dihabiskan Jaehwan." Ujar Jisung pada Daniel seperti seorang ibu.

"Ah, iya.. nanti saja, Hyung.."

Jawaban Daniel itu membuat Jisung dan yang lainnya kaget. "Eh???"

"Apa kau tidak suka pizza?" Pertanyaan Seongwoo itu membuatnya lebih salah tingkah.

"Daniel itu justru suka sekali pizza, Mister! Dia bisa saja menghabiskan satu kotak pizza itu sendirian kalau tidak ingat dengan adik-adiknya. Nafsu makannya besar sekalii." Jelas Jaehwan sambil mengunyah pizzanya lahap.

"Iya, biasanya dua makhluk ini akan saling berebut secara barbar." Tambah Sungwoon sambil menunjuk Daniel dan Jaehwan.

"Sudah dapat motor, sekarang pizza jadi tidak menarik lagi ya, Niel?" Tanya Minhyun menggoda Daniel. Saat itu, Daniel baru menyadari kehadirannya. Aaah, pasti Minhyun hyung yang mengajaknya ke sini.

"Hyung, kapan-kapan ajak aku naik motor itu.." Jinyoung yang duduk di samping Minhyun mengulurkan leher panjangnya untuk berbicara pada Daniel.

Belum sempat meresponnya, Daniel harus dikagetkan lagi dengan yang lain.

"Aku juga mau!" Ucap Seongwoo tiba-tiba, sambil mengangkat tangannya. "Kurasa seumur hidupku aku belum pernah naik motor." Seongwoo mengatakan itu dengan polos sambil tertawa, membuat hati Daniel terasa hangat. Jika dia memang Seongwoo hyung, cara tertawanya tidak berubah.

"Bagaimana, Niel? Kenapa diam saja?" Minhyun membuyarkan pikirannya.

"Iya, kau kenapa sih jadi pendiam seperti ini? Biasanya sedikit-sedikit senyum, sedikit-sedikit tertawa. Hari ini kau berbeda sekali." Tambah Jisung sambil memperhatikan Daniel.

Daniel hanya bisa memberi mereka senyum terpaksa, dia masih bingung bagaimana harus bersikap di hadapan pria bernama Sean Ong itu.

Untungnya, fokus pembicaraan teralihkan oleh Jaehwan. "Mister, coba lanjutkan ceritamu tentang Amerika tadi.."

Heart StringsWhere stories live. Discover now