Part 16 'WHO IS HE?'

Start from the beginning
                                        

"Deal!" dengan itu, tantangan dimulai.

------------

@Raditya PoV

09.00AM

Atap Universitas Negeri Jakarta Fakultas Bisnis Manajement

23 October 20**

------------

Hari ini jadwal kuliah lebih siang, setengah jam lagi makan jam kuliah baru akan dimulai. Sialnya guru privat sadis -spartan tutor form hell- menyuruhku datang lebih pagi lagi, jika tidak dia akan menyuruhku berlari keliling Universitas Negeri Jakarta 10 keliling, bisa kau bayangkan betapa sadisnya dia? Maka dari itu dari pada membantah aku lebih baik datang lebih dulu walau dengan hasil mati kebosanan.

Entah sudah yang keberapa kali aku menguap, aku tak menghitungnya Karena aku masih terlalu mengantuk -hanya tidur 2 jam bayangkan-. Siksaan tugas kemarin memang tidak bisa di bilang main main, padahal saat berangkat wajahnya berseri seri, tapi setelah pulang malah marah marah dan melampiaskannya padaku, sungguh guru privat terlampau kejam.

"pagi ini mendung, tapi tidak akan hujan" gumamku sendiri, tidak ada siapa siapa memang di atap ini jika ingin tahu. Pemandangan awan yang suram walau tidak ada tanda tanda akan turun hujan seakan menyuruhku untuk tidur lebih lama, merasa godaan yang kuat aku memutuskan untuk bangun dari posisi tidurku, membersihkan debu yang sekiranya menempel di almamaterku sebelum beranjak menuju pinggir atap yang pagarnya dibatasi oleh kawat kawat.

"selalu terlihat manis seperti biasa" gumamku sehalus sutra, menampilkan senyum menawan yang tak pernah aku tampilkan sebelumnya. Pandanganku hanya tertuju padanya, gadis yang sudah lama aku sayangi. Ahh, aku masih sepengecut dulu ternyata. Hanya bisa melihat dari jauh tanpa bisa mendekat, hanya bisa melindunginya sekarang tanpa bisa diketahui olehnya. Benar benar pengecut bukan?

Beruntunglah aku saat dia duduk dekat jendela hingga aku bisa melihatnya setiap hari, beruntung juga Karena guru sadis itu tak akan pernah datang kemari hingga privasiku tetap terjaga. Aku tak akan membiarkannya terluka, tersakiti bahkan dimiliki oleh orang lain, dia hanya milikKU dan tak seorang pun yang boleh memilikinya selain AKU.
Tidak boleh berlama lama Karena dia pasti akan menyadari keberadaanku yang terus menerus menatapnya, dengan tatapan melebut walau tak ikhlas aku beranjak turun.

------

"oy, Rad. Darimana aja lu?" Raka bertanya tiba tiba saat aku baru saja memasuki kelas, tipe teman pengertian memang. Tapi juga menyebalkan dilain waktu.

"nongkrong" balasku singkat tapi tak pernah sekalipun ia complain, teman yang sudah sangat mengerti diriku seperti Raka tak akan mengeluh dan memperdebatkan masalah kosa kata singkatku ini, lebih tidak perduli sih untuk Raka.

"kirain bakal bolos" celetuknya dengan seenak jidat, dengan santai mengambil tempat duduk didepan mejaku.

"gak bakal" responku singkat, lagian aku masih sayang nyawa kalau ketahuan membolos oleh guru privat sadis itu.

"haha, bercanda. Jangan di anggap serius lah" ucapnya dengan nada easy going. Aku hanya membalas dengan senyum palsu yang lebar, membuatnya mengeluh tak suka dengan senyuman palsuku.

"hentikan senyum palsumu itu, kalau kau tak ingin tersenyum tak usah menghiburku dengan senyuman aneh itu" protesnya yang aku balas dengan gedikan bahu tak perduli.

"sudahlah, dosen datang" ucapku bermaksud untuk menghentikannya, selain itu dosen memang sudah datang. Dia menggedikan bahunya lalu berbalik kearah depan, sebelum membuka bukunya tanda siap menerima materi akan segera disampaikan.

-----------------

12.20PM

Universitas Negeri Jakarta. Kantin umum

Eve's KossWhere stories live. Discover now