Part 2.1

204 20 0
                                    

Part 2
Juhyun pov
.
"hiks hiks, mengapa hidupku tak adil" ucapku sambil menangis sesegukan.
Tiba tiba kris gege datang ke kamarku.
"anyeong, nyonya juhyun" ucap kris dengan nada menggoda juhyun
"ya, kenapa kau menangis hah?" tanyanya sambil memegang pundakku dan menatap wajahku. Aku berusaha menunduk dan memutar badanku agar aku membelakangi tubuhnya. Dia menekan dan berusaha mengarahkan tubuhku agar berhadapan dengannya sambil mengejekku dengan memanggilku nyonya.
"kau begitu saja sudah nangis nyonya, bagaimana jika kau nanti sudah mau punya anak eoh?" tanyanya sambil mengejekku. Tiba tiba ibu menjewer telinganya dan dia menjerit kesakitan.
"jaga ucapanmu dan keluarlah, jangan mengganggunya eoh" tegur ibu sambil menjewer telinga kris lebih keras lalu membawanya ke luar kamar. Kris menjerit kesakitan.
.
Ibu masuk lagi ke kamar dan dia menatapku sedih sekaligus bingung. Air matanya hampir keluar namun ibu menahannya.
"aigo, aku tak kuasa menahan ini" ucap ibu menatap ke atas sambil mengusap air matanya yang hampir jatuh.
"eomma, mianhaeyo" ucapku sambil menangis. Tangisanku keras hingga ibu pun ikut menangis. Ibu memelukku dan akupun memeluknya balik dan terjadilah tangisan keras diantara kita.
"eomma, bagaimana ini? Aku takut jika ketahuan sekolah, dan dimana aku harus meletakkan wajahku hiks hiks" ucapku sambil menangis dipelukannya.
"aniya,jangan takut juhyun ah. Kalau sampai ada yang mengejekmu, appa akan datang untuk menyerang balik mereka." katanya sambil mengusap punggungku dalam pelukannya
"apa eomma yakin?" tanyaku sambil melepas pelukan dan menatap wajahnya.
"sudahlah, jangan khawatir. Appa mu lulusan militer. Dia juga seorang mayor tentara" katanya sambil menarik tubuhku ke pelukannya.
"aigo, aku tak mau pisah denganmu" ucapnya dengan penuh tangis sambil mengusap punggungku"
"eomma, mianhaeyo. Jeongmal mianhaeyo." ucapku dengan tangisan deras yang membasahi pipi dan baju eommaku.
"aniya, juhyuna. Ah sesangeul, mengapa anakku mendapat nasib seperti ini." ucapnya menangis sesegukan. Kami pun saling menangis dalam pelukan.
.
Sehun pov
"sangat tidak wajar seorang tampan oh sehun terbeli oleh seorang wanita 15 tahun" ucap jongdae sambil meneguk minuman nya dan tertawa keras, chanyeol
"ya, sehun oppa. Aku belum bisa bercinta denganmu. Aku masih belum mengalami pubertas." ucap chanyeol pada jongdae yang tak kalah menambah gelak tawa diantara mereka.
"ya ish sialan, apa kalian benar benar temanku?" ucapku dengan nada kesal menatap mereka yang sedari tadi menertawaiku dengan seenaknya. Mereka tak peduli dan terus tertawa.
"aish, sialan, kalian malah terus tertawa." ucapku frustasi. Ku ambil botol kosong dan ku lempar pada muka mereka berdua. Mereka kaget sekaligus ketakutan.
"yaish sialan, aku hanya bercanda." ucap jongdae padaku dengan nada sebal.
"ya sehun oppa sedot ini(nipple)ku ahhh tapi (dada) ku maaih belum terbentuk ahh" ucap chanyeol sambil memeragakan wanita yang manja yang sedang ingin minta dilayani. Jongdae seketika tertawa terbahak bahak. Aku yang mendengarnya tak tahan lagi. Ingin ku serang mereka namun aku tak mau membuat masalah hanya karena mereka mengejekku. Kututup telingaku saat mereka sedang tertawa dan sesekali ku acak acakkan rambutku.
.
Author pov
"oppa anyeong" ucap wanita jalang dibelakang chanyeol yang menatap sexy. Suasana gelak tawa pun hilang dan Chanyeol yang sudah terpengaruh alkohol memberikan tatapan elangnya padanya dan dia memberikan gerakan manja lalu menarik kerah baju chanyeol lalu membawanya ke stage namun sebelum mulai chanyeol mendorong tubuh itu ke sofa di depannya, wanita itu menunjukkan reaksi sebal. chanyeol membuka kaos dan menatap sexy pada wanita itu. Wanita itu semakin menggila yang membuat chanyeol tak tahan lalu membuka resleting celananya dan mendekat ke arah wanita yang sudah posisi mengangkang itu. Terlihat chanyeol yang memegang halus pahanya dan menatap sexy pada wanita itu yang membuat wanita itu tak tahan untuk mengeluarkan desahannya. Sehun menatapnya jijik dan ekspresi mual pun ia keluarkan. Ia pun membuang muka ke arah depannya yang mana merupakan stage. Ia menuangkan minuman ke gelasnya dan ia lakukan terus hingga botol minumannya habis.
.
"ya, oh sehun dan kau juhyun, kalian harus menikah" ucap kakek yang ternyata terbayangkan oleh sehun dan sehun terlihat sangat frustasi untuk mengingat kata kata itu. Ia pun tak tahan dan menuangkan minuman ke gelasnya namun botol itu tak mengeluarkan setetespun cairan.
"aigo, kenapa sudah habis?" ucapnya dengan penuh kesal. Ia pun mengacak ngacak rambutnya, dan mengambil botol yang lain untuk dituangkan, namun tak ada satupun cairan didalamnya yang tersisa. Sehun menghentakkan botol itu dengan keras dan tak lama kemudian ia pun menunduk dan mulai mengantuk namun ia masih sadar dan terus menghentakkan botol itu kemeja sambil meracau tak jelas.
.
Tiba tiba ada seorang wanita yang menghentakkan tangannya pada bahu sehun. Sehun mendongak dan menatap wanita itu dengan tatapan 'gw ngantuk jir,jangan ganggu gw napa'. Sehun kemudian menunduk dan tertidur lagi.
"yak, kau bangun lah" pekik wanita itu karena sehun sudah berani menghiraukannya sambil mengeluarkan sebuah tepukan, bukan hentakkan tangan - sekali lagi-pada bahu sehun. Sehun bangun dan menatap wanita itu. Wanita itu tersenyum smirk padanya. Tangan yang satu memegang bahu sehun dan satunya lagi bertumpu pada meja. Sesekali wanita itu menjentikan jari yang membuat sehun terus menatap wajah wanita itu. Tiba tiba wanita itu menghentakkan kakinya pelan dan sehun menatapnya penuh nafsu. Terlihat posisi kaki (wanita itu) yang jenjang, dengan rok setinggi setengah pahanya. Sehun semakin terbelalak saat melihatnya dan ia pun berlarut dalam fikiran kotor. Ia pun mengeluarkan jurus senyum yang -ah sudahlah- terlihat sexy pada wanita itu.
Wanita itu tersenyum dan menarik kerah sehun lalu membawanya ke stage. Mereka pun menari dan sehun terus menatap bagian bawah si wanita tadi. Si wanita itu menari dengan gaya sensualnya yang membuat sehun terbelalak ingin mendapati 'si wanita' tersebut. Mereka menari sambil mengikuti dentuman musik. Sehun yang mulai menggila dan mulai terbawa suasana musik yang 'heboh' like 'ya dia jep ajep hatcep gitu lah ya-'. Tak lama wanita itu menjauh dari sehun.
Sehun pov
"sorijileeo" teriaku sambil mengacungkan tangan tinggi tinggi. Bagai kode, sang joki mengerti maksudku dan ia pun memutar lagu yang sedang hits saat ini, Bang Bang Bang -hehe hits 2015 itu :(- dan kami pun menikmati setiap partnya dan kami senua bertingkah gila di panggung. Menari dengan gaya aneh, dan aku tahu urat malu ku korslet jika saat saat seperti ini. Perlahan tatapanku mulai normal, maksudku tidak segila tadi, meskipun rasa kantuk masih menghantuiku. Aku melihat sekitar, mencari cari wanita tadi namun tak nampak pun setitik bagian tubuhnya. Ku mulai mencari hingga ke sudut, menyeluruh ke seluruh penjuru di tempat ini. Hingga saat aku sudah putus asa, akupun menghela nafas kasar dan membuang muka ke arah samping, dengan pemandangan toilet pria yang saat ini didepan mataku, ku terkaget saat wanita yang kucari ternyata seorang lady boy dan dia saat itu terlihat sedang buang air. Aku melihatnya dengan sedikit memiringkan kepala dan dari jauh pun terlihat seonggok daging berbulu yang merupakan anunya. 'wanita incaran' itu mencuci anunya dan setelah itu dia matikan keran lalu pergi tanpa menatapku.
"aigo. Menjijikan sekali" ucapku dengan tatapan kesal nan kosong.
-------------------------------------------
Aku berjalan ke luar club dengan menunduk malas dan melangkah gontai karena si kantuk ini menguasai kepalaku.
.
Tiba tiba rasa itu membuat kesadaranku semakin terjaga.
.
Rasa ingin buang air kecil
.
Tapi aku tak tau dimana wc sekitar sini
.
"aigo, aku tak tahan" ucapku kesal sambil menatap sekeliling yang mana tak ada tempat yang layak untuk menampungku sebagai pengguna wc di tempat mereka.
.
Tiba tiba ada suatu tempat -yang membuat rasa kesalku hilang- di ujung sana yang buatku maju dan mengeluarkan hasrat, ah lebih tepatnya segelintir larutan alami yang terbuat dari tubuhku.
.
"ah leganya" ucapku saat ku keluarkan air 'itu' dari anuku.
Namun, aku mendapati hal aneh.
.
Sesuatu yang terang berada di depan mataku. Aku fikir sepertinya ada hal yang tidak beres.
.
"yak, jangan bergerak" ucap seorang wanita, yang sepertinya seorang polwan yang membuatku diam membeku. Aigo, sial sekali hari ini. Aku pun melihat kebawah dan celana dalamku masih terposisi di bawah anu ku, yang berarti anu ku belum ter tutup dengan celanaku. Aku pun tak peduli ku coba tarik celana dalamku ke atas namun...
"ya, kau. Angkat kedua tanganmu" ucap polisi wanita itu, yang mana ia melihat bokongku yang terekspos tanpa sehelai benang pun.
"ajuhsi, balikan badanmu cepatt" teriaknya yang menginstruksikan aku harus berbalik ke arahnya. Cahaya nya yang silau membuat tanganku menutup mataku dan tanganku yang lain menutup anu ku.
"yak, angkat kedua tanganmu" bentaknya padaku dengan nada yang lebih keras
Aku bingung harus menutup rasa maluku atau harus menuruti instruksi si polisi wanita itu.
-------------------------------------------
keesokan harinya...
"ah kau boleh pergi" ucap polisi itu yang kusambut dengan sebuah salam bungkuk lalu ku pergi dari hadapannya.
.
Ku berjalan menuju apartemenku. Saat sampai, ku rogoh semua saku ku dan kudapati si kunci apartemen tidak ada. Su coba mencek ulang namun tidak ada.
.
Seorang wanita,yang tepatnya tetanggaku berjalan menuju apartemennya. Membawa se kantung berisi sayuran dan buah. Ku tatap wajahnya sebentar dan..
"ya, yoona ya?" tanyaku dengan tatapan serius. .
"ne?" jawabnya dengan nada seperti bertanya balik setelah ku panggil namanya. Ku tatap dia dengan serius, penuh harap dan Dia yang merasa ditatap olehku heran -mengapa si pria ini tiba tiba memanggilnya-
-------------------------------------------
At yoona's apartement
"nah, hot choco" ucapnya sambil menyodorkanku segelas minuman cokelat panas. Ku ambil gelas itu dari nampan dan ku tiup semua hawa panas yang berada di atasnya. Dia pun membawa sekotak berisi camilan dan dia pun kembali ke posisinya untuk melanjutkan aktivitasnya. Suasana hening dan dia pun sedang kembali fokus melukis.
"yoona ya, kemana suamimu?" tanyaku memecah keheningan di antara kita berdua.
"dia sedang ada perjalanan bisnis ke jeju, kenapa?" tanyanya tanpa menoleh ke arahku, pandangannya masih terfokus melihat warna warna cat yang tertera di palet sambil mencampur warna yang ada pada palet.
"aniya, hanya bertanya saja" jawabku singkat mengakhiri pembicaraan sambil ku putarkan badanku hingga aku benar benar membelakangi tubuhnya.
'menyebalkan. Sikapnya begitu dingin' batinku kesal sambil mempoutkan bibir.
" ya sehuna, kenapa sampai saat ini kau belum menikah? Padahal kau tampan, mapan, studi lancar, dan sekarang kau sudah punya galeri seni sendiri. Kau pun seorang anak CEO bukan? Wanita mana yang tak mau dengan oh sehun." tanya nya masih dengan tak menatapku, sambil merapikan alat lukisnya. Aku yang mendengarnya terkaget dan kemudian menujukkan reaksi berupa ' tertawa aneh' saat mendengar kata katanya, juga pertanyaannya.
"lalu kenapa im yoona tidak mau bersama seorang supermodel dan supermillioner oh sehun?" balasku dengan sedikit angkuh dan tinggi hati sambil menoleh ke arahnya.
Yoona tertawa dan memberhentikan aktivitasnya lalu berjalan menuju wastafel. Mencuci setumpuk piring yang berada di atasnya.
"ya, oh sehun, kau memang hebat kalau urusan berbicara" jawabnya dengan perasaan penuh penyesalan -karena telah memuji diri sehun- yang diselingi tertawa kecil.
Tiba tiba telpon berbunyi dan yoona mematikan keran dan buru buru lari menghampiri panggilan masuk itu.
"ah, yeobo" ucapnya pertama kali setelah wanita itu mendengar suara dari telpon itu.
"ya, aku khawatir padamu suamiku, kapan kau pulang?" tanyanya penuh dengan ekspresi sebal dan rindu akan suaminya itu.
Aku yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas kasar dan menunduk. Rasa kesal disekujur tubuhku ku tahan saat wanita itu bermesraan di telpon, dengan siapa lagi kalau bukan suaminya si buluk kai. Tak hentinya ku berdecih karena disulut rasa cemburu. ku pejamkan mataku sejenak agar perasaan sebal, cemburu, sedih itu sedikit bisa ternetralisasi.
-------------------------------------------
Juhyun pov
At school
"yak, juhyuna" panggil seorang wanita sambil melambaikan tangan ke arahku
"wae geurae?" jawabku pada wanita itu, Son Naeun. Terlihat ekspresinya yang khawatir menatapku dan saat ku mendekat ia menarik tubuh ku agar mulutnya mendekat ke arah telingaku.
"jinja?" ucapku kaget mendengar kalimat yang dia bisikkan.
"yak, jangan keras keras nanti dia melihatmu" ucap naeun dengan sedikit takut sambil menatap sekumpulan wanita sok populer di sma kami. Anak tingkat 2 yang paling berkuasa di sekolah. Siapa lagi kalau bukan joy wendy dan krystal.
.
Tiba tiba bel berbunyi
.
Author pov
.
Mereka berdua pun berlari menuju kelasnya.
.
Saat pelajaran,,,
Juhyun pov
'Aish, membosankan sekali.' Batinku dengan penuh kesal. Aku pun mengacak rambutku dengan penuh perasaan frustasi dan qa
A.kepalaku ku benturkan ke meja. Tak lama rasa kantuk itu menghantuiku dan mataku hampir terpejam namun aku menahannya. Aku pun mulai -kegabutan- dengan menatap pemandangan depanku dimana si populer disana sedang bermain basket.
'aigo, tampan sekali dia' ucapku dalam hati dan menatap dari kejauhan. Rasa kantuk dan gabut yang merasuki ku tiba tiba menjauh. Aku pun larut menatapnya dan...
.
"hey juhyuna" ucap seorang pria yang menepuk pundakku. Yang mana ternyata si populer. Aku menatap dalam dan 'aigo, aku tak kuat menatap lama lama rahang yang indah nan tirus itu, tatapan elang nan tajam dan tangguh, dan senyuman malaikat yang membuat jantungku berdetak kencang.
Tiba tiba pria itu menarik tanganku dan mengelus-eluskannya. Tersenyum ke arahnya yang membuatku tersipu malu. Pria itu pun lalu berlutut dan mencium tanganku. Lalu melepaskannya. Aku terdiam membeku melihat tingkahnya. Sungguh, aku ingin menangis bahagia disitu. Dia pun membawa sesuatu dari belakang tubuhnya, dan keluarlah seikat bunga lily kesukaanku.
"juhyuna, mau kah kau menjadi pacarku?" ucap taeyong dengan penuh ketegangan dalam hatinya, degup jantungnya, untuk mendengar jawabanku.
----------------------------------------------------------
Oke baru 2 yang vote huhu :(
No comment. Demi apa sedih :(
Tapi makasi ya yang sekedar baca, seneng banget cerita gaje aku ini dibaca kalian.
Anyway baru 2.1 nih. Akan ada nextnya. Kenapa gw bagi 2, ntar deh gw jelasin.
Tinggalin vote comment ya, karena vote komen kalianlah aku bisa dapat nafasku untuk terus menulis wkwk

My Little Sassy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang