2.

14 3 0
                                    

"oh, kau datang" senyumnya dan tekukan tangan yang ia masukan ke dalam jaket kulit hitam dengan celana training warna senada menjadi pemandangan hangat di malam yang dingin ini.

Anggunkanku mewakili pernyataannya. Melihatnya di tempat sedingin ini, membuat kerja jantung ku semakin ekstra. Oh lihat lah! Bagaimana bisa ada seorang pria masih sangat indah dengan keadaan menggigil kedinginan.

"Sunbae. Cepatlah makan, ini dingin sekali" keluhku menggigil padanya. Duduk di depan supermarket malam-malam seperti ini menunggunya makan sangat mengesalkan. Belum lagi jika ia tiba-tiba bercerita di petengahan acara makannya yang memperlambat selesainya makan.

Di samping, ia hanya tersenyum. Entah senyum apa yang kali ini ia tampilkan. Tapi benar-benar membuatku setengah mati menahan senyumku pula.

Diam, duduk bersebelahan dengan Hosok benar-benar membuatku salah tingkah. Setiap gerak gerikku seperti ia perhatikan.

Ini hanya perasaanku saja.

Gemas dengan Hosok yang tidak segera membeli mi instan pujaannya, aku langsung menariknya masuk ke supermarket dan mengambil tiga cup mi instan. Ia hanya menurut layaknya bocah lima tahun.

Aku menjadikannya keranjang belanjaanku. Aku mengambil barang, lalu aku lemparkan padanya. Aku juga mengambil beberapa jus pilihannya dan sosis sapi hasil dari rengekannya.

TBC

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 27, 2018 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

Matahariku >> J.H.SOnde as histórias ganham vida. Descobre agora