"Aku tidak tahu bahwa perjalanan yang kita lewati sedikit cepat dari sebelumnya,  Remus" Gumam Collin sambil bangkit berdiri ketika ia melihat pelayan pribadinya memberikan tangan untuk membantunya keluar dari kereta kuda.

"Yes My Lord, Edward mencari jalan agar kita sampai disini lebih cepat daripada biasanya" Jelas Remus sambil mengikuti langkah Collin dibelakang, Collin menganggukkan kepalanya sambil melepaskan kedua sarung tangannya dan topi berpergiannya.

"Seharusnya kau mengatakannya lebih cepat," Gumam Collin sambil memberikan topi dan sarung tangannya kepada Remus "Aku harus mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah membawaku kembali lebih cepat dari rencana semula"

Remus menganggukkan kepalanya sambil membantu Collin melepaskan Jas berpergiannya "Baik Sir, Akan saya sampaikan kepada Edward"

Collin mengalihkan pandangannya menatap kearah Remus dengan cepat "Tidak Remus, Aku akan mengatakannya sendi.." Gumannya terpotong karena mendengar sebuah teriakan dari arah belakangnya.

"Uncle Collin!!!" Teriak Amanda kencang sambil berlari dan memeluk Collin dengan kencang hingga membuat Collin hampir terjatuh sedangkan Feronica sedikit kesulitan mengikuti langkah Amanda dari belakang namun ia tetap berhasil mengejar Amanda yang sudah memeluk Collin dengan erat.

"I'm back my ladies," Gumam Collin sambil menggendong Amanda dan Feronica bersamaan. Amanda menganggukkan kepalanya sambil tersenyum senang kearah Collin

"Mereka berkata paman akan kembali hari ini" Jelas Amanda sambil merangkulkan tangan kecilnya dileher Collin dengan lembut.

Collin menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Amanda sedangkan pandangannya menatap kearah Feronica yang terdiam dipelukkannya.

"Sepertinya kalian sedang makan dan kau belum menghabiskan makananmu, sayang?" Tanya Collin ketika ia melihat mulut Feronica yang penuh dengan rempahan roti, tanpa mempedulikan pakaiannya kotor terkena rempahan makanan dari mulut Feronica.

Feronica menundukkan kepalanya dengan malu mendengar perkataan Collin sambil menggelengkan kepala kecilnya dengan perlahan.

"Well, bagaimana kalau kita kembali ke ruang makan dan menghabiskan makananmu" Jelas Collin sambil melangkahkan kakinya menuju kearah Ruang makan namun langkahnya terhenti

"Remus.. biar aku saja yang mengucapkannya sendiri ke Erward" Gumam Collin sambil menatap Remus yang sudah membungkukkan kepalanya memberi hormat kepadanya.

"Yes, My Lord" jawab Remus sambil tersenyum kepada Collin yang sudah melangkahkan kakinya menuju keruang makan keluarga.

Collin memperhatikan makanan yang sudah tersedia diatas meja ketika ia sampai di ruang makan, ia menurunkan Amanda dan Feronica dari gendongannya dan melihat mereka berlari menuju tempat duduk mereka kembali.

Collin menarik sebuah kursi yang berada ditengah-tengah mereka, memperhatikan Feronica yang mulai sibuk memakan makanannya kembali "Bagaimana kalian datang kesini?" Tanya Collin menatap Amanda yang sedang meneguk susu berwarna pink disebelahnya yang menurut Collin susu itu sudah dicampur dengan Bloody.

"Dengan kereta kuda" Jawabnya cepat kemudian kembali menegak susunya hingga habis, Collin tersenyum mendengar jawaban Amanda, ia tahu dirinya salah memilih kalimat kepada Amanda

"Kalian datang kemari sendiri?" Tanyanya kembali namun kali ini Feronica-lah yang menjawabnya.

"Tidak, Dad mengantarkannya kemudian ia pergi lagi" Jelasnya pelan sambil menatap gelasnya yang sudah kosong, Collin mengambil poci yang ada didekatnya dan menuangkan susu kedalam gelas Feronica.

Amanda terlihat sibuk mencari sesuatu diatas meja makannya

"Ini, Dad menyuruhku untuk memberikannya kepada paman" Jelas Amanda sambil memberikan sebuah surat yang sedikit kotor karena terkena selai dan sedikit tumpahan susu dari Amanda.

Collin mengambilnya dan membuka surat itu dengan cepat. "Aku tidak membukanya" Jelas Amanda berdiri di kursinya sambil mengalihkan pandangannya menatap surat yang yang ada ditangannya.

"Tentu saja kau tidak membukanya, Amanda" Jelas Collin sambil mengelus kepala keponakannya dengan lembut, Amanda menganggukkan kepalanya dengan kuat "Daddy berpesan untuk memberikannya kepada paman dan jangan membukanya, Aku bahkan tidak tahu apa isinya" Collin kembali tersenyum kepadanya dari balik topengnya

"Apakah itu rahasia?" tanyanya kembali dengan nada polos sambil menatap surat yang masih terbuka ditangan Collin.

"Tentu saja pesan ini sangat rahasia, dan terima kasih kau sudah memberikannya kepadaku" Jelas Collin sambil menahan tawa menatap Amanda yang terlihat berusaha membaca kata-kata yang ada didalam surat dengan kening berkerut sedangkan Feronica masih sibuk dengan makanannya.

***

Merlin merasa laju kereta kuda mereka perlahan-lahan mulai berjalan pelan, "Apa kita sudah dekat?" Tanya Merlin sambil mengerutkan keningnya terlihat cemas sambil menatap Arthur yang sudah menganggukkan kepalanya dengan wajah lega.

"sudah hampir dekat" Jelas Arthur sambil mengangkat tangannya menujuk sesuatu yang terlihat samar-samar dari dalam kegelapan namun tiba-tiba cahaya bulan mulai menyerangi jalan dan memperlihatkan tempat yang Arthur tunjuk.

"Kau bisa melihat kastil itu?" Tanya Arthur sambil menurunkan tangannya kembali, Merlin menghela nafasnya dengan lega, ia mengenal kastil yang Arthur tunjuk seperti yang Arthur katakan mereka sebentar lagi akan sampai di desa.

Merlin memperhatikan jalan dengan lega walaupun jalan yang mereka lalui masih memperlihatkan perpohonan.

Merlin mengalihkan pandanganya kearah langit yang memperlihatkan bulan purnama yang terlihat indah kemudian ia kembali menegapkan tubuhnya ketika ia melihat sebuah bayangan kecil hitam melayang dari langit dan turun mendekati mereka.

Seekor burung hantu turun dan menghinggap di pundak Arthur, Burung hantu itu berwarna coklat dengan matanya yang kuning dan tajam menatap kearah Merlin membuatnya sedikit merinding melihat kehadirannya.

"Owler, kau datang kemari?" Gumam Arthur sambil mengelus burung hantu coklat yang ada dipundaknnya, namun tiba-tiba Arthur terdiam melihat sebuah kertas yang tergulung di kaki burung hantu itu.

"Kau mengenal burung hantu itu?" Tanya Merlin bingung karena ia baru pertama kali melihat Owler, Arthur hanya menganggukkan kepalanya sambil mengambil surat yang ada dikaki Owler.

"Ia burung pembawa pesan tercepat milik, Mom" Gumannya tanpa menatap Merlin, Arthur terlihat sibuk membuka kertas yang ia terima sedangkan Merlin menatap Burung hantu itu sambil mengangkat tangannya dengan hati-hati untuk menyentuh bulu Owler.

"Merlin, kita harus kembali!" Teriak Arthur dengan cepat menghentikan laju kereta kuda dan memutar kembali kereta kuda ke jalan yang sudah mereka lewati tadi membuat Owler terkejut dan terbang meninggalkan mereka.

"Apa yang kau lakukan Arthur, Kita sebentar lagi akan sampai ke rumah!" Teriak Merlin kencang karena Arthur mulai menjalankan kereta kudanya dengan kencang menuju kearah hutan, Merlin merasa dirinya akan tersesat lebih jauh jika Arthur tidak menghentikan laju kereta kudanya.

"Maaf Merlin, kita tidak bisa kembali kesana sekarang" Gumam Arthur dengan wajah muram sambil memberikan secarik kertas yang ia terima dari Owler kepada Merlin, Merlin menyambar kertas itu dan membukanya

PS: Jangan kembali, bersembunyilah sampai kalian merasa aman untuk kembali, jika memungkinkan pergilah meminta pertolongan, kami akan mencari kalian.

                                    - Amanda Harlend -

Merlin mengerutkan keningnya sambil membaca surat itu berulang kali namun ia tetap tidak mengerti dengan pesan yang ibunya berikan, awalnya Merlin merasa surat itu hanyalah surat bohongan tapi ia yakin bahwa itu surat dari ibunya karena ia mengenal dengan jelas garis tulisan miliki ibunya.

#Please give Vote n Comment about this story.. thanks.. ^-^

Behind Of The MaskDove le storie prendono vita. Scoprilo ora