PART 39

1.8K 135 30
                                    

"Kenapa loe ??" tanya Bona setelah semua terasa lebih baik dari sebelumnya.

Meja-meja yang semula rapih, kini berantakan karna ulahku yang terbawa emosi.

Entah apa yang terjadi padaku sebenarnya. Emosi itu seakan membuatku menjadi sosok yang berbeda. Sosok menakutkan yang mungkin saja dapat melukai orang-orang disekelilingku.

"Sorry Bon. Gue emosi !!"

"Gue tau loe emosi, tapi apa yang bikin loe emosi ??"

Aku hanya menggeleng. Enggan menjelaskan apa yang telah terjadi padaku.

Dada ini masih terlalu sakit saat kembali mengingat tubuh yang kurindukan pergi menjauh dari pandanganku.

"Gara-gara Riana ??" tanya Bona tepat sasaran

"Tadi dia disini sama gue. Terus ada temen loe dateng dan nyamperin Riana. Gue ga tau apa yang mereka obrolin. Tapi setelah mereka ngobrol, Riana langsung pamit, mau ketemu loe katanya."

"Ohhh." kataku datar dan kembali menenggak beer yang Bona berikan padaku.

"Kalo loe abis ketemu Riana, kenapa loe bisa seemosi ini sihhh ?? Gila, idung gue patah kayanya nihh." katanya sambil terus mengompres batang hidungnya dengan es batu.

"Ga tau Bon, gue bingung."

"Ok-ok. Gue ga bakal maksa loe buat cerita kok." katanya dan ikut meminum beer yang sudah kuminum setengah.

Pikiran ini kembali terbang entah kemana. Mereka seakan sedang melayang-layang tak tau arah tujuan.

Riana yang kurindukan, kini sedang marah besar padaku karna ulah gila Monic. Bagaimana caranya diriku memperbaiki hubungan ini jika Riana saja sudah tak lagi mau membalas dan mengangkat telpon dariku !!

Andai saja ia tau kejadian sebenarnya, mungkin ia akan memaki-maki Monic dan bukan diriku. Tapi kenyataannya, Riana hanya mengetahui semua itu menurut sudut pandangnya yang ternyata salah.

Aku kembali menenggak botol beer lain yang masih penuh. Menghabiskannya dalan sekali teguk dan kemudian mengambil botol lain untuk kuhabiskan.

Semua masalah ini membuatku gila !! Masalah yang sudah memakan habis pikiran jernihku hingga membuat Bona yang harus menanggung akibatnya.

"Andai gue ga ngiyain omongan loe tentang si Nino waktu itu. Mungkin sekarang, hubungan gue sama Riana masih baik-baik aja !!

Andai gue sedikit egois sama perasaan gue, mungkin Riana ga akan ngejauh dari gue setelah ketenu Nino !!

Andai gue ga dengerin omongan loe Bon, mungkin sekarang gue masih bisa meluk Riana.

Tapi gue cuma bisa berandai-andai Bon. Karna kenyataannya, Riana udah ngejauh dari gue dan ditambah lagi hubungan gue bakal hancur lebur kaya cafe loe sekarang hahahahaaaa."

"Loe mabok Rei !!"

"Hahahhaaa, engga-engga. Gue ga mabok. Gue masih sadar. Mana ada orang mabok bisa ngerasain rasa sakit karna jatuh cinta hahahaaaa."

"Ayo balik, biar gue anter."

"Engga-engga. Gue masih pengen minum. Gue masih pengen disini. Cuma disini tempat yang ga ngingetin gue sama Riana."

"Ayo balik."

"Ahhh goblok. Malah ditempat ini ya awal mula gue harus kehilangan Riana. Gue emang goblok !!"

"Udah Rei, loe ngapain ngejedotin pala loe ke meja. Ayo balik !!"

"Ngapain loe peduli sama gue ?? Bukannya loe sepupunya Riana ?? Pergi aja loe sono yang jauh sama kaya sepupu loe yang pergi ninggalin gue."

Forbidden Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें