Bagian 3 dari 5

30 6 1
                                    

"Ne, Kyocchan. Waktuku sudah tidak banyak, aku ingin mengabulkan satu permintaan...." Yuki menatap Kyoko yang berbaring di tempat tidurnya, sementara Kyoko balik menatap Yuki yang melayang ke sana-kemari di langit-langit kamarnya.

"Hm? Permintaanku ya..... Aku sebenarnya tidak memiliki permintaan apa pun. Ah tapi mungkin ada satu!" Kyoko bangun, matanya bergerak mengikuti pergerakan Yuki yang turun dan menghadap ke arahnya.

"Apa itu?"

"Ano ne," Kyoko menundukkan kepalanya, rona merah muncul samar di pipinya. "sebenarnya aku sudah lama, menyukai seseorang. Dia ... kakak kelasku."

"Aku ... ingin menyampaikan perasaanku, padanya. Tapi aku tidak tahu bagaimana, caranya. Bantu aku ne, Yuki?"

"He-hee? Me-menyatakan cinta?" Yuki berkedip, menatap Kyoko dengan raut yang sulit di deskripsikan.

"Iya, kenapa?" Kyoko ikut berkedip, heran juga kenapa Yuki memasang raut seperti itu?

"A-ah, ti-tidak apa-apa. Lanjutkan, saja." Yuki menunduk menatap lantai keramik di bawahnya.

"Namanya Yuuto. Dia Senpaiku. Dia orangnya baik, sangat baik. Aku memendamnya sejak lama, dan aku ingin mengungkapkannya. Tetapi aku tidak tahu bagaimana caranya? Bantu aku, Yuki."

Yuki menggaruk pelan pipi kanannya menggunakan jari telunjuk, sedikit bingung dengan apa yang akan dilakukannya. "Yah ... aku tidak tahu apa yang bisa dilakukan, sih. Tapi aku tetap akan membantumu."

"Wah, terima kasih, ne!" Ucap Kyoko tersenyum senang.

"Un!"

*****

"Itu, Yuki. Yuuto-senpai yang itu," ucap Kyoko menunjuk pemuda yang duduk di pinggir air mancur, membaca sebuah buku.

"Hee, yang itu ya. Lumayan, pantas saja Kyocchan menyukainya." Yuki menyembulkan kepalanya, ikut menatap seseorang yang ditunjuk oleh Kyoko.

Agak aneh, sebenarnya. Mereka bersembunyi di balik semak-semak, bagaikan seorang maling yang sedang mengumpat dari kejaran warga.

"Mungkin, kau harus mendekatinya dulu, Kyocchan. Lalu baru menyatakan perasaan jika sudah saling kenal lebih jauh," saran Yuki, ia membersihkan daun-daun yang menempel di rambutnya.

"Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong ...," Yuki menoleh ke arah Kyoko, menatapnya dengan pandangan; apa?

"Aku selalu penasaran, kenapa kau selalu memakai syal dan pakaian bermotif bintang-bintang seperti itu? Kau suka dengan bintang, ya?"

"Lebih tepatnya aku suka Milky way, Kyocchan. Mereka menakjubkan. Berkumpul, membuat sesuatu yang sangat indah. Dulu, aku suka melihatnya bersama seseorang." Sedikit menyipit, Yuki menatap ke arah langit biru cerah. Mengingat-ingat kenangan masa lalunya.

"Oh ya? Siapa seseorang itu, Yuki?" Tertarik, Kyoko menghadap Yuki. "Seseorang itu sangat berpengaruh bagimu, ya?"

Yuki terkekeh pelan, melemparkan senyum simpul ke arah Kyoko. "Benar. Dia irang yang sangat aku sayang, yang sangaat aku cintai. Dia berharga untukku, Kyocchan. Dia ... ada di sini."

"Wah. Sekarang di mana dia, ne?" Kyoko celangak-celinguk, mencari keberadaaj seseorang yang dimaksud Yuki.

Sejujurnya, suka tidak suka, Kyoko mulai penasaran tentang latar belakang pemuda itu. Pemuda yang tiba-tiba hadir di kamarnya setelah ia melantunkan nada yang berada di kertas yang entah datang darimana.

Kyoko ... mulai tertarik.

"Kau akan tahu pada waktunya, Kyocchan. Sekarang, ayo hampiri Yuuto dan berbincanglah dengannya!" Yuki mendorong Kyoko, membuatnya keluar dari semak-semak.

Kyoko sendiri, dengan panik langsung bertingkah layaknya tidak terjadi apa pun. Meski pun di dalam hati ia menyumpah serapah Yuki.

Perlahan dengan ragu, Kyoko berjalan menghampiri Yuuto. Diam-diam menengguk salivanya gugup. Ia memang sering memperhatikan Yuuto, tetapi tidak untuk berbicara padanya.

"A-ano, Yuuto-senpai...." sebulir keringat sebesar biji jagung menetes, Kyoko sangat gugup jika disuruh berbicara dengan Yuuto!

"Ah, Kyoko? Ada apa?" Yuuto mendongak, menatap Kyoko yang berada di depannya. Berhubung karena Yuuto duduk dan Kyoko berdiri.

"Eh? Senpai, tahu namaku?" Kyoko menunjuk dirinya sendiri, sedikit terkejut karena si Senpainya itu mengetahui namanya.

Yuuto terkekeh, menaikkan sedikit kacamatanya. "Tentu saja. Kita sering berbincang beberapa kali dulu."

Kapan?

Kyoko ... tidak ingat pernah berbicara dengan Yuuto....

"Aku heran kenapa waktu itu kau tidak mengunjungi pemakaman adikku, kupikir kau lupa atau apa," lanjut Yuuto.

Kyoko berkedip dua kali, bingung dengan apa yang Yuuto bicarakan? Kyoko bahkan tidak tahu Yuuto punya adik. Tetapi kenapa seakan-akan Kyoko pernah dekat dengan adik Yuuto?

Ini mulai sedikit aneh. Mungkin Kyoko berpikir seperti itu.

"A-ah? Aku tidak tahu jika Senpai punya, adik." Kyoko duduk di samping Yuuto, berusaha mencari topik lain yang dimengerti olehnya.

Beberapa saat kemudian, Nanami datang, berlari ke arah Kyoko dan Yuuto.

"Kyocchan! Aku mencarimu ke mana-mana! Eh, are? Yuuto-senpai?" Nanami mengalihkan pandangannya ke arah Yuuto. Sedikit heran kenapa Kyoko bersama Yuuto?

"Ah, Nanami. Aku dan Kyoko sedang berbicara masalah adikku, tolong jangan salah paham." Yuuto menutup buku yang sedari tadi dibacanya, menatap Nanami dan Kyoko secara bergantian.

Sementara Nanami yang menangkap raut bingung Kyoko mulai dapat membaca situasi. Nanami menaik turunkan tangannya, "kemarikan telingamu, Senpai."

Yuuto yang tidak mengerti apa-apa pun hanya menurut, mendengarkan dengan baik apa yang Nanami bisikkan kepadanya.

Sesaat kemudian, Yuuto memasang wajah terkejutnya, lalu menatap Kyoko dan Nanami bergantian. "Eh? Benarkah?"

"Iya. Kumohon rahasiakan ini, Senpai."

Kyoko yang terkacangi hanya bisa terdiam, menebak-nebak apa yang Nanami bisikkan sampai membuat Yuuto terkejut begitu?

~✳~

Senpai : kakak kelas
-senpai : Sulfiks yang biasa dipakai orang jepang untuk menunjukkan bahwa seseorang itu kakak kelasnya (tinggi tingkatan).

Milky Way BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang