" who are you?" Tanyanya ke lauren. Hei.. yang seharusnya bertanya itu lauren. Lauren luna di pack ini. Kenapa ia yang bertanya?

Dengan angkuhnya, dia menatap lauren dengan pandanga yang busa di bilang merenehkan.
"Aku luna di sini? Kau siapa?" Balas lauren, lauren menggenggam bukunya dengan erat, Megan yang sejam tadi menatap gadis itu,erasa jengkel dan ungin menerkamnya saat ini juga.

"Aku? Kau luna di sini. Dan kau tak tau aku? Haruskah aku memperkenalkan diriku Luna " balasnya. "Aku, ulan. Lebih tepatnya, bulan." Lanjutnya dengan nada mengejek.

Hingga, alex datang ke kamar mereka. "Sayang, apa kau di ru...." ucapan Alex terhenti saat melihat sosok bulan yang menjadi sahabat kecilnya yang dulu hilang dan kini kembali.

Alex mengahmpiri dua wanita itu. "Bubu?" kata alex, lauren memperhatikan ekspresi alex, seperti senang dan semua kerinduannya kini terbalaskan.

"Xaxa!" Ucap gadis itu, tanpa mereka sadari, mereka saling berpelukan. Hati Lauren memanas melihat kelakuan dua orang di depannya.

Ini tak bisa di biarkan ucap Megan yang sudah naik darah melihat perlakuan gadis itu yang kurang sopan terhadapnya.

Megan, kau bisa sabar sebentar. Kita akan tanyakan kepada alex nanti balas Lauren.

"Ekhmm" lauren membuka suaranya, hingga pelukan mereka terlepas.

"Maaf honey ini sahabat kecilku. Namanya bulan." Ucap alex tanpa rasa bersalah.

"Xaxa, apa ini lunamu? Oh... Betapa cantiknya dia" ucap Bulan dengan raut wajah memuji(?) Itu hanya wajah yang di buat buat. Sandiwara yang dibuatnya.

"Terimakasih bulan." Ucap Lauren dengan ekspresi datar. Ekspresi yang di mana selalu di lakukannya sebelum bertemu dengan Alex.

"Sayang, aku ingin kau berteman denganya. Apa kau mau?" Tanya Alex, lauren hanya menjawab dengan senyum terpaksa.

"Xaxa, sebaiknya kaubisyirahat. Kau kan baru pulang kerja. Aku akan pergi kekamar lamaku" ucap bulan dengan tanpang seperti ingin merayu.

Jujur, wajah bulan lebih canti dari dirinya, tubuhnya yang langsindan tinggi bak model. Siapa yang tertarik padanya. Sedangkan Lauren? Tingginya paspasan dan memiliki paras yang biasa saja.

Apa karna Lauren adalah mate Alex? Karna itu Alex mencinyai dirinya.

"Ya, kau bisa kekamarmu bubu. Aku akan beristirahat" ucap Alex, membuyarkan lamunannya.

"Selamat beristirahat Xaxa. Selamat beristirahat luna" ucap Bulan dengan senyum miringnya saat menatap Lauren. Bagai mengisyaratkan. Tak lama lagi, kebahagiaan mu akan berakhir . Hanya lauren yang menyadarinya, atau memabg bulan yang tersenyum miring kepadanya.

"Sayang? Kau kenapa?" Lanunan Auren kembali buyar. "Tak apa." Balas lauren.

Alex merangkul bahu Lauren dan mengajaknya untuk beristirahat.

Ada perasaan yang tak enak menghampiri Lauren. Perasaan seperti akan ada yang bakal merebut alex darinya dan akan terjadi sebuah pertarungan.

Alex selesai melqjukan aktifitas mandinya, san langsung menghampiri lauren yang sedang duduk di bibir ranjang.

"Hei, sejak aku pulang tadi. Kau banyak melamun amour. Kau kenapa?" Tanya Alex  "tak apa, aku hanya sedikit merasa tak enak badan" balas Lauren terus terang. Memang benar, sejak tadinia merasa kurang enak badan.

"Apa perlu kita kerumah sakit?" Tanya Alex. "Tak usah mungkin aku hanya sedikit memerlukan istirahat"

Kemudian, mereka berbaring dan mulai memasuki alam mimpi mereka masing masing.

Tanpa mereka sadari, ada sebuah ancaman yangvakan menghampiri mereka.

"Kau tenang saja luna. Kebahagiaanmu akan berakhir sebentar lagi. Kau tak tau berhadapan dengan siapa" ucap sosok yang akan menjadi tokoh antagonis dalam perjalanan ini.

Sorry guys, kangen ya lanjutan ceritanya.

Selamat malam minggu bagi jomblo yang ada
author lagi jomblo, makanya bilang gitu. #lauren

Abaikan.

Jangan lupa vote and coment












My Alpha White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang