10 [through the night]

2.1K 367 15
                                    


"Enak juga, malem-malem main ke pantai" ujar Siyeon.

Sekarang, dia lagi ada di pantai bareng Jeno. Entah kenapa, di-jam yang selarut ini, dirinya masih terbangun. Otaknya masih berkeliaran entah kemana.

Sedangkan Jeno?

Dia memang selalu tidur setelah jam menunjukkan pukul 02.00, sedangkan sekarang jam masih menunjukkan pukul 00.30.

Setelah dia tahu bahwa Siyeon tidak bisa tidur, dia-pun langsung mengajak Siyeon main ke pantai terdekat disekitar resort.

Cari suasana beda katanya.

"Enak kali yaa kalo bisa kesini bareng pacar. Sayang gue gapunya" pinta Siyeon tiba-tiba.

Jeno cuma ngangguk nge-iyain omongan Siyeon sambil terus menatap Siyeon yang lagi duduk sambil memainkan pasir pantai disebelahnya.

Mulutnya terlalu sibuk menyembunyikan kata "Kamu cantik" sehingga ia memutuskan untuk diam saja.

"Lo ngantuk? Kok diem aja. Pulang sana" pinta Siyeon.

Jeno lagi-lagi tidak berkata apapun. Hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Siyeon.

Siyeon yang kesal karena Jeno tidak menjawab pertanyaannya dengan benar pun tiba-tiba menoleh dan memperhatikan wajah Jeno yang juga lagi memperhatikannya.

"Napa si no?" tanya Siyeon lagi.

"Kamu cantik" ujar Jeno tiba-tiba. Ia tak sengaja meluncurkan kalimat yang daritadi ia sembunyikan baik-baik di setiap kebisuannya.

"Ehh, hngg. Apaan si??" ujar Siyeon sambil memukul dada Jeno dan langsung menyembunyikan wajahnya lagi.

"Gue gak bohong, lo cantik yeon" pinta Jeno lagi.

"Udahlah gausa ngaco" ujar Siyeon lagi.

Jeno hanya bisa tersenyum simpul mendengar Siyeon yang salah tingkah karena pujiannya itu.

"Sini dong, duduknya jan jauh-jauh. Gue kedinginan" pinta Jeno.

Siyeon pun mendekat ke arah Jeno. Dia langsung menyandarkan kepalanya di pundak Jeno sambil memandang ke langit.

Jeno pun merangkul pundak Siyeon yang sedang bersandar padanya.

Dia merasa nyaman memeluk Siyeon seperti ini. Begitu juga Siyeon. Ada perasaan aman yang menjalar di tubuhnya saat berdua dengan seorang Jeno Dewangga.

"Hmm, jen. Gue boleh curhat gak?" tanya Siyeon.

"Boleh, curhat apa?"

"Gue capek jadi secret admirer nya Kak Vernon. Ternyata gak enak harus ngumpet mulu setiap ketemu dia" jelas Siyeon.

"Yang bilang jadi secret admirer enak tuh sapa? Btw, lo gatau ya yeon, kalo gue serius suka ama lo? Gue capek dikira bercanda mulu ama lo" jawab Jeno langsung nyeplos.

Siyeon cuma ternganga. Kaget campur bingung dengan yang barusan Jeno ucapkan.

Siyeon tahu tentang perasaan Jeno kepadanya, namun ia tak menyangka Jeno benar-benar merasa seperti itu.

Siyeon dengan susah payah mengejar orang lain, padahal sudah jelas di depannya ada seorang Jeno Dewangga yang selalu menunggu hatinya dengan sabar.

"Hngg, Jen...udah malem. Gue udah ngantuk" pinta Siyeon yang memecah kecanggungan diantara mereka berdua.

"Oh yauda, ayo pulang" ajak Jeno sambil menggandeng tangan Siyeon, menariknya untuk pulang ke resort.

Lagi-lagi, Siyeon merasa nyaman ada di samping Jeno.

.
.
.

Apakah gue se-sayang itu ama Jeno-Siyeon sampe gue buatin part sendiri? Udah gitu bahasanya menjijikan banget, lagi😂

Tbc

Unafraid + 00L {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang