11| Mimpi Buruk Itu....

5K 339 10
                                    

Apa salah dan dosa ku sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan
Jaran goyang jaran goyang

Sayang janganlah kau waton serem
Hubungan kita semula adem
Tapi sekarang kecut bagaikan asem
Semar mesem semar mesem

Berisik. Suaranya membuat semua orang tutup telinga. Siapa lagi jika bukan Karim yang berbuat seperti itu. Senang sekali dia menganggu rekannya yang sedang kepusingan skripsi.

Ya, seperti biasa kami sedang berada di depan perpus. Untungnya sedang tidak ramai pengunjung.

"Heh culun! Awas lo ya kalau lanjutin nyanyi nya lagi! Kotoran cicak dasar!" Teriak Rudi tiba-tiba dengan sangarnya seraya berdiri menunjuk Karim yang sedang konser di depan kelas dengan tidak jelasnya.

Dam du di dam aku padamu
I love you i can't stop loving you
Oh darling jaran goyang menunggu mu

Kini Karim sudah berada di hadapanku dengan membawa setangkai mawar merah. Semua orang mengalihkan pandangannya dari laptop menuju ke arahku. Ada apa dengan Karim?

Sekarang sudah berjongkok di depanku, aku yang masih terduduk dengan tangan masih di atas papan ketik melihatnya aneh. Teman-teman menyoraki, dengan santainya Karim membenarkan kerah kemejanya, dan menyisir rambutnya dengan poni yang anehnya itu. Aku risih, jelas!

"Yayang Ayna...." Panggilnya membuatku enek dan membuat semua orang semakin menyoraki, "...Aku sudah lama menyimpan perasaan ini. Aku gak mau perasaan ini di pendam sendiri. Biarkan kamu mengetahui perasaan ku juga.." Ucapnya sembari memberikan setangkai bunga mawar.

Tak ku ambil, justru aku semakin aneh dan heran.

"Cieee....."

"Tumben si culun berubah gini.."

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Karim memelas, aku tepuk jidat dan tertawa terbahak-bahak, "Walaupun kamu bosan dengan pernyataan cinta dari aku.."

"Hahahahahaha...." Tawaku membludak di ikuti teman-teman di kelas.

Ku lihat wajah Karim bingung. Ungkapan apa itu? Kekanak-kanakan!

"Kenapa ketawa, Ayna? Mau kan kamu jadi pacarku? Untuk terakhir kalinya aku ungkapkan perasaanku. Aku gak perduli kamu punya pacar atau enggak." Pintanya yang membuatku sangat risih.

Aku menggeleng, sudah ku tegaskan dari dulu aku tak mau pacaran. Ngeyel sekali orang yang satu ini. Sebal aku di buatnya. Tapi jika aku mengatakan alasan itu, pasti itu hanya alasan klasik, mungkin.

Dengan berpikir keras, dan dengan entengnya aku menjawab, "Sorry lun. Gue punya pacar. Benar yang di katakan Nila waktu itu."

Yang di depanku tercengang tak percaya, wajahnya berubah menjadi kecewa. Aku sih tak masalah. Alasan apa lagi yang harus ku jawab? Cara aku punya pacar itu jalan terbaik.

"Mana buktinya kalau kamu punya pacar? Bisa saja kan ucapan Nila itu bohong." Masih berjongkok dan menyimpan bunga mawar merah itu ke lantai.

Aku kebingungan hebat, apa yang harus ku tumbalkan? Benar juga, aku tak ada bukti! Sialan, umpatku sangat kesal.

"Si Ayna emang punya pacar, Kostrad oy! Lo jangan macam-macam, lun!" Akhirnya Nila membantuku, ternyata peka juga, dan tahu darimana kalau Mas Faris Kostrad? Wah perlu di pertanyakan.

Aku mengangguk memastikan, dan ku ambil tas lalu mengorek-ngorek isi tas serta ku keluarkan secarik kertas, "Nih buktinya.."

Karim berdiri dan mengambil secarik kertas foto dari tanganku, wajahnya terlihat sangat kecewa, "Gak cakep, gak ganteng. Mending aku kemana-mana Ayna, apaan kulitnya hitam gini, gundul, kurus. Lebih baik kamu sama aku, daripada sama dia, jarang pulang, apaan."

Struggle Of Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now