Dua: Fareis

19 0 0
                                    

Cerah menjadi definisi tunggal untuk menggambarkan hari ini. Aktivitas tetap berjalan seperti biasa. Matahari turut menjadi pembakar semangat mereka. Fareis bersama asisten dan anggota timnya membuat ramai lapangan sekolah pagi ini. Kekalahan sebelumnya dijadikan pelecut semangat agar tidak lagi menjadi bagian dari mereka.

Hari Minggu.
Tiba begitu cepatnya. Setidaknya itu yang dirasakan Fareis. Dia begitu bersemangat jika mengingat bahwa dia akan bertemu dan berjalan berdua saja dengan Raras meski hanya dengan agenda ke toko buku.

"Lagi on-fire tuh coach kita" kata Ihwan ke pada Ardan di sela-sela latihan mereka.

Ardan yang sedang melakukan squat hanya menjawab dengen terkekeh.

"Bang Ihwan gak tau kah siapa pacarnya coach sekarang?" Tanya Ardan.

Ihwan hanya mengedikkan bahu, serius tidak tahu.

"Setauku sih sudah lama putus dengan cewek yang sosialita itu. Sekarang single kelihatannya." Kata Ihwan sembari mencatat resume hasil latihan pagi.

"Sebut saja jomblo, bang" Ardan tertawa. Ihwan terkekeh menanggapinya.

"Ngolok kamu ni!" Kata Ihwan. "Lagian kenapa sih kok kepo aja kamu?"

"Yah, soalnya kan coach kita ngetop gitu bang. Kalo yang kayak coach aja belum taken, apalagi Abang tuh? Hahaha" kata Ardan bercanda. Gerakan squatnya terhenti.

"Enak aja kamu ngomong deh! Aku loh sudah tunangan" seloroh Ihwan, tidak nampak tersinggung.

"Iyaaaa .. tau-tau bang" sahut Ardan

"Eh, tapi rasanya waktu itu dia kayak yang lagi galau gitu, Dan." Lanjut Ihwan.

Ardan spontan tergelak dan terhenti lagi dari gerakan squatnya.

"Masa' bang? Masa coach bisa galau? Coach loh bilang ke kita kalo ga boleh galau-galau" balas Ardan sambil tertawa.

"Ah, manusiawi lah, Dan. Yang dimaksud coach tuh kalo lagi proses sama tanding tu buang jauh-jauh penggalauannya. Aura negatif gitu." Kata Ihwan dengan nada bijak.

"Iya juga sih, bang. Cuma saya jadi penasaran, hebat dong kalo bisa bikin coach galau, ya 'kan bang?" Ardan menimpali dengan penasaran.

"Hee.. Masa' kamu gak tau siapa yang suka bikin coach galau? Ya, Kamu itu lah sama teman-teman di tim yang suka bikin coach galau." Kata Ihwan.

Selanjutnya keduanya tertawa. Hal itu membuat mereka dihampiri Fareis.

"Kalo latihan jangan ngobrol lah!" Tegur Fareis. Wajahnya tegas.

"Siap Coach!" Kata Ardan yang langsung memasang wajah serius lagi. Ihwan langsung menegakkan badan.

"Kamu lari lagi 5 putaran. Bonus!" Seru Fareis, lantang.

"Ya elah Coach. Barusan squat nah, Coach" keluh Ardan, tapi dia tau tidak ada negosiasi dalam peraturan latihan bersama coach Fareis. Tak ayal dia kemudian berlari memutari lapangan.

"Ayo semangat-semangat" Fareis berseru ke seluruh anggota timnya.

Semua anggota tim berseru dengan kompak yang menjadi kebiasaan dalam tim mereka.

Ya, hari ini adalah hari yang harus dijalani dengan senang hati dan semangat. Fareis terus-terusan mengatakan itu di dalam kepalanya.

*****

"Oke, sekian latihan kita hari ini. Saya tau kita baru saja kalah kemarin dari tim UPN. Itu bisa memberi kita gambaran bahwa ternyata tim-tim dari daerah luar sana masih jauh unggul daripada kita. Terutama kalian yang tau betul sejauh mana kemampuan mereka di lapangan kemarin. Itu bahkan hanya jadi perbandingan dari 1 tim, belum lagi dari tim-tim lainnya yang ikut di turnamen."

Pemuja HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang