Sayangnya, Bapak tetap tidak sembuh.

Bapak baru sembuh ketika tangannya yang bergeser itu di urut oleh tukang urut tradisional yang ahli. Dan pengurutan itu tidak berlangsung sekali saja tapi sampai berbulan-bulan.

Saat Bapak sembuh, Bapak tidak memaksakan dirinya untuk kembali bekerja di lighting. Ia memilih pekerjaan lain. Pekerjaan pertama yang dipilih adalah sebagai Tukang Bangunan. Bapak tidak mau jika harus berlarut-larut untuk diam dirumah dan mendengar ocehan Mama yang tidak ada hentinya. Mama tidak suka Bapak menganggur. Bapak mengerti akan hal itu. Tapi mencari pekerjaan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Karena Bapak punya kenalan yang bekerja dalam pembuatan proyek, maka Bapak pun ikut bekerja sebagai Tukang Bangunan.

Pekerjaan Bapak yang terakhir yang sampai saat ini masih ditekuni adalah sebagai tukang ojeg. Biasanya bapak mengangkut anak-anak sekolah.

Dari pekerjaannya itu terhitung dalam sehari Bapak hanya mendapat uang kurang lebih 50.000 bukan salah lagi jika finansial perhari sangat sedikit bapak dapatkan. Padahal Bapak mengojek dari pagi sampai larut malam. Kadang ada yang masih mengutang ojeg pada Bapak. Ekonomi keluarga pun akhirnya semakin sulit. Bapak tidak punya pekerjaan yang menunjang biaya hidup. Karena kondisi Bapak yang seperti itu, mama pun turun tangan untuk mencari nafkah. Mama membuka warung kecil-kecilan dirumah. Dengan modal yang ia tabung setiap harinya. Berkat mama yang membuka warung, saya bisa mendapat uang saku untuk sekolah 5000 perharinya. Untungnya sekolah saya dengan rumah tidak jauh. Bahkan bisa dibilang dekat. Awalnya saya pernah mengeluh pada orangtua. Kenapa uang jajan saya tidak sebanyak teman-teman yang lain? Tapi kemudian saya sadar bahwa kita bersekolah adalah untuk mencari ilmu bukan untuk mendapat uang saku yang besar.

Parahnya lagi, saya pernah merasa malu karena punya Bapak yang pekerjaannya tukang ojeg. Pasalnya saya selalu bertemu dengan Bapak di gerbang sekolah. Kalau saya sedang berjalan dengan teman-teman, Bapak selalu menyapa. Bukannya baik jika orangtua menyapa anaknya? Tapi entah kenapa saat itu saya lebih mau kalau Bapak tidak usah menyapa saya sekalian.

Akhirnya, banyak teman-teman yang tahu kalau tukang ojeg yang selalu mangkal digerbang sekolah adalah Bapak saya. saya tidak bisa menutupi itu. Profesi Bapak, mau sebagai pegawai lighting, tukang bangunan atau ojeg selama yang dikerjakan adalah pekerjaan yang halal semestinya saya bangga bukan malu.

Saya baru sadar kalau pandangan saya terhadap pekerjaan Bapak selama ini salah. justru saya sering ditolong oleh Bapak kalau Bapak sedang ada di depan gerbang sekolah. Saya selalu diantar ke tempat berenang jika ada praktek olahraga. Saya diantarnya ke sekretariat. Saya diantarnya ketempat les, ke fotocopy-an. Dan masih banyak lagi pertolongan yang Bapak berikan dengan profesinya itu.

Rasa malu itu saya tarik. Saya tidak boleh malu. Justru berbangga diri dengan pekerjaan yang Bapak saya jalani jika memang pekerjaan itu halal dan tidak merugikan oranglain.

Tidak mengenali agamanya

Bapak pernah menjadi orang yang amat berdosa ketika ia jauh dari Allah SWT bahkan seolah tidak punya agama. Saat Bapak masih punya pekerjaan yang memadai dan uangnya banyak, Bapak selalu berangkat untuk berjudi. Nama judi dijaman Bapak adalah Togel. Bagi yang menang ia akan mendapat uang dalam jumlah yang besar. Dan kebiasaan buruk itu Bapak lakukan tanpa pertimbangan dosa/tidak. Saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri saat saya masih bocah, saya selalu diajak Bapak ketempat nongkrongnya dengan teman judinya yang lain.

Kata Mama, Bapak waktu bulan puasa pernah tidak berpuasa. Saat oranglain menahan hawanafsu marah, makan, minum Bapak melanggar itu semua. Bapak sering marah, makan dan minum dengan biasa didepan orang-orang yang berpuasa. Bapak sama sekali tidak merasa malu.

Bukan hanya puasa, shalat Bapak pun bolong-bolong. Padahal ketika mama menjadi istrinya mama sudah sangat sering menasehati Bapak. Namun tak pernah di gubris sampai mama sendiri bosan untuk menasehati Bapak.

Cara dia kembali kepadaNya

Allah yang maha baik kemudian menunjukkan tanda-tanda kebesarannya kepada Bapak lewat perantara Kakek kodir. Ia adalah saudara dari Abah. Orang yang ahli agama. Saat Bapak diujung keputusasaan hanya bisa berbaring diatas kasur , insiden jatuh dari ketinggian 15 meter itu, Bapak dijenguk oleh Aki Kodir. Aki kodir tidak sekedar menjenguk tapi ia juga memberikan nasihat-nasihat kepada Bapak. Barangkali kecelakaan yang Bapak alami adalah teguran dari Allah SWT karena ia telah dikaburkan oleh kenikmatan dunia sehingga lupa terhadap akhiratnya. Kedekatannya dengan Aki Kodir membawa perubahan yang baik. Bapak akhirnya rajin shalat 5 waktu. Saat bulan puasa ia berpuasa satu bulan penuh. Dan sampai sekarang, Bapak tidak pernah menginjakkan kakinya lagi ke tempat togel. Bapak jauh dari hal-hal yang mengarah pada kemaksiatan. Jika boleh, saya ingin Aki kodir selalu dekat dengan Bapak. Agar Bapak saya tetap seperti ini. Jauh dari perbuatan setan namun dekat dengan Allah SWT penciptanya.

Sifat baik dan buruk

Bapak adalah orang yang baik. Penolong jika memang ada yang harus ditolong. Penegur anak-anaknya yang lalai. Tegas dan keras dalam mendidik. Namun Bapak pun punya kekurangan. Sifat buruk Bapak adalah selalu marah-marah tanpa mengoreksi masalah yang terjadi. Bapak itu pelupa. Kalau tidak suka dengan oranglain Bapak selalu mengomel. Bapak juga jorok karena selalu kentut sembarangan. Tidak pernah minta maaf ketika kentut sembarangan yang ada Bapak malah tertawa dan mengaggap kentutnya adalah lelucon untuk menghibur orang disekitarnya. Namun yang paling mendominasi adalah sifatnya yang selalu marah-marah. Bapak itu tidak bisa diajak santai kalau lawannya memberikan respon dengan bentakkan yang jauh lebih besar. Bagai memantik api yang asapnya mengepul siap mengundang kobaran yang maha dahsyat. Jadi jika berbicara dengan Bapak dari awal harus santai.

Mendidik anak-anaknya

Cara mendidik Bapak adalah dengan ketegasan. Bapak sangat tegas. Bahkan adik saya yang selalu melawan pada Mama tidak akan berani melawan jika yang menegurnya adalah Bapak. Satu sifat yang saling melengkapi dalam sebuah keluarga. Kalau mama tidak bisa tegas, ada Bapak yang sangat tegas untuk mendidik anak-anaknya.

Rama pernah tidak mau melaksanakan shalat zuhur. Shalatnya hanya magrib saja itupun kalau diomeli dulu oleh mama. Ketika ia tidak mau shalat, Bapak tanpa aba-aba langsung mengambil air kekamar mandi didalam ember. Lalu setelah ia mengambil air, air itupun langsung ia tumpahkan kearah Rama. Tanpa rasa kasihan dan tanpa raut penyesalan. Akibatnya tubuh rama kuyup semua karena disiram air satu ember oleh Bapak. Rama menangis, tidak bisa melawan kehendak Bapak. Semenjak saat itu Rama tidak pernah ketinggalan untuk melaksanakan shalat. Karena ada ketakutan kalau-kalau Bapak akan menyiramnya lagi dengan air.

Hewan peliharaan

Hewan peliharaan Bapak adalah ayam. Selain enak jika disembelih dan dimasak, Ayam bisa menghasilkan uang. Jual saja ayamnya, maka akan menjadi uang. Namun sulitnya mengurus ayam adalah ketika mengeluarkan dan mengambalikannya lagi kedalam kandang. Kadang-kadang tak boleh merasa bosan untuk memberi makan pada ayam. Harus dirawat dengan baik. Dan jika kotorannya kedapatan diteras rumah, mama lah yang selalu membersihkannya. Mengurus ayam bagi Bapak itu bagaikan beternak. Sedangkan bagi mama hanya menambah pekerjaan saja. Karena mama yang selalu menjadi korban untuk membersihkan kotoran ayam

Keinginan Bapak

Bapak ingin anak-anaknya sukses bahkan sampai kuliah dan mendapat gelar sarjana. Hanya saja uang Bapak tidak cukup untuk membiayai anak-anaknya. Yang terpenting bagi Bapak saat ini adalah memenuhi kebutuhan keluarga.

Disamping itu, Bapak juga sangat ingin ketika ia tua nanti ia bisa berpulang dengan tenang. Tanpa meninggalkan amanahnya untuk menjaga istri dan semua anak yang ia sayangi.

Amanah untuk anaknya

Bapak pernah berpesan dalam hidup kita tidak boleh jauh dari ajaran agama. Karena tanpa tuntunan agama hidup kita akan kacau.

Seperti pengalaman yang pernah Bapak rasakan sendiri. Dari pengalaman pahit itu ada pembelajaran berbuah manis yang dapat Bapak ambil. Jangan melupakan Allah SWT dalam kondisi apapun.

Ending

Menjadi Bapak / kepala keluarga bukan amanah yang ringan untuk dipikul. Kepala keluarga akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Maka jadilah Bapak-bapak oksigen yang memberi kehidupan untuk istri dan semua anak tercinta.

-Jalan hidup tidak pernah mulus, teruslah berjalan seterjal apapun rintanganmu. Karena kenikmatan yang kamu peroleh nanti adalah kenikmatan terujung yang tidak akan habis lagi surut nikmatnya.-

Family's StoryWhere stories live. Discover now