"-aku tak layak bahagia Nina---I don't deserve it-"







Kelly menyisip jus orennya. Jarinya bermain-main dengan straw sementara menunggu sahabat waktu kecilnya bersuara. Sememangnya dia sudah memberitahu akan ketidakselesaannya jika bertemu di rumah kerana memikirkan respon Hunter dan kini--Alexander pula memandangkan sewaktu Asher datang melawatnya beberapa hari lalu , lelaki itu seakan tidak menyukainya.


" --kau tak selesa ke--aku ajak keluar?" Asher menyoal sambil anak matanya melirik sinis ke arah gadis itu.

"-tak adalah--" bidas Kelly. Sejujurnya, dia kurang bersedia untuk berada di luar memandangkan dia masih baru dalam kondisinya sekarang.

"-atau--kau still kekok dengan aku?-" Asher melirik riak wajah gadis dihadapannya. Anak matanya tajam menikam setiap tindak tanduk Kelly. Api dendam menyala-nyala dalam matanya bersama dengan genggaman penumbuknya. Rahangnya juga bergerak-gerak ,jelas ketegangan di wajah itu.

Tiba-tiba bunyi deringan telefon kedengaran , membuatkan Asher tersentak dari lamunannya yang tenggelam dalam lahar dendamnya tadi. Kelly yang sedar telefonnya yang berbunyi terus sahaja dijawab panggilan itu.

"Hello--" lembut suaranya menyapa pemanggil yang masih belum diketahuinya itu namun sebaik sahaja suara deep and husky itu menyapa telinganya terus sahaja jantungnya seakan terhenti sesaat.

"-I want you to get up and leave your date -immediately-" dalam suara itu memberi arahan. Berubah terus wajah kelly.

Dalam keadaan dirinya yang masih terpinga-pinga tanpa sedar lengannya dirangkul lantas tubuhnya ditarik untuk bangun dari duduknya sekali gus-wangian maskulin itu sekali lagi menusuk ke rongga hidungnya.

Lengan sasa Alexander merangkul pinggang milik sang gadis dengan aura possession dan anak matanya tajam menikam Asher yang tersenyum senget padanya.

"-your time's out -dude-" senada Alexander bersuara membuatkan senyuman sinis di wajah Asher mati perlahan-lahan. Kedinginan wajah dan ekspresi Alexander jelas membuatkan Asher mengetap bibir sambil tangan dibuka digenggam dalam penumbuknya.

Kelly yang sedar keadaan antara mereka seakan meruncing dan tegang segera menggenggam sedikit kuat pada lengan sasa lelaki itu. Hangat tubuh lelaki itu jelas seakan membaluti dirinya. Dirinya terasa selamat dalam dakapan hangat itu.



Anak mata Alexander jatuh pada gadis dalam rangkulannya. Bibirnya melengkung , tersenyum kecil pada gadis itu. Jelas gadis itu masih kurang helas dengan situasi yang dihadapinya tika itu.

Being the only one Alexander- lelaki itu lantas mendekat di telinga gadis itu sekali gus buat gadis itu tersentak saat lehernya terasa hembusan hangat. Wajahnya mula berbahang.

"-I'll talk to you later--after I finished him-" bisik Alexander halus menerpa telinganya namun tidak jantungnya yang seakan mendapat kejutan baru yang menghantar satu perasaan halus dalam hatinya. Kehangatannya...


"--I think its time for you to leave Us -" senyuman sinis Alexander melebar apabila melihat riak wajah lelaki di hadapannya itu.

Asher sengih sebelum matanya melirik pada kelly.
"Fine--we'll meet again Ky--"

"There is no 'we'll meet again' bastard---" selar Alexander hanya dibalas jelingan maut oleh Asher dan perlanggaran 'kecil' antara bahu mereka.

"And now --you-" tubuh gadis itu dipusing menghadap dirinya. Kedua tangannya diletakkan di atas bahu Kelly lantas kepala ditundukkan bagi menyamakan ketinggian dengan gadis itu.

"-so, now what? Huh? Awak dah dua kali halau kawan saya?-" tanpa sedar gadis itu membebel, sebal dengan sikap lelaki itu.

Bibir Alexander terukis senyuman manis. Biarpun gadis itu tidak dapat melihatnya namun dia tidak kisah. Anak matanya terus melirik wajah itu. Dari lentik keningnya hinggalah ke bibirnya. Semuanya ditelitinya bagi memastiakan sesuatu dalam dirinya. Bagi menilai sama ada wujudkah rasa aneh itu dalam hatinya.

"Ada-"

Kelly diam. Kurang mengerti apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Ada? Ada apa?

"Ada? Ada apa? "

Senyuman Alexander melebar lantas tanganya dibawa ke rambut gadis itu. Beberapa helaian rambut gadis itu disisipkan di belakang telinga itu lantas dia mendekati telinga itu.

"There is something in my heart when---I keep staring at you--and -----it keeps bothering me you know---especially those---" mata Alexander melirik pada bibir kecil gadis itu yang hanya dioles dengan lipbalm.

"----Those strawberry flavour---" senyuman Alexander semakin melebar saat dilihat wajah gadis itu makin berbahang merah.

Please give me a chance to keep this kind of---feelings...
If this is love...
Then let me feel it again ...let this feelings keep my heart warm...

Tbc
Vote
Comment
Saranghanda















Escaped : Hold Me Tight[Book 2]✔Where stories live. Discover now