MEMULAI DARI AWAL MIL

68 1 0
                                    

anap dengan pakaian yang tipis dan celana favoritnya yaitu celana pendek sedang duduk di bawah sinar rembulan di tepi telaga yang menurutnya sangat indah,dulu dia dan emil sering pergi kesini walaupun hanya untuk tiduran tiduran dan sekedar melepas lelah mereka setelah seharian burkutat dengan pelajaran sekolah yang membuat tenaga mereka terkuras.

anap rindu akan hal itu, dia ingin seperti itu lagi,kejer kejaran di tepi telaga ,kalau soal kejar kejaran anap selalu menang,karna ya emang laki laki di beri kekuatan lebih oleh tuhan ,kadang kadang anap mencubit cubit pipi emil yang tembam ,apalagi kalau lagi cemburut ,bisa bikin anap tambah geram dengan muka emil yang kalo cemburut amat teramat menggemaskan itu.

"ahh..kok gua malah mikirin tu anak sih"anap sadar dari lamunannya dan langsung duduk entah apa yang dia pikirkan sekarang ,tetapi otaknya tak bisa berhenti memikirkan tentang emil.

"eh nap kamu disini juga"

emil tersentak tersadar ketika anap juga ada di tempat faforit mereka,tadinya ia tidak bermaksud kesini dan entah dorongan apa yang ada di dalam dirinya ,dia sudah di sampai di telaga yang menyimpan beribu kenangan diantara mereka berdua

"eh ..mill, ngapain lo kesini"bentak anap sedikit terkejut

anap berdiri sambil menatap emil keras ,dia juga terkejut akan kedatangan emil

"maaf?,aku tadi ikut campur urasan kamu sekali lagi maa...."

ucapan emil terpotong karna anap menempelkan jari telunjuknya di bibir emil dan anap langsung memeluk tubuh emil ,emil diam seribu bahasa ,otaknya seakan berhenti bekerja

"iziznkan aku memelukmu mil,saat ini aja,aku kangen mil,"ucap anap sambil memeluk emil,kata kata anap melembut bagaikan kapas ,entah apa yang berkebambuk di daam otak anap, tampa ia sadari dia langsung memeluk emil dengan sangat amat lembut.

seperti seseorang yang menyimpan rasa rindu yang sangat lama ,anap emang merindukan emil,sangat malah ,walaupun mereka sering bertemu di sekolah tapi rasa kerinduan ini amatlah berbeda .

dengan terbata bata bata emil membalas pelukan anap ,masih bingung dengan keadaan yang sedang terjadi,msih dengan mulut yang menganga ,dia tersentak dengan apa yang di katakan anap barusan.

ternyata anap sangat merinduan dirinya,emil tidak tau apa yang harus ia katakan kepada anap ia masih terdiam seribu bahasa seolah olah seperti ada harimau yang mau menikam mangsanya lalu harimau itu pergi dan tidak jadi memakannya , emil mulai memahami keadaan yang terjadi dan ia membalas perkataan anap dengan suara serak,ya emil mulai menangis dan pipinya mulai basah oleh airmatana.

"aaaku juga kangen nap"tangisan emil mulai tersedu sedu ,emil pun makin menguatkan pelukannya kepada anap

anap juga memeluk emil semakin erat,seolah olah emil adalah sesuatu yang sangat berharga yang tidakmau ia lepaskan

entah berepa lama mereka berpelukan ,tampa suara hanya suara tangisan emil yang terdengar di kesunyian malam yang mulai menghembuskan hawa dinginnya ,tapi anap dan emil tidak peduli mereka seakan akan itu adalah malam yang paling hangat.

masih dengan isakan tangis yang tersisa emil melepaskan pelukan dari anap ,begitu juga dengan tetapi mereka tidak saling tapap menatap,sambil melihat telaga yang amat indah mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing,tidak percaya dengan apa yang telah terjadi barusan

"mil.."panggil anap sambil mengalih kan pandangannya ke telaga yang sedang memamerkan keindahannya kepada mereka berdua

"ya"jawab emil singkat tapi lembut ,yang bahkan bisa meluluhkan murid murid cowok di sekolahnya

"aku minta maaf mil..aku sungguh menyesal..amat menyesal malah ...ehh aku bingung mau ngomong apa yang penting aku minta maaf ya" bilang anap dengan salah tingkah

dengan senyum yang hangat amil menatap anap ,masih dengan mata yang sembab

"ya..emil maafin nap, tapi tidak perlu yang perlu di sesalin kok kan semua nya sudah terjaadi ,"

"mil aku mau kita kayak dulu,mau ngak mil kita ulang semuanya dari awal" anap mengatan kata katanya dengan sangat mantap

"mau"balas emil dengansenyuman yang tulus

anap membalas senyuman emil dengan hangat juga

malam itu,dibawah rembulan yang dengan senang hati memberikan sinarnya kepada mereka berdua dan dengan angin malam yang seolah olah mengerti dengan apa yang terjadi tidak menghembuskan angin yang begitu dingin serta pemandangan telaga yang bisa menenangkan hati setiap orang yang melihatnya diiringu suara cicitan burung burung malam yang membuat sesuatu irama.

ah begitu baiknya alam kepada mereka

aku anap,kamu emilWhere stories live. Discover now