7. Support 👊

1K 178 2
                                    

Ketika kamu cuma nyampein apa yang ada di pikiran kamu untuk nenangi dia

Apa itu boleh dibilang support ?
____

"Donghan ?" Panggil kamu waktu liat donghan baru buka pintu rumah.

Kamu senyum, tapi Donghannya malah natap kamu sendu. Matanya merah, bahunya juga bergetar pelan.

Ada yang gak beres.

Kamupun jalan dekatin Donghan. Berjinjit, lalu narik kepala dia ke dalam pelukan kamu. Habis itu kamu usap - usap puncak kepalanya Donghan.

"Kalau mau nangis, nangis aja. Toh kamu punya air mata juga untuk dikeluarin. Bukan di pendam." Ucap kamu masih usap - usap kepalanya.

Donghanpun ngelingkaran dua tangan dia ke tubuh kamu. Balas pelukan kamu. Oh. Dia juga kayaknya udah mulai nangis. Diliat dari kedua bahunya yang naik turun dengan tempo yang gak teratur.

"Lepasin dulu aja semuanya." Ucap kamu lagi dan Donghanpun ngangguk dalam pelukan kamu.

Setelah merasa baikan, Donghanpun lepas pelukannya. Kamu senyum liat dia, trus ngapusin jejak air mata dia yang lengket di pipinya.

"Makan dulu ya ?" Ucap kamu sambil elus pipinya Donghan.

Donghan ngangguk. Habis itu genggam tangan kamu yang ada di pipi dia.Senyum, lalu nyium punggung tangan kamu. "Makasih ya" ucap dia.

Selang satu jam kemudian, Donghan dan kamu udah duduk di depan meja makan dengan makanan yang tentunya udah kamu panasin.

"Selamat makan" dan kalianpun larut dengan makanan masing - masing.

Donghan sibuk ngunyah sama ngambilin satu per satu lauk buat dimakan sama nasi, sementara kamu dari tadi cuma bisa makan dengan arah mata masih natap Donghan. Kamu pengen tau apa yang terjadi sama Donghan hari ini, pengen tanya dia kenapa dan siapa yang buat dia nangis.

Hingga akhirnya lamunan kamu di buyarkan oleh bunyi handphone kamu.

Otomatis kamu check hp kamu di bawah meja. Ada satu pesan masuk dari Kak Hyunbin, kakak tingkatnya Donghan di jurusan.

From : 'Hyunbin Sunbae'
To : 'Sayangnya Donghan'

Tolong tenangin Donghan. Dia gak salah. Semua ini takdirnya Taehyun Hyung, bukan salah Donghan atau siapapun.

Alis kamu mengernyit. Masih belum ngerti apa yang sebenarnya terjadi. Lantas kamu taroh handphone kamu dimeja, habis itu natap Donghan untuk kedua kalinya.

"Han" panggil kamu. Donghanpun berenti sejenak dari acara makannya dia. Lalu noleh ke arah kamu dengan tatapan 'ada apa ?'

Kamu yang entah kenapa merasa gugup pun berusaha nenangin diri dengan cara minum air putih + narik napas dalam.

"Aku boleh nanya ?" Donghan ngangguk.

"Kamu kenapa ?" Akhirnya kamu bisa ngelontarin dua kata itu. Ada rasa lega di hati kamu, tapi rasa khawatir kamu juga gak kalah besarnya.

Donghan nurunin sumpit dia. Habis itu -untuk kedua kalinya- Donghan natap kamu dalam, seolah - olah dia pengen transferin apa isi kepalanya.

"Gak bakalan ada solusi kalau kamunya gak cerita Han. Aku bukan cenayang." Balas kamu masih pertahanin senyum kamu. Kamu juga elus punggung tangan Donghan.

Donghan narik napas dalam, sepertinya masalah dia kali ini lumayan berat. Dilihat dari respondnya yang keliatan down banget.

"Aku, hampir aja bunuh Taehyun Hyung--" Donghan jeda ucapannya.

Dia lagi - lagi narik napas dalam.
"Andai saja aku tau lebih cepat kalau Taehyun Hyung selalu mengkonsumsi pil anti-depressan, mungkin semuanya tidak akan serumit ini. Taehyun hyung selalu tersenyum dan tertawa jika bersama. Tapi nyatanya semua itu hanya bohong belaka. Dia, menderita." Donghan mulai terisak lagi, dan kamu cuma bisa usap punggung tangannya Donghan.

Selalu ada rasa sakit ketika melihat donghan terisak seperti ini.

"Hei" panggil kamu pelan.

"......"

"Jika kamu tau lebih awal, apa yang akan kamu lakukan ?"

"Tentu saja aku akan menyuruhnya berhenti minum obat, dan menyarankan alternatif psikolog. Memangnya apa lagi ?"

Kamu lagi - lagi senyum. "Dengar ya, kita tidak hanya punya satu kesempatan di dunia ini. Ada kesempatan kedua. Dan bersedih karena menyalahkan diri sendiri itu  bukan kesempatan kedua."

Donghan tertegun dengar jawaban kamu.

"Kamu punya yang namanya sahabat untuk jalanin rencana kamu, dan kamu juga punya aku. Kalau nantinya ingin diskusiin rencana kesempatan ketiga.Tuhan gak bakalan ngasih cobaan yang gak bisa diselesai in Umatnya. Ngerti ?"

Donghan ngangguk.

Kamu bangkit dari duduk kamu. "Udah. Sekarang kamunya gimana ?" Tanya kamu lagi.

Donghan mikir sebentar. Lalu bilang "apa aku boleh nginap di rumah Taehyun Hyung ? Kupikir, semuanya akan menginap disana malam ini. Untuk menjaga Taehyun hyung."

Kamu senyum, habis itu ngangguk semangat. "Aku bungkusin makanan boleh ? Kayaknya teman kamu yang lain punya keadaan yang sama dengan kamu. Kebetulan ibu ngirim banyak tadi siang."

Akhirnya Donghan senyum, trus balas anggukan kamu.

"Ya udah, sekarang ganti baju dulu. Kan gak lucu kamunya keluar pakai piyama kayak gitu." Omel kamu dan Donghan ketawa sambil garuk belakang kepala dia.

Dan kamu lanjut jalan ke dapur buat siapin makanan yang bakalan di bawa Donghan.

Tapi,

'CHU~

Kamu malah dapat serangan mendadak dari Donghan.

"Jangan bosan jadi sayangnya aku ya"Ucap Donghan sambil lari ke kamar dia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan bosan jadi sayangnya aku ya"
Ucap Donghan sambil lari ke kamar dia.

Kamu cuma bisa geleng kepala, habis itu lanjutin acara bungkusin makanan buat temannya Donghan.

----
For u, Noh Taehyun 💕
Aku harap kamu tetap kuat selalu ya, uri leader 😁

//5 November 2017//

D O N G H A N, KIM Where stories live. Discover now