"Cinta! Tasya!" ujar Claire dengan nada yang sangat tegas.

Cinta dan Tasya memutar balik tubuh mereka dan melihat Claire yang sudah berkacak pinggang, lalu Claire menghidupkan seluruh lampu ruangan.

Tasya hanya menunduk takut, sedang Cinta, dia sedang tidak mood namun nenek lampir ini mengganggu moodnya lagi, dia hanya membalas dengan mengangkat sebelah alisnya lagi.

"jam berapa ini? Dari mana saja kalian berdua?" tanya Claire tegas.

"kita dar..." belum Tasya menyelesaikan kalimatnya namun sudah dipotong lebih dulu oleh Cinta.

"penting gitu buat lo tau urusan gue?" tanya Cinta sinis.

Claire yang sudah naik darah pun melangkahkan satu kakinya kedepan dan membuat mereka saling berhadapan beradu tatapan tajam.

"jelaslah gue harus tau! Karna gue kakak lo!" ujar Claire.

"KAKAK SEPUPU" ujar Cinta menekankan kata kakak sepupu.

"tolong garis bawahi itu! KAKAK SEPUPU!" ujarnya mengulang lagi.

"lo bisa ga sih ngehargain gue sedikit aja? Setidaknya gue perhatian sama lo! Lo sadar ga sih, kelakuan lo itu udah diluar batas sama gue?" ujar Claire meninggikan suarnya 1 oktav.

Cinta yang mendengar itu ingin sekali tertawa.

"gue? Hargain lo? Setelah lo maluin gue didepan umum? Lo rebut orang tua gue? Bonyok gue lebih milih lo daripada gue! Sekarang lo nyuruh gue untuk ngehargain lo? Mimpi sono lu" ujar Cinta yang emosinya sudah diujung kepala.

Tasya yang melihat itu sedikit menjauh agar dirinya tidak menjadi sasaran.

"mau ngomong apa lagi lo? Ga ada? Kalo ngga gue mau tidur daripada disini gue males denger ocehan lu yang slalu buat gue kesel" ujar Cinta dan berjalan menaiki anak tangga.

Tasya yang melihat Cinta berjalan menaiki anak tangga pun ikut, namun, baru ingin melangkah Claire memanggilnya kali ini dengan suara yang lirih.

"Tasya" ujar Claire lirih sambil menundukkan kepalanya, Tasya hanya menurut sambil mendekat kearah Claire.

"apa gue serendah itu sampe ngambil hak orang lain yang ga lain itu ade sepupu gue?" tanyanya pada Tasya.

"ga kak, kak Cinta lagi emosian waktu pulang dari Starbucks, Tasya juga ga tau apa masalahnya, mood kak Cinta udah ga beres dari sana dan mungkin kakak itu kayak tempat pelampiasannya sekarang" ujar Tasya menenangkan Claire yang mulai terisak.

"udah kak, kakak ga boleh sedih" ujar Tasya lagi.

"gue ngerasa ga guna jadi kakak, seharusnya gue yang ngalah sama ade gue ini bukan malah ade gue yang ngalah sama gue" ujar Claire yang masih terisak.

"udah, kakak mending sekarang tidur aja dulu besok kan kakak ada kuliah biar ga bangun kesiangan" ujar Tasya lembut sambil menggosokkan tangannya pada bahu Claire.

Tasya menggandeng Claire menuju kamarnya, sementara ada sepasang mata yang melihatnya dari sela - sela pintu kamar dengan mata sembab habis menangis.

Yah, Cinta mendengar semua yang dikatakan oleh Claire dan Tasya.

Cinta menutup rapat pintu kamarnya kembali dan bersandar pada pintu sambil menangis tersedu - sedu.

"kenapa sih kak? Lo itu selalu ngomong kayak begitu tapi nyatanya lu selalu nyakitin gue?" ujar Cinta sambil terisak.

"gue tau niat lo baik sama gue, tapi lo harus tau semua yang baik pasti ada buruknya baik bagi lo ataupun bagi gue" ujar Cinta lagi, namun kali ini ia mulai kehabisan nafasnya mulai terengah - engah.

Cinta berjalan perlahan menuju laci kecil disamping kasur Queen sizenya sambil menarik nafas panjang - panjang, ia meraih laci itu dan membukanya lalu mengambil obat pernafasannya dan menyemprotkannya beberapa kali kedalam mulutnya.

Setelah membaik Cinta menjatuhkan tubuhnya dikasur dan mencoba menutup matanya walaupun pernafasannya masih belum stabil total.

Yah, Cinta terkena asma sudah hampir 3 tahun belakangan ini. Hanya dirinya seorang yang tahu tentang penyakitnya ini karena ia sembunyikan termasuk kedua orang tuanya sekalipun.

Ia berfikir, orang tuanya hanyalah mengurusi perkerjaannya saja jadi biarlah dia yang mengurusi urusannya sendiri.

Cinta mempunyai dokter pribadi disalah satu rumah sakit yang terkenal, Cinta hanya mengontrol keadaanya sebulan sekali, penyakitnya sudah mencapai level akut namun ia tidak pernah menunjukkan keterpurukannya pada siapapun.

Hanya senyum yang ditunjukkan, senyum hanyalah cover dari beberapa luka/sakit yang dirasakan~~Fake Smile~~

Cinta mulai memasuki alam bawah sadarnya namun nafsnya masihlah belum teratur, ia masih menggunakan baju yang terakhir ia gunakan dan belum menggantinya obatnya pun masih digenggamnya namun pintu kamarnya sudah ia kunci jadi tidak akan siapapun yang masuk.

...

Bersambung!?!









Bersambung dulu ya gess, aku janji 2 minggu dapet liburan ini aku bakalan sering update kok, ditunggu ya kemungkinan besok aku bakalan update lagi.

Jan sampe cerita aku dihapus dari History ya!!?😂
Ku bakalan dateng kok, Wait me ya!

Like n comments



Salam Astrid:v

TERLAMBATМесто, где живут истории. Откройте их для себя