1; Kastil Maxim Pinus

540 25 1
                                    

Mark pov~

Mengerjapkan mata,itulah yang ku lakukan saat sinar matahari mulai memaksaku untuk bangun dan melakukan aktivitas di pagi hari seperti biasanya.

"Mark,kau sudah bangun?"ucap ibuku yang baru saja masuk ke kamarku.
"Mama sudah siapkan semuanya,sebaiknya kau juga bersiap siap"ucapnya lagi sembari memegang halus wajahku.

Aku suka ini,karena hanya mama yang mampu membuatku senyaman ini.Aku hanya memejamkan mata menghayati sentuhan mama.

Ku buka mataku,terlihat mama sedang tersenyum manis ke arahku.Kemudian ia pergi dari kamarku dan menutup pintu secara perlahan.

Andaikan ibumu tadi adalah matemu,mungkin aku akan sangat senang,ucap Serigala yang ada di dalam tubuhku.Aku hanya memutar bola mataku malas,selalu saja dia mengatakan hal itu.

Segera saja ku melakukan aktivitas pagi seperti biasanya agar ibu tidak menunggu lama.

End Mark Pov

Tap..tap..tap..

Terdengar langkah Mark menuruni tangga.Elizabeth atau ibunya Mark sudah bersiap siap di meja makan bersama suaminya,Johson Bell.

"Hai pa,hai ma?!"Sahut Mark.Orangtuanya hanya tersenyum hangat padanya.

"Kau makin bertambah gagah saja."ucap ayah Mark sambil tersenyum.
"Kalau aku tidak gagah,bukan lelaki namanya,papa."jawab Mark sembari duduk di kursi.
Johson dan istrinya hanya terkekeh.

"Papa penasaran siapa yang akan menjadi matemu.Padahal nanti kau akan mewariskan kasta papa menjadi seorang Alpha."jelas Johson sembari menyeruput kopi luwaknya.

Mark hanya termenung sesaat.
"Aku tidak tahu pa.Moon Goddess belum memberikan mate untukku.Ya itu tergantung keputusannya sebagai yang kuasa."Jawabnya sambil tersenyum tipis.

Johson dan Elizabeth menatap anaknya iba seolah olah arti tatapan mereka adalah mengapa Moon Goddess belum mengambil keputusan tentang siapa yang akan menjadi matenya Mark,padahal Mark sendiri adalah orang yang baik,murah senyum,tampan,berkarisma,gagah,dan pandai dalam segala hal.Umurnya pun masih muda yaitu 18 tahun.

"Sudahlah pa,ma.Aku tidak apa apa,jangan menatapku begitu aku malah jadi merasa bersalah di hadapan kalian."ucap Mark memecah keheningan disertai senyumnya yang agak canggung.

"Iya Mark.Kami hanya khawatir jika nanti kamu tidak punya seorang Luna sebagai pendampingmu yang akan menjadi penerus Alpha."jelas Elizabeth sambil mengelus lembut rambut hitam agak kebiruan milik Mark.

Mark hanya menikmati sentuhan lembut dari mamanya tersebut.
"Mama tidak usah khawatir,pasti nanti secepatnya aku mendapatkan seorang mate.Papa juga tenang saja,jangan pada tegang begitu dong.Nanti anak kesayangan papa dan mama ini jadi sedih."

Elizabeth dan suaminya hanya tersenyum bangga terhadap sifat anaknya yang pengertian.

"Baiklah.Papa mau ke ruang kerja papa,ada yang harus di selesaikan."ucap Johson sembari berdiri dari kursi dan mengecup kening Lunanya.Mark hanya memeluk papanya sekilas dan tersenyum.Johson pun keluar dari ruang makan menuju ruang kerjanya.

-------------------

"May,tolong bantu aku mengangkat ember ini."ucap seseorang yang sepertinya teman dari yang di mintai tolong.
"Baik Dean,"jawabnya sambil membantu mengangkat ember berisi air tersebut.

Mereka berdua meletakkan ember tersebut di dekat pancuran air samping kastil.

"Haah~hari yang melelahkan ya menjadi seorang omega,bukan begitu Maya?"tanyanya kepada seseorang yang bernama Maya tersebut.
"Ya mau di apakan lagi,takdir kita memang seperti ini jadi kita harus menjalaninya saja dengan baik."jawabnya sembari tersenyum.

The possessive AlphaWhere stories live. Discover now