👫 ; extra part +1

Începe de la început
                                    

Mendadak perasaan gue ga enak.
Tapi gue tetap berusaha berfikir positif.

"Jimin." sapa gue saat udah duduk dihadapan mereka.

"Hai Wen. Eumm oh kenalin ini Junghwa." kata Jimin sambil senyum. Tapi senyumnya sedikit aneh sekarang ini.

Perempuan yang namanya Junghwa ini pun ngulurin tangannya kepada gue dan gue balas untuk berjabatan.

"Junghwa."

"Wendy."

Gue berpikir-pikir kenapa Jimin bisa bawa Junghwa kesini.

"Jimin gue—" gue pun gak ngelanjutin omongan gue lagi saat natap mata Jimin yang terlihat menggelap. Kaya ada sesuatu yang mau dia sampein lewat tatapan itu.

"Wen, gue minta maaf banget sama lo." ucap Jimin pada akhirnya.

"Maaf kenapa?"

Ada beberapa jeda dan helaan nafas sebelum Jimin kembali bicara yang bikin gue kaget shock setengah mampus.

"Junghwa hamil, dan anak yang dia kandung adalah anak gue." ucapnya dengan satu tarikan nafas.

Tunggu. Ini apasih?!

Jimin ga lagi becanda kan?

Ulangtahun gue masih jauh banget loh.
Masa dia ngerjain gue nya sekarang.

"Wen gue bener-bener minta maaf." Jimin kembali ngomong sambil megang tangan gue yang sedari tadi ada diatas meja. Mendadak tangan gue kerasa dingin saat bersentuhan sama tangan dia.

Bahkan hati gue ikut jadi dingin saat dia ngelepas tangannya dan ngambil sebuah undangan dengan desain mewah itu lalu dia kasih ke gue.

"Brengsek." ucap gue pelan. Pelan banget. Dan mati-matian gue nahan air mata. Gue ga mau air mata gue jatuh dihadapan mereka berdua.

"Wendy gue juga min—" omongan Junghwa terhenti saat gue potong mendadak.

"Diem. Urusan gue cuma sama Jimin."

"Wendy sebenernya gue cinta sama lo, cuma keadaan yang maksa jadi kaya gini. Gue sendiri gak mau—"

"Selamat atas pernikahan kalian dan selamat kalian bakal jadi orangtua. Semua udah terjadi dan gue gabisa apa-apa. Jimin gue relain lo sama dia karena dia lebih butuh lo untuk anak kalian nanti. Gue permisi."

Setelah berhasil ngomong seperti itu, gue pun langsung berdiri dan pergi. Sumpah demi apapun gue ngerasa sakit hati yang amat sangat.

👫👫

Singkat cerita, gue pun menceritakan semua tentang Jimin dan Junghwa ke sahabat-sahabat gue. Dan detik itu pula mereka sepakat nyuruh gue untuk nerima dijodohin sama Chanyeol, saat itu gue langsung disuruh nelfon nyokap kalo gue mau dijodohin.

Makanya malam ini gue ada dirumah besar keluarga Park.

Yap, malam ini adalah malam pertunangan gue dan Chanyeol.

Gue lagi ngobrol-ngobrol sama orangtua gue dan orangtua Chanyeol sambil nunggu dia turun dari kamarnya. Nyokapnya bilang dia lagi siap-siap.

Fokus gue teralih pas Chanyeol nyamperin kita sama kakaknya. Gue pun mencoba untuk ramah dan nyapa mereka berdua.

Tapi apa yang gue dapet?

Senyum pun nggak ada sama sekali di wajah Chanyeol.

Gue udah yakin pasti dia pengen banget nolak perjodohan ini. Kelihatan dari raut mukanya yang kelihatan muram. Bahkan dia berani ngacangin sapaan Nyokap gue.

s o u l m a t e ☑️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum