Author POV
Buku-buku tua yang tebal dan beberapa gulungan perkamen berserakan dilantai kamar Lucifer.
Sebanyak apapun Ia membaca, dimanapun sumbernya. Ia tidak mampu menemukan titik terang tentang status Diandra.
"Mengapa kau tertarik sekali dengan manusia itu?" Tanya Lilith berminggu-minggu Lucifer mencari tahu tentang manusia itu. Bahkan rela mengendap-endap memasuki surga hanya untuk gadis itu.
"Yang membuatku penasaran adalah, Ia sama sekali tidak lahir ataupun mati, apalagi dibangkitkan. Lalu, jika Diandra adalah werewolf maka dia akan mati saat tergigit oleh David Beaufort kan?" Jelas Lucifer panjang lebar, Ia tahu bahwa sumber makanan David adalah darah Diandra.
Lilith hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Lucifer.
"Dan darah yang dikonsumsi David, membuatnya menjadi lebih kuat dari kepala keluarga lainnya. Aku bisa merasakan auranya ketika memasuki kastilnya. Hanya kepala keluarga Lorzee yang mempunyai aura seperti itu." Lanjutnya, membuat Lilith menoleh saat Lucifer mengatakan salah satu keluarga vampire ciptaannya yang sudah musnah itu.
"Lalu? Maksudmu Ia bukan manusia, tapi mahluk lain yang berubah menjadi werewolf dan memiliki mate seorang vampire?" Tanya Lilith, Iapun juga meragukan pernyataannya itu.
"Kau tahu selama milyaran tahun sejak penciptaan mahluk supranatural. Tidak pernah sekalipun Moon Goddess memberikan vampire sebagai mate werewolf. Ini sangat aneh. Kecuali..." ucapan Lucifer tergantung.
"Kecuali apa?" Tanya Lilith penasaran.
"Kecuali, Diandra bukanlah manusia sejak awal." Jawabnya. Lilith menggeleng kesal karena Lucifer melemparkan argumen yang persis sama seperti yang dikatakan olehnya tadi.
"Bisakah kau membantuku menyerahkan surat ini ke kastil Beaufort. Aku harus bertemu Louise dulu." Ucapnya, sebelum Lilith menjawabnya, Api telah melahap Lucifer.
"Dasar menyebalkan." Keluh Lilith kemudian ikut menghilang.
Diandra sedang berkutat dengan urusan dapur, Ia sangat lapar, saat ia berburu disekitar kastil, Ia hanya menemukan seekor kelinci. Ia tak tega memakannya jadi Ia melepasnya.
Sekarang hanya rebusan air yang digunakan untuk mengganjal perutnya yang bergejolak.
"Seorang werewolf merasa iba dengan buruannya. Sungguh mengharukan." Sebuah suara sukses mengagetkan Diandra. Ia berbalik dan melihat seorang wanita cantik berdiri dibelakangnya.
"Si-siapa kau?" Ia tidak bisa menyembunyikan kekagetannya itu, terlebih aura mencekam mendadak melingkupi ruangan kastil.
"Tidak perlu tahu siapa aku, aku hanya pengantar pesan." Jawabnya sambil memberikan gulungan surat.
"Berikan kepada David Beaufort. Oh iya aku ingin bertanya padamu." Ucapnya lagi.
"Silahkan." Jawab Diandra.
"Selama kau memberikan darahmu untuk David Beafort. Apa kau tidak bereaksi terhadap racun vampire itu?" Tanyanya langsung, membuat Diandra ternganga.
"Jawab saja, tak perlu bertanya dari mana aku mengetahuinya." Lanjutnya.
"Tidak, aku tidak tahu bahwa racun ditaring vampire berbahaya untuk werewolf. Yang kupikirkan adalah bagaimana menjaga mateku tetap hidup. Yaitu dengan darahku." Jawab Diandra dengan yakin.
"Aku mengerti. Baiklah aku pergi dulu. Ingat sampaikan surat itu pada David Beaufort." Ucapnya lalu menghilang.
Diandra menampar dirinya sendiri, mencubit dan bahkan menggigit dirinya.
"Ini bukan mimpi." Ucapnya pada diri sendiri.
"Apanya yang bukan mimpi?." Suara David membuat Diandra kembali terlonjak kaget. Walau sudah menjadi mate dan memiliki mark. Diandra selalu saja gagal merasakan kehadiran David. Terlebih sifatnya yang selalu suka menjahilinya.
"Ada seorang wanita aneh yang menitipkan surat ini untukmu. Dia menghilang begitu saja didepanku." Ucapnya jujur.
"Hmph. Aneh." David bergumam sambil memperhatikan gulungan surat itu dan membukanya.
Diandra yang penasaran ikut melihat isi surat itu.
Hal pertama yang ditangkap pengelihatan Diandra adalah lambang itu, lambang yang dipakai pada bross pria tampan yang mengunjunginya beberapa waktu lalu, lambang pentagram. Namun Diandra tidak dapat mengerti bahasa yang digunakan untuk menulis surat itu.
"Apa isinya David?" Tanya Diandra, saat menyadari raut wajah David berubah.
"I-ibuku masih hidup." Jawabnya, namun matanya menerawang jauh.
"Dan surat ini ditulis langsung oleh Sang Lucifer, memberitahu dimana ibuku sekarang." Lanjutnya menggulung surat itu lagi.
"Jadi kau akan kesana?" Tanya Diandra lagi.
"Kita yang akan kesana, sang Lucifer juga ingin bertemu denganmu." Ucapnya lagi. Seketika membuat Diandra mematung. Sang Lucifer ingin bertemu denganku? Kenapa? Apa aku akan diseret ke neraka?
"Kapan kita akan berangkat?" Bisiknya, masih berusaha mencerna semuanya.
"Disurat ini ditulis saat bulan mati. Berarti masih 1 minggu lagi. Tapi aku berpikir untuk berangkat lebih awal, tempat ini di sekitar kota Portland. Mungkin kita bisa menyesuaikan diri dulu." Jawab David membuat Diandra semakin mematung.
Ia hanya mengingat ini sudah sangat lama, pikirannya gelisah membayangkan apakah orang-orang yang dia sayangi masih mengingatnya. Lindsay, Louise, Grace dan teman-teman di tempat kerja, juga di sekitar apartment mereka.
Sejak itu Ia lebih memilih untuk merenung, dan membiarkan Lucy mengambil alih tubuhnya.
Alhasil, serigala besarlah yang berkeliaran di dalam kastil Beaufort.
Membuat David kebingungan melihat situasi ini.
YOU ARE READING
The Unity
FantasyDiandra Carter, seorang manusia yang telah berubah menjadi werewolf, kebal akan bisa vampire. Membuat sang Lucifer sendiri bertanya-tanya. Memiliki ikatan kuat dengan dua ciptaan kebanggan sang Penguasa kegelapan itu. Membuatnya berpikir, apakah sh...
