Author POV
Sang Lucifer sedang berbaring di ranjang hotel yang Ia tempati, nuansa gelap dan klasik mendominasi dekorasi kamarnya, Lilith sedang berbaring pada dada telanjangnya. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang mereka alami barusan.
Tangan Lucifer mengelus kepala pasangannya dengan sayang, disambut Lilith dengan pelukan yang bertambah erat.
"Lucifer." Lilith mendongak dan melihat wajah Raja Iblis yang telah Ia temani selama bermiliar tahun itu.
"Hmmm?" Lucifer terus mengelus rambutnya.
"Menemanimu selama ini, aku hanya memanggilmu dengan gelarmu saja. Lucifer. Aku bahkan tak tahu namamu." Ucap Lilith sambil menekankan kata Lucifer, tangannya bergerak lembut mengelus dada pasangannya itu.
"Well seperti yang kau tahu, aku mempunyai banyak nama. Raja Neraka, Pangeran kegelapan, Sang Iblis." Lucifer menyebutkan semua panggilan yang ditujukan padanya sambil terkekeh, namun Lilith tahu ada seburat kesedihan disana.
"Putra Sang Fajar, itulah arti Lucifer sebenarnya." Ucap Lilith.
"Semua umat di bumi sudah tahu itu sejak ratusan tahun yang lalu. Aku tidak akan lupa namaku sendiri." Lucifer terkekeh dan menggeleng mendengar pasangannya.
"Sang Pencipta tidak akan memberimu nama Putra Sang Fajar kan. Pasti ada nama yang diberikan padamu. Sebuah nama. Seperti Helene." Lilith lalu berguling turun dari dada Lucifer.
"My name is not important, my queen. Lucifer is enough for me." Lucifer bangkit dari ranjang, menampakan punggung polos dan badan tegapnya dan berjalan kearah meja, lalu menuang Champagne dan meneguknya cepat.
"Aku harus kembali bekerja." Ucapnya berjalan kearah Lilith dan mencium keningnya lembut. Dalam sekejap, setelan jas rapi telah menempel sempurna ditubuhnya. Lalu perlahan eksistensi tubuhnya mulai hilang tertelan api.
Lilith hanya bisa menghela nafas melihat kepergian Lucifer. Ia tahu jika seperti itu, Lucifer menghindar dari hal yang tidak ingin Ia katakan pada siapapun.
Suasana kacau terjadi di pack house Tigerclaw. Alpha Sam sangat murka ketika tahu selama ini Ia terperangkap dalam sihir Julia, sehingga Ia bisa dengan tega mereject mate nya sendiri.
"Hukuman mati adalah hukuman yang setimpal untukmu Julia." Sam menatap dingin pada mantan pasangannya itu. Mereka kini dikelilingi para warrior pack, Beta dan Gamma pack yang menyalak galak.
"Tapi, itu akan sangat cepat. Karena hukuman itu juga terlalu ringan. Jadi aku memutuskan untuk membuangmu dari pack. Pergilah." Ucap Sam seraya berbalik meninggalkan Julia yang menangis di luar pack house. Tak ada yang mengiba padanya, bahkan berusaha menolongnya, karena mereka sudah tahu kejadiannya dan sekarang mereka hanya bisa berharap Moon Goddess melindungi Alpha mereka. Julia merubah dirinya menjadi wolf dan lari menembus hutan, diiringi lolongan kesedihan.
"Diandra where are you?" Sam mengusap wajahnya frustasi. Ia tak memiliki kenangan apapun yang dapat dilihatnya secara nyata, hanya sekelebat ingatan-ingatan yang mulai samar, namun percikan cintanya kembali tumbuh setelah bertahun-tahun terperangkap.
"If you still alive, I will find you." Ucapnya meyakinkan diri.
Diandra POV
Aku melihat David sedang mengamati cincin itu dengan wajah terkesima.
"Ini tidak mungkin." Kata itu terus keluar dari mulutnya berulang-ulang selama beberapa jam terakhir.
"Apanya yang tidak mungkin?" Akupun berulang kali bertanya padanya, namun tak ada respon apapun. Demi werewolf yang bermain bola, dasar aneh.
David akhirnya memasukan cincin itu ke jadi manisnya, lalu mendekati jendela.
"David apa yang kau lakukan?" Ucapku sedikit panik karena David mengarahkan tangannya kebawah matahari. Ajaibnya tangan David tidak terbakar, seperti yang biasa terjadi.
"Wow.." aku menatap takjub.
"Aku sudah tahu bahwa ini cincin pelindung." Ucap David sambil kembali mengusap mata cincinnya.
"Tapi yang membuatku heran adalah, cincin ini milik ibuku. Tidak salah lagi." Lanjutnya sambil mengenggam tangan kirinya, tempat cincin itu bertengger.
"You'll looking for your mother then?" Tanyaku.
"I don't know yet." Ucapnya sambil menggeleng. Ia bergerak pergi meninggalkan ruang kerjanya.
"Say it now, idiot." Lucy berteriak dalam pikiranku.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk membebani pikirannya.
"Bodoh! Ia butuh seseorang untuk menenangkan hatinya, jika Ia tahu bahwa Ia adalah mate kita, maka seluruh pembatas vampire-werewolf diantara kita bisa hilang. Dan Ia akan percaya penuh pada kita."
"Are you sure?" Tanyaku ragu, sangat ragu. Namun tak ada jawaban lagi dari Lucy.
Akhirnya dengan gontai aku berjalan keluar menyusul David.
Kulihat David sedang berdiri menghadap keluar jendela, seperti yang Ia lalukan selama beberapa tahun terakhir.
"David." Ucapku seraya memeluk punggungnya.
"Sweet heart, What's wrong?" Tanyanya memegang tanganku.
"Jika hatimu gundah, jika ada yang mengganggu pikiranmu. Tenanglah, aku ada disini. Tumpahkan segala kegelisahanmu padaku. Karena.." aku menghentikan kata-kataku.
"Karena aku adalah pelindungmu, temanmu, mateku." Ucapku mengakhiri kata-kataku. Aku menutup mata, tak berani melihat ekspresi David sekarang.
Kurasakan tubuh David berbalik, sekarang sudah pasti Ia menghadap kearahku.
"Mate." Ucapnya dengan nada rendah. Lalu memelukku erat.
STAI LEGGENDO
The Unity
FantasyDiandra Carter, seorang manusia yang telah berubah menjadi werewolf, kebal akan bisa vampire. Membuat sang Lucifer sendiri bertanya-tanya. Memiliki ikatan kuat dengan dua ciptaan kebanggan sang Penguasa kegelapan itu. Membuatnya berpikir, apakah sh...
