Chapter Ten - He Hear It?

3.8K 162 0
                                    

.

.

.

Malamnya, laki-laki yang sudah berusia tiga puluh lima tahun berada dikursi kerja dari sejam lalu, dia melihat keluar dari perusahaannya. Lalu sebuah telepon berdering dari meja kerjanya.

"Bagaimana? Sudah mendapat informasi putrinya?" Tanya laki-laki itu langsung.

"Ya, sir. Dia sekarang berada di Apartemen Arnold, dua puluh meter dari tempat dia bekerja." Jawab bawahannya tersebut.

"Bagus, saat dia sudah diluar pastikan rencana berjalan." Sahut seorang laki-laki dewasa dengan menyeringai.

"Baik, sir."

🌸🌸🌸

Saat hendak keluar dari gerbang apartemen sebuah mobil akan menuju ke arahnya, perempuan itu seketika membatu yang berjarak dari tiga meter dari sebuah mobil yang akan menabraknya. Beberapa detik kemudian tubuhnya sudah terkapar setelah sebuah mobil sudah mengenainya.

Setiba diruangan dimana salah satu pegawai dari sahabatnya dirawat, Dicky Aston menelepon sahabatnya yang merupakan pemimpin café tempat dia bekerja.

"Halo..."

"Aku ingin kau ke Rumah Sakit Fredtall, Kevin." Kata Dicky langsung kepada sahabatnya.

"Untuk apa?"

"Pegawaimu, Susan dirawat dirumah sakit." Jawab Dicky sekenanya.

Seketika sambungan terputus setelah Dicky memutusnya, dia tinggal menunggu Kevin untuk tiba dirumah sakit tempat dia berada. Beberapa puluh menit kemudian, sahabatnya pun tiba.

Kevin Arnold sendiri terdiam melihat wanita yang terbaring lemah dikasur rumah sakit, lalu dia melangkah menuju samping wanita itu.

"Kenapa Susan bisa kecelakaan, Dicky?" Tanya Kevin menatap sahabatnya.

"Saksi mengatakan jika sebuah mobil sengaja menabraknya didepan sebuah apartemenmu." Jawab Dicky membuat Kevin kaget.

Dia langsung melebarkan bola mata, "Ditabrak? Siapa yang menabraknya?"

"Saksi tidak tahu siapa yang menabraknya didepan jalan apartemenmu." Jawab Dicky lagi kepada sahabatnya.

Kevin bertanya-tanya dalam hati, siapa yang menabrak wanita masa kecilnya ini. Malam kemarin dia sudah mengingat suara dan ukiran dikalungnya memang dari perempuan yang terbaring dihadapannya.

Dicky merasa aneh dengan sikap sahabatnya, terlihat dia khawatir kepada perempuan yang sedang terbaring lemah.

"Kau ingin duduk?" Tawar Dicky tersenyum kepadanya.

Kevin hanya mengangguk kepadanya, Dicky segera berdiri. Sebelum pamit, Dicky tersenyum kepadanya.

"Kau mau menjaganya? Biarkan aku yang mengurus café mu."

Dia tersenyum tulus kepada sahabatnya, "Ya, aku akan menjaganya. Terima kasih sudah meneleponku."

Dicky menggangguk, lalu menutup pintu ruangan rumah sakit setelah keluar.

"Susan..." Gumam Kevin mengenggam telapak tangan yang tidak diinfus, "Ternyata itu suaramu." Lanjutnya tersenyum tipis ke arah wanita yang masih belum terbangun.

Paginya saat jam sembilan, setelah perempuan yang terbaring itu membuka mata, merasakan sebuah tangan ditangannya sendiri.

"Kevin..."

Dia melihat pimpinan café tersebut tampak tertidur disampingnya dan sedang mengenggam tangannya yang tidak diinfus.

Mendengar suara memanggil namanya membuat Kevin terbangun, "Kau sudah bangun." Kata Kevin, lalu menekan tombol disamping perempuan yang terbaring tersebut.

Susan Browning hanya mengangguk, lalu Kevin melepas genggaman saat Susan Browning sedang diperiksa dengan dokter.

"Bagaimana keadaannya, Dokter?"

Pertanyaan yang keluar dari Kevin Arnold membuat Susan Browning kaget, ternyata laki-laki ini peduli padanya.

"Sekarang dia baik-baik saja, meski mendapat luka dibagian dahi dan kakinya." Jawab Dokter tersebut.

"Dia benar-benar baik-baik saja, Dokter?" Tanya Kevin masih tetap khawatir kepada perempuan yang masih menatapnya kaget.

Dokter tersebut mengangguk, "Ya, benar." Jawab dokter sekenanya, "Jika begitu kami permisi."

Kevin hanya mengangguk kepada dokter, lalu duduk kembali setelah dokter dan perawat tadi sudah keluar.

"Terima kasih, Tuan Arnold sudah menolongku." Ucap Susan tersenyum kepada pimpinannya.

Kevin mengangkat satu alisnya, "Dicky yang menolongmu, bukan aku." Jawab dia menatap lain.

"Tetap saja aku harus berterima kasih kepadamu, Tuan Arnold." Susan tersenyum lagi.

"Panggil saja aku Kevin, seperti kau memanggil namaku setelah aku bangun tadi." Sahut Kevin membalas senyumannya.

Susan langsung melebarkan bola matanya lagi, 'Dia mendengarnya?' Batin dia kaget.

**

Kalau mau sekedar chat boleh di Instagram, dan Wattpad.

Check dibawah

Instagram : @aprilia_mine
Wattpad : @SriTaurus5

Voment?
Sampai jumpa.

Senin, 21 Agustus 2017
At 16.33 PM

MAFIA CEO #1 - BE AS ONE ✅Where stories live. Discover now