Chapter 13 [ Special Chapter ]

6K 508 43
                                    

Zayn’s POV

Aku masuk kedalam kamar Zee karena mendengar teriakannya, “Zee ada apa?!” Aih, jika benar Zee diteror lagi, apa mungkin? Rasanya tidak mungkin si peneror itu mengikuti kami sampai kesini hanya dengan satu tujuan untuk meneror aku dan Zee.

“KECOA, ZAYN!! KECOAA!!” Ucap Zee yang berteriak histeris, dan langsung naik keatas kasur. Jadi penyebab dia histeris seperti ini hanya karena kecoa?

“Kau itu ya, aku kira kau kenapa-napa! Taunya hanya karena sebuah kecoa.”

“Wait-– ini hanya bangkai kecoa, Zee. Nyawanya telah diambil oleh Tuhan.”Omelku padanya. Akupun segera mengambil bangkai kecoa malang itu, dan membuangnya ke tempat sampah.

“Tetap saja itu kecoa, dan kecoa itu menggelikan.” Ucap Zee bergidik ngeri, sementara aku hanya tertawa melihat ekspresinya.

“Aku sepertinya tidak jadi tidur lagi, Zayn.”

“Mengapa?” Tanyaku.

“Moodku untuk tidur sudah hilang, hm. Eh, aku ingin tertawa rasanya ketika mendengar nama samaranmu. Rasanya sangat jauh dari nama aslimu.” Ucap Zee kemudian terkikik, diikuti denganku yang mulai duduk dipinggiran kasur.

“Aku juga bingung mengapa Mr. Hendrick memberi nama ‘Davin’ padaku. Like, seriously? Masih banyak nama lain yang lebih mendekati nama asliku, seperti Zidan, atau apalah.” Ucapku dengan lesu. Zee yang mendengar ocehanku malah tertawa ngakak, dan berjalan mendekatiku.

“Kau tidak tahu bagaimana ekspresi wajahmu tadi. Sangat jelek. HAHAHAHA.” Kemudian tawa gadis ini menggelegar. Sialan, aku yang tampan seperti ini dibilang jelek olehny

Aku yang mulai kesal dengan ejekkannya, segera menarik Zee kedalam pangkuanku kemudian mengelitik seluruh tubuhnya.

“Zayn -- HAHAHAHA Cukup Zayn, -- HAHAHA.” Aku yang melihat tawanya pun tersenyum dibuatnya.

“Haaaaloooo. Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” Ucap Zee sambil melambaikan tangannya dihadapanku dengan ekspresi wajah yang menggoda.

“E-eh, tidak. Bagaimana kalau kita turun kebawah?” Tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Baiklah. Lagipula tadi kudengar Liam memanggil nama kita.” Jawab Zee yang mulai melangkah keluar kamar bersamaku.

Sesampainya dilantai bawah, aku dan Zee langsung disambut oleh yang lainnya. Niall, Trixie, Liam, Harry, dan Ray sedang duduk berjejer di sebuah sofa yang panjang, sambil menatapku dan Zee dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

“What’s up guys?” Tanyaku menatap mereka.

 “Kau tahu kan, dua agen rahasia Inggris yang dua bulan lalu dikirim ke Korea untuk menjalani misi yang sama seperti kita?” Tanya Harry si curly.

Aku mengangguk, “Ya. Kenapa dengan mereka?”

“Mereka ketahuan oleh staff kedutaan besar Korea Selatan, dan kemungkinan besar nasib mereka sama seperti Louis. Diculik dan disimpan diruangan yang tidak diketahui oleh siapapun, selain orang-orang tertentu.” Pernyataan yang kali ini dilontarkan oleh Liam membuatku kaget setengah mati.

“What the hell?! Bagaimana bisa? Darimana kalian tahu?” Tanyaku untuk memastikan.

“Dari Mr. Hendrick, dia mendapat kabar dari mata-mata Inggris yang dikirim ke Korsel juga untuk membantu mencari informasi tentang keadaan disana.” Aku hanya bisa menggelengkan kepala, tidak percaya.

“God, kenapa masalah semakin menumpuk saja?” Ucapku, yang disambut oleh elusan hangat dibagian punggung oleh Zee.

“Maka dari itu, jadwal kita dimajukan.”

The Girl Who Can't Cry [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant