6. Dear My Heart

3.5K 132 3
                                    

Kenapa denganku? Mengapa jantungku seperti terpompa. Jangan pernah jatuh cinta kepada bastard kejam ini Grace. Jangan.

Saat ia menarik tanganku, aku bisa melihat dari ujung sana ada sebuah menara berbentuk segitiga yang panjang. Aku mengecilkan mata ku untuk bisa lihat lebih jelas. Paris? Apakah ini kota paris?
"Kita sedang dimana?" Tanyaku dengan pandangan tak lepas dari menara tersebut. "Pertanyaan bodoh. Jelas-jelas kamu telah melihat menara eiffel" jawab dia sambil terus jalan menggengam erat tanganku.
Tibalah di sebuah restaurant mewah yang terletak tak jauh dari menara tersebut, menara tersebut dapat dilihat dari kaca bening yang ada di sampingku.
Daritadi aku merasa ada seseorang yang terus menatapku, merasa risih, akupun mengarah pandanganku ke arah sana. Seorang pria tampan yang sedang makan bersama temannya sedang melihatku sambil tersenyum.. senyum itu.. seperti senyum yang diberikan oleh William saat melakukan itu.
Cukup lama kita saling bertatapan, sekitar 1menit. William berdiri, tiba-tiba dia menghampiri meja pria yang ku tatap tadi. William menarik kerah bajunya dan bugh! Sebuah tonjokkan melayang tepat di pipi bagian kirinya.
Terdapat luka di sudut bibirnya yang melengkung, "apa-apaan kamu! Kamu siapa hah?!" Bentak pria tersebut sambil memberi sebuah tonjokkan kepada William, tetapi William menghindar.
"BERANI-BERANI NYA KAU MENATAP TUNANGANKU DENGAN TATAPAN MESUM MU! PERGI KAU DARI SINI SEKARANG ATAU KEHIDUPANMU AKAN HANCUR!" Bentak William tak kalah keras.
Tunangan? Mengapa dia menganggapku tunangannya?
"Cuih, hey bro, who are you? Kamu kira kamu siapa? Bisa-bisanya membuat kehidupanku hancur?" Balasan pria tersebut lagi sambil menaikki satu alisnya.
Kali ini William melepaskan cengkramannya dari kerah baju pria tersebut dan merapikan bajunya sambil memberikan senyum smirk nya, "aku? You don't know me? Okay then, i'll let you know. I'm the boss of Gwynedd Group."
Aku dapat melihat, sosok pria tampan tersebut langsung diam mematung dan kaki tangannya sedikit bergetar, wajahnya terlihat seperti orang ketakutan.
"Ayo kita pergi" kata dia terhadap temannya lalu pergi begitu saja.
Kali ini tatapan yang mengarah ke pria tersebut berpindah ke arah ku, kaki ku gemetar dan lemas seketika melihat tatapan itu.
Mengapa aku begitu takut melihat sorot mata itu?
Tanpa berkata apapun, William langsung menarik tanganku secara kasar keluar dari restaurant tersebut. Dia mengetik sesuatu di layar handphone nya. Tak lama sebuah helikopter mendarat pas di depan ku, tanpa bekata apapun, William langsung menarikku masuk ke dalam.
Selama perjalanan, tidak ada satupun dari kami yang bersuara. Hatiku dipenuhi oleh rasa takut dan sesak.
Setelah helikopter tersebut mendarat, aku dapat melihat pemandangan yang sudah tidak asing lagi bagiku. Rumah William.
Setelah helikopter mendarat sepenuhnya, William langsung menarikku keluar. Sesampainya dirumah, William membanting tubuhku diatas ranjang dengan sorot matanya yang sangat tajam dan rahang yang mengeras dengan tangan yang dikepal.
Aku takut, sangat takut. Kali ini aku tidak dapat menahan air mataku.
"KAU! BERANI-BERANI NYA MENATAP PRIA MESUM TERSEBUT! HANYA KARENA DIA TAMPAN DAN TERLIHAT KAYA HAH?! KAU TIDAK BERBEDA DENGAN JALANG! KAU SUKA MENATAP PRIA MESUM, HAH? BIAR AKU MENGIRIM MU KEMBALI KE DALAM CLUB SIALAN TERSEBUT!" Bentak William yang sangat keras hampir saja membuatku tuli. Aku tidak menjawab dia, dia yang tadi sepertinnya menunggu jawabanku, langsung keluar kamar begitu saja disertai dengan suara bantingan pintu.
"Kau tidak berbeda dengan jalang" kalimat tersebut terus menghantui pikiranku.
Aku terbangun dari tidurku yang disebebkan oleh tangisan tadi. Sesorang melemparkan sesuatu ke arahku. Saat mataku terbuka setengah, aku samar-sama melihat seorang pria gagah dengan rahang yang mengeras dan tangan yang dikepal. Oh tidak! Itu William. Aku langsung membulatkan mataku saat ia melemparkan sebuah koper ke arahku.
"SIAPKAN SEMUA BARANG MU DAN JANGAN LAGI KEMBALI! HARI INI AKU AKAN MENGIRIM MU KEMBALI KE TEMPAT ASALMU ITU!" Bentak William yang berjalan keluar.
Oh god, mengapa dia begitu kejam? Hanya karena aku melihat seorang pria dia langsung menghina dan memarahiku. Apakah salah?
Dengan air mata yang terus bercucuran aku memasukkan baju-baju ku ke dalam koper dan kebutuhan lainnya.
Setelah selesai, aku melihat Sella yang tertunduk dan aku melihat sebuah butiran bening jatuh ke lantai. Aku menghampirinya dengan sebuah koper di sampingku, aku menegakkan tubuhnya dan melihat bahwa sella menangis. "Loh sel? Kamu kenapa?" Tanyaku khawatir. "A-apa kamu benar-benar akan pergi? Jangan tinggalkan aku Grace, kumohon. Kau lah satu-satu nya orang yang ramah terhadapku. Aku tidak pernah di perlakukan sebaik kamu memperlakukan ku" kata Sella sambil terisak.
"Iya sel, aku akan pergi. Sudahlah sel, aku juga tidak berhak tinggal disini... aku hanya seorang jalang yang di beli oleh tuan William. Aku berjanji suatu saat kita akan berjumpa lagi" kataku sambil menahan air mata dan mengelus pundak sella.
"Ba-baiklah Grace... selamat tinggal" kata sella dengan wajah menunduk.
"Daaahh" aku melambaikan tanganku dan jalan keluar dari mansion ini.
Aku berharap ketika aku keluar dari mansion ini, aku bisa menemukan William, tetapi aku sama sekali tidak melihat jejaknya.
Tak terasa, air mata telah membasahi pipiku saat duduk di mobil bersama supir William. Sebelum benar-benar jauh, aku membalikkan tubuhku melihat mansion tersebut terakhir kalinya, aku melihat mansion tersebut dan mendapati seorang pria gagah yang sedang melihat kearah mobil ini. Dia William...

Happy reading guys.❤️❤️
Votenya jangan lupa!!😆

Our PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang