BadBoy 10 (2)

Mulai dari awal
                                    

"I-ini toilet wanita!" Ucap Megan tergagap.

"Aku tahu. Aku bisa melihat lambangnya sebelum masuk tadi," jawab Alceo sambil terkekeh. Kini ia sudah berada tepat di depan Megan yang terpaksa mendongak untuk menatapnya.

Wajahnya cantik, sangat cantik. Bukan hanya malam ini sebenarnya, tapi khusus malam ini ia terlihat sangat cantik berkali-kali lipat. Mungkin karena Alceo merindukan wanita itu.

"Orang-orang akan melihatmu nanti."

"Aku juga tahu itu. Makanya aku memasang tanda toilet rusak di depan dan aku juga sudah mengunci pintunya," jawab Alceo dengan tenang.

Megan menelan salivanya dengan susah payah. "A-aku akan berteriak kalau kau macam-macam!" Ancam Megan.

"Macam-macam seperti apa maksudmu? Dan siapa yang kau maksud? Ed? Kau terlihat akrab sekali dengannya. Kalian berpacaran?" Tanya Alceo berusaha menahan dirinya untuk tidak menangkup pipi Megan dan melumat bibir merah wanita itu.

Wajah Megan merona. Ia mengalihkan wajahnya kearah lain untuk menghindari tatapan mata Alceo. "Bukan urusanmu."

Kekehan Alceo membuat Megan menahan nafasnya. Tidak mengerti kenapa tubuhnya bereaksi sedemikian tidak wajarnya di hadapan Alceo. Ia merasa kecil.

"Kau benar. Bukan urusanku," gumam Alceo. Tarikan nafasnya yang seperti di paksakan terdengar mengisi keheningan diantara mereka. "Kalau begitu, aku akan berbicara mengenai urusanku. Kenapa kau menghindariku?" Tanya Alceo kembali menatap puncak kepala Megan karena wanita itu masih menunduk.

"Aku tidak menghindari siapapun."

"Apa perlu kuingatkan kalau kau sedang berbicara dengan CEOmu saat ini? Kemana pandangan matamu?"

Megan memejamkan matanya dan menggigit bibir dalamnya. Ia menarik nafasnya sebelum kembali mendongak. "Aku tidak menghindari siapapun," ulangnya dengan tegas.

Mata abu-abu Megan bertemu dengan mata Biru milik Alceo.

Apa mungkin mata itu yang membuat semua wanita tenggelam? Apa dirinya juga termasuk salah satunya sekarang?

Bayangan wanita yang menempeli Alceo seperti perangko kembali ke kepala Megan.

Tidak, ia bukan salah satu dari wanita-wanita Alceo.

Dengan cepat Megan kembali menunduk untuk menghindari tatapan mata Alceo.

"Kenapa kau mengalihkan tatapanmu?" Tanya Alceo yang menangkap jelas kegugupan dari mata Megan.

"Aku harus kembali. Mereka akan mencariku. Permisi," Megan mendorong Alceo dan bermaksud berlalu melalui tubuh besarnya. Namun Alceo tentu tidak begitu saja melepaskan mangsa yang sudah ia incar sejak sekembalinya ia dari New York.

Alceo menangkap lengan Megan dan menariknya untuk kembali ke hadapannya secara kilat.

"Mereka? Ed maksudmu?" Tanya Alceo lebih serius meski seringainya masih terlihat jelas. "Kalau bukan menghindariku, lalu apa yang sedang kau lakukan sekarang? Pura-pura tidak melihatku? Kau tahu, itu sangat melukai egoku sebagai seorang pria." Alceo sedikit merunduk dan berbisik di telinga Megan.

Jarak yang tidak terlalu besar diantara diri Megan dan Alceo membuat Megan kembali menahan nafasnya.

"Kuperingatkan, Mr.Tyler, aku tidak segan untuk-"

Megan tidak menyelesaikan ucapannya karena Alceo tiba-tiba saja meraih dagunya dan mengangkatnya hingga ia mendongak. Jarak antara wajahnya dan wajah Alceo hanya beberapa senti. Bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang