Comeback°2

13.3K 2.5K 109
                                    

Nyaman. Ketika tubuh sudah bersentuhan dengan kasur empuk. Di hotel mewah dan eksklusif yang menghadap ke pantai, Prily sebenarnya ingin menikmati. Tetapi mengingat sekarang ia sedang bekerja lalu bekerjasama dengan siapa ia merasa tak tenang. Apalagi subuh nanti mereka harus melakukan adegan menyaksikan sunrise dipantai Sanur yang tak jauh dari hotel tempat mereka menginap saat ini. Adegan yang romantis. Begitu membaca skenarionya Prily merasa pening seketika.

"Stress lo? Mau spa nggak?"

"Ogah!"

Prily menutup sebagian wajahnya dengan lengan yang dilekukkan.

"Nggak jalan keluar? Buat refresh otak lo!"

"Otak gue nggak kenapa-kenapa kak Tara!"

"Disini ada kolam renang yang luas, penyewaan sepeda juga ada kalau mau, ada spa, bar juga, lo tinggal pilih mau ngapain!"

"Gue cuma pingin shooting ini berakhir, melewati promosi, premier, nobar dan selesai!!"

Prily menjawab dingin. Tara memandangnya sambil menggeleng. Keras kepala artisnya yang satu ini. Untung aja populer. Masih pantes kalau sesuka hati. Lagian juga ia sangat paham apa yang terjadi dengan Prily.

"Film ini yang pertama dan terakhir ya kak Tara!"

Tara teringat obrolannya dengan Prily sebelum shooting film ini berjalan.

"Yakin?"

"Yakin! Kalau nggak terlanjur teken kontrak, udah deh batalin aja!"

Prily melengos sambil memandang layar handphonenya.

"Batal ada konsekwensinya, mau bayar 1M?"

"Justru itu, sayang 1M gue, mending buat gue jalan-jalan kemana kek, ke Paris lagi kek!"

"Paris aja lo gretong kemarin karna ada kerjaan, sayang juga kalau bayar, mending buat bakal kawin!"

Prilly memejamkan matanya.
Bagi Prily, Tara hanya mengingatkannya pada perjalanannya ke Paris untuk shooting iklan kapan lalu. Saat itu ia justru kesal karna Ali tak bisa ikut padahal Ali sudah berjanji menemani dan mengosongkan jadwal. Managemen Ali ternyata menerima job tanpa konfirmasi dengan alasan lupa kalau Ali sudah berpesan untuk mengosongkan jadwal.

"Anjirrr, kawin masa duit gue, duit calon laki lah!" Prily mengibas bayangan masalalu yang selalu saja masih tersisa kenangan dengan mencoba membalas ocehan Tara untuk  mengalihkan pikirannya.

"Ada calonnya??" Tara mengusik membuat Prily mendelik.

"Idihhh Kak Tara ini!"

"Rasanya dulu ada yang bilang 'biar gue aja yang kaya, tugas cowok gue bahagiain gue aja', aduhh!"

Tara, sang manager yang bertubuh ceking itu berteriak protes karna dilempar asbak. Sadis. Prily memang sadis kalau ngambek. Barang apa saja bisa dilemparkan kesembarang tempat. Kali ini sepertinya ia begitu tidak suka dengan ucapan Tara managernya yang sudah dari awal mendampingi saat ia memasuki dunia entertainmen lalu berhasil melambungkan namanya itu.

Lagi-lagi Prily hanya merasa diingatkan dengan masalalu yang ingin dia kubur bersama waktu.

"Selowwww, nengggg!"

Bukannya tersinggung atau marah, Tara malah menyulut rokok dan menggunakan asbak ringan yang terbuat dari bahan melamin itu sebagai tempat membuang abu rokok yang disulutnya.

"Nggak bisa selow kalau urusan ngungkit-ngungkit masalalu!" Prily menggerutu sambil tetap fokus pada layar hapenya.

Meski terlihat fokus pada ponselnya, ucapan Tara, membuat jantung Prily seketika dipenuhi kerikil-kerikil tajam, terasa sakit dan makin menyesak dalam dada.
"biar gue aja yang kaya, tugas cowok gue bahagiain gue aja!"
Kalimat yang kala itu terucap adalah kalimat mahluk yang sedang jatuh cinta. Meyakini dia adalah segalanya. Tak menyadari berharap pada manusia adalah sebuah kesalahan, karna segala kepastian bukan ditangan mahluk ciptaan Tuhan tetapi justru kepastian milik penciptanya. Dan saat ini ia benar-benar sudah tak mau mengingatnya lagi.

COME to the BACK (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang