Chapter 01

1.2K 129 12
                                    

.

.

.

.

.

3 tahun kemudian.

Kim Jinhwan, pemuda yang akan berumur 23 tahun sebentar lagi itu kini tengah menggenggam sebuah buku tebal pada tangan kirinya. Ia kini mahasiswa semester akhir pada universitas elit di Korea. Dengan gaya kasualnya, sweater oversize, jeans dan kacamata bulat ia melangkahkan kakinya untuk segera pulang meninggalkan kampus.

Untuk mencapai gerbang depan dia harus melewati lapangan luas yang luasnya seperti stadium sepak bola. Lapangan itu dihiasi dengan rerumputan hijau yang rapi terawat. Banyak bangku yang memang ditujukan bagi mahasiswa untuk melepas rasa penatnya. Pohon-pohon besar pun berdiri tegak untuk meneduhi mereka yang lebih suka duduk santai di atas rerumputan itu.

Setelah melewati lapangan itu, Jinhwan melewati lobi yang begitu besar dan tentu selalu sepi, karena lobi ini berfungsi layaknya ruang tamu. Hanya ramai jika kedatangan tamu-tamu penting. Melewati lobi membuat Jinhwan memperlambat langkahnya, karena mungkin saja ia bisa menemukan sosok pemuda yang memang biasa terlihat tengah bermesraan dengan pasangannya yang selalu berganti tiap minggunya. Tapi Jinhwan kembali teringat, pemuda yang biasa ia temui itu kini akhirnya memiliki kekasih yang bertahan sudah cukup lama.

Dan benar saja,

Pada lorong sebelah kirinya, ia melihat sosok tinggi dengan hoodie hitam dan ripped jeans yang terlihat tengah berbicara serius dengan kekasihnya. Jinhwan memutar matanya malas melihat pemandangan yang sudah tidak asing baginya.

Ia tau, pasti pemuda tinggi itu menyakiti hati kekasihnya lagi. Terlihat dari wajah sedih kekasih lelaki itu. Namun, wajah lelaki itu tidak menunjukkan rasa bersalah. Dan laki-laki itu memalingkan wajahnya sehingga bertemu pandang dengan Jinhwan.

Jinhwan menatapnya datar lalu berlalu meninggalkan pemuda itu.

.

.

.

.

.

"Aku pulang." Ia tau sapaannya itu tidak akan disahuti oleh siapa pun. Kedua orangtuanya yang selalu sibuk, membuat rumah megah itu sering terlihat lengang. Bahkan saudara tirinya yang masih tidak bisa menerima kenyataan pahit selama tiga tahun yang telah terjadi, lebih memilih bermain-main diluar dan selalu pulang larut malam.

"Tuan muda, sudah pulang?" Jinhwan membalas senyum pada pelayan yang datang menyapanya.

"Tuan muda, tidak makan siang dulu?" Yang disebut tuan muda menoleh ketika kakinya baru menapaki dua anak tangga itu.

"Tidak, ahjumma. Aku akan istirahat di kamar saja."

.

.

.

.

.

Jinhwan baru saja selesai membersihkan diri. Ia segera mengganti pakaian dan duduk pada sofa yang berada di seberang tempat tidurnya. Membaca adalah hal yang bisa membuat Jinhwan tidak bosan. Terlihat dari rak buku yang didesain rapi menempel pada setiap dinding kamarnya.

소나기 (DOWNPOUR) | JunHwanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt