Negri Kurcaci

67 12 26
                                    

Karena author 'gatel' publish satu part lagi --walau kata author, author baru up lagi kalo sidernya udh >75-- jadii akhirnya author up satu part lagi.

Happy reading!

______________________________
Beribu pohon warna-warni menghiasi pandanganku di alam ini. Kerukunan dan gotong royong penduduk sekitar sangat nampak. Semilir angin yang pelan dan meneduhkan seolah-olah menyambutku yang baru datang di alam ini. Ya, alam kurcaci.

Aku tak begitu heran dengan keberadaanku di sini. Aku sedang bermimpi. Aku sedang bermimpi dari tidurku.

*****

"Hmmmm. Rasanya aku pernah berada di alam seperti ini. Suasananya sangat familiar dalam ingatanku."

Aku memandang ke bawah. Banyak kurcaci yang keheranan melihatku.

Tiba-tiba...

"Wusssshhhh!!" Suara lontaran tombak yang dilemparkan oleh kurcaci ke tubuhku.

"Aahhhh!! Sakiiitt!!" Jeritku kesakitan.

"Kau makhluk apa!" Tanya kurcaci

"Akuuu... hmmm... akuu... aku adalah makhluk yang sedang berkelana di alam mimpi. Yang tadinya aku makhluk perkotaan tiba-tiba bermimpi di alam kurcaci."

Seluruh kurcaci yang melihatku keheranan. Aku merasa gugup. Aku takut jika aku terkena musibah di mimpi ini dan tak bisa terbangun lagi.

*****

Tak lama kemudian ada satu kurcaci --yang nampaknya seperti pimpinan kurcaci-- berjalan mendekatiku dan berbincang-bincang denganku. Bahkan, ada seperti prajurit yang bersenjatakan panah. Panahnya pun unik karena anak panahnya menggunakan kaktus yang duri-durinya hampir menutupi seluruh tumbuhan itu.

"Maukah engkau untuk menjadi pemimpin kami?" Tanya kurcaci itu.

Aku kebingungan. Karena aku tak mungkin memimpin mereka sedangkan aku saat ini hanya sedang bermimpi. Oh, sadarlah diriku... engkau saat ini sedang ada di dunia mimpi. Yang semuanya tak berpengaruh sama sekali di kehidupan yang sebenarnya. Kurcaci-kurcaci tersebut tak mungkin mendatangiku di perkotaan.

Akhirnya, aku bersedia untuk menjadi pimpinan mereka. Semua kurcaci pun bahagia dan berjingkrak-jingkrak tak karuan.
Tak lama kemudian, aku diberi mahkota bak raja yang bijaksana.

Kemudian, aku diajak berkeliling di alam kurcaci ini. Sambil berkeliling, pimpinan kurcaci yang lama duduk dan berbincang-bincang di sampingku.

"Dua minggu yang lalu, ada sekelompok monster menyerupai elang menyerang alam kami. Rumah-rumah porak poranda, banyak kurcaci yang mati, dan banyak kurcaci yang semakin tak nyaman dalam menjalani hidupnya. Tubuh kami kecil sehingga kami tak bisa berbuat banyak untuk melawan penjahat-penjahat tersebut. Bukan hanya sekali kejadian seperti itu menimpa kami. Maka dari itu, kami butuh sosok pemimpin yang mampu membuat para musuh kami ketakutan dan enggan menyerang kembali alam kurcaci ini."

Pemimpin kurcaci yang lama tersebut mengajakku ke banyak tempat di alam ini. Seperti pusat perkebunan, pusat perumahan, istana kurcaci, dan yang terakhir yaitu gunung keajaiban.

Di situ, aku sangat kagum dengan kurcaci-kurcaci itu. Walau tubuhnya kecil, kemampuan mereka untuk mengolah alam mereka sangat menakjubkan.

Di gunung keajaiban, banyak ramuan keajaiban yang dibuat. Walau begitu, ramuan tersebut banyak dicuri oleh musuh bebuyutan kurcaci tersebut. Yaitu falconah, ratu elang yang sering menyerang alam kurcaci.

*****

Aku terkejut ketika melihat kotak-kotak emas yang digunakan oleh pembuat ramuan sebagai wadah ramuannya. Dalam hatiku, aku bertanya-tanya,

"Rasanya tidak ada sama sekali pertambangan di alam ini. Sejak tadi aku diajak berpetualang di alam ini, tak ada daerah pertambangan satu pun."

"Ah, mungkin ada daerah pertambangannya. Hanya saja saat diajak berpetualang, aku tak berkunjung ke daerah tersebut."

Dalam hati, aku mengabaikan hal tersebut. Pikirku itu hanya membuang waktu saja untuk memikirkan hal spele tersebut.

"Waaaaaw!! Ini benar-benar mengagumkan!" Gumamku dalam hati ketika melihat sebuah daun yang diekstrak menjadi cairan pembunuh. Ketika cairan tersebut disemrotkan ke tikus, tikus itu seketika mati.

"Hmmmm, Mereka sepertinya memiliki pertahanan yang ampuh. Huufftt aku harus sangat hati-hati di alam ini. Jika salah perbuatan saja, akibatnya bisa fatal dan mungkin aku tak bisa kembali dari mimpiku ini."

Sebenarnya gunung keajaiban ini tidak hanya digunakan untuk tempat pembuatan ramuan. Namun, juga digunakan untuk pertanian, perkebunan, dan pusat penelitian alam kurcaci.

*****

"Bagaimana perasaanmu sejauh berpetualang di alam ini?" Tanya pemimpin kurcaci yang lama.

"Sangat menarik sekali. Kedisiplinan dan keteraturan kurcaci-kurcaci ini sangat membuatku terkagum."

"Oh ya, aku tak tahu namamu yang sebenarnya. Untuk mempermudahkanku memanggilmu, sebenarnya siapa namamu?"

"Namaku Hidup. Ya, Hidup."

"Terdengar aneh. Memang filosofi dari nama itu apa?

"Hidup. Suatu harapan ibuku untuk membesarkanku dengan sepenuh rasa hidupnya. Dengan sepenuh rasa cintanya. Dengan sepenuh tenaganya. Dengan sepenuh pikirannya agar semua itu bisa memberi tahu kepadaku bahwa orang tua-ku rela membagi hidupnya dengan hidupku dan bisa memberi tahu rasa hidup yang sebenarnya. Yaitu hidup dalam naungan kasih sayang orang tua."

Kurcaci tersebut tertetgun. Kemudian ia mengakhiri ke-tertegun-annya dengan mengajakku ke pusat penelitian alam kurcaci.

Untuk menuju tempat tersebut, aku harus menyebrangi lembah yang curam dan sungai yang lebar. Lembah tersebut dinamakan dengan lembah bumps dan sungainya dinamakan dengan sungai aaaaa. Aku tak tahu alasan mengapa sungai tersebut dinamai dengan nama itu.

Tak berpikir panjang, rombongan kami segera pergi ke pusat penelitian alam kurcaci yang kira-kira membutuhkan waktu dua hari 18 jam.

*****

"Uhhhhh! Sebuah mimpi yang sangat melelahkan!"



Bersambung


Voment! Jangan golput!

*)Maaf kalo ada kata-kata yang ga jelas, soalnya baru penulis amatir.

**) perlu banget kritik dan saran agar bisa membangun cerita ini 😇

DreamsWhere stories live. Discover now