Mereka berempat berjalan menuju ke pintu keluar kelab secara beriringan.

Sebelum mencapai pintu keluar, ekor mata Megan menangkap sosok yang mulai terasa familiar akibat terlalu seringnya ia bersinggungan dengan laki-laki itu belakangan ini.

Megan masih mengikuti David, Tania, dan Claire hingga ke mobil David. Namun ketika semua sudah siap masuk kedalam mobil, Megan masih berdiri penuh pertimbangan di depan mobil David.

"Ada yang tertinggal?" Tanya David menunggu Megan untuk bereaksi.

Megan bimbang. Entah apa yang sedang ia pertimbangkan, karena akal sehatnya jelas-jelas menolak untuk bertemu lagi dengan laki-laki hidung belang itu dalam kondisi apapun. Namun bagian dirinya yang lain seakan sedang mempertimbangkan untuk menghampiri laki-laki itu dan mencova berbicara baik-baik mengenai laporan magangnya. Biar bagaimanapun, laporan itu adalah milik Megan. Tidak etis rasanya meminta Ed yang menanganinya disaat masalah yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan Ed.

"Meg?" Panggil Claire menyadarkan Megan.

Ahhh... semoga keputusanku tepat. Megan membatin kemudian menghela nafasnya pelan. "Kalian duluan saja, aku masih ada sedikit urusan."

"Urusan?" Tania membeo.

"Ini sudah malam, Meg," Claire mengingatkan. "Kau ada urusan apa lagi semalam ini?"

"Aku antarkan saja," tawar David.

Megan menggeleng. "Tidak perlu. Hanya urusan kecil," kuharap "aku akan mengabari kalian begitu aku sampai rumah nanti. Bye..."

"Eh tapi..." Megan tidak lagi mendengar kelanjutan ucapan Tania yang mengambang karena Megan sudah berbalik dan berlari kearah jalanan, berpura-pura pergi, lalu bersembunyi di antara mobil-mobil yang terparkir sambil menunggu ketiga sahabatnya pergi.

Begitu melihat mobil David melaju pergi, Megan baru berjalan kembali menuju ke dalam Kelab malam yang baru ia tinggalkan.

***

Alceo menghabiskan cairan bening di gelasnya dalam sekali teguk. Ia tidak pernah merasa sekesal dan setidak berharga ini sebelumnya.

Ia hanya pernah dicueki oleh adik kembarnya ketika gadis itu merajuk. Namun untuk ukuran wanita asing yang baru beberapa kali bersinggungan dengan dirinya, ia tidak pernah sama sekali diperlakukan seperti itu.

Sedikit banyak, Megan mengingatkannya pada sosok adiknya. Hanya saja Megan adalah versi lebih kuat dan tegar dari adik kembarnya itu.

"Psst."

Alceo mendongak kearah Gary yang barusan berdesis. Ia mengernyit menatap Gary yang memberikan kode padanya untuk berbalik dengan gerak mata juga bibirnya.

Alceo berbalik masih sambil bertanya-tanya dan seketika itu juga pertanyaan tidak berbentuk di kepalanya terjawab.

Speaking of devil, she's here. Kenyataan kalau Megan menghampirinya sedikit membuat luka gores di harga dirinya terobati. Wanita itu tidak benar-benar mengabaikannya.

"Mr.Tyler, saya ingin berbicara."

"Oh ya?" Senyum jahil terbit di wajah Alceo. Ia menopang sisi kepalanya dengan sebelah tangan sambil terus menatapi Megan. Wanita itu terlihat cantik malam ini dengan gaun blink-blink simple berwarna merahnya. Oh apa itu merah? Atau pink? Yang jelas megan terlihat simple dan juga elegan.

 Oh apa itu merah? Atau pink? Yang jelas megan terlihat simple dan juga elegan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now