07. Boneka

48 5 1
                                    

"Kamu cantik kalo lagi senyum"

Angga Wijaya

~~~

Suasana di kelas saat ini sangat ramai. Saat ini kelas Asyilla sedang melakukan prakarya dari kain planel. Seluruh murid di perintahkan untuk membuat boneka dari kain planel, semua orang sibuk dengan jahitan boneka mereka masing masing. Sama halnya dengan Asyilla yang sangat telaten dalam melakukannya. Ia sangat telaten memasukkan benang itu ke kain planel.

Suara bel istirahat berbunyi, tapi Asyilla tetap fokus dengan pekerjaannya.

"Syill, kantin yuk." Ajak Nadine. Yang diberi anggukan oleh kedua temannya lagi Rossa dan Vena.

"Enggak deh, gue masih kenyang, kalian bertiga ke kantin aja gak papa kok." Ucap Asyilla.

"Yaudah kalo gitu, kami kantin dulu yaa, bye bye" Ujar Vena ke Asyilla.

"Iya, bye." Ucap Asyilla. Setelah itu ia kembali fokus ke jahitannya yang hampir selesai. Tanpa di sadarinya Sedari tadi Angga dan Dimas tengah memperhatikannya.

"Syilla, ajarin aku cara ngejahit yang bagus kayak punya kamu, dong." Rengek Angga seperti anak kecil meminta permen. Syilla melihat itu pun hanya tersenyum sambil menahan tawanya yang ingin pecah.
Dalam hitungan detik Asyilla tertawa setelah melihat wajah Angga yang menurutnya menggemaskan.

" Kok kamu ketawa sih, emang ada yang lucu yaa." Tanya Angga heran. Asyilla yang mendengar ocehan itu pun, mencoba menetralkan semuanya.

"Abisnya kamu lucu. Masa ngejahit gini aja gak bisa."

"Yee, aku kan cowok, mana aku tau masalah jait jait kayak gini." Protes Angga.

" Ya belajarlah."

"Gak mau"

"Kenapa ?"

"Itu kan kerjaan perempuan"

"Cowok juga ada kok yang kayak gini."

"Siapa coba" Tantang Angga.

" Tuh, si Carollel. Padahal nama aslinya Ahmad Fajre. Tapi namanya berubah menjadi Carollel , semenjak dia bekerja di salon yang deket mall itu." celutuk Asyilla sambil tertawa, Angga yang melihat itu pun hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Jadi gak bantuinnya." Tagih Angga. Setelah tidak terdengar lagi tawa Asyilla

" Yaudah sini benang sama jarumnya mana" Ujar Asyilla. Dan Angga pun memberikannya.

Diam diam Dimas meperhatikan Mereka berdua di depan itu, dengan senyum kecutnya. Entahlah apa yang ia rasakan, tapi ada rasa cemburu melihat mereka berdua. Tapi ia sadar ia bukanlah siapa siapa. Ia hanyalah teman Asyilla tidak lebih.

Asyilla pun mulai menjahit kain planel itu. Berbentuk sebuah kepala beruang. Jahitannya pun sudah hampir selesai. Angga memperhatikannya secara cermat.

Disaat ia menjahit, Asyilla tak sengaja tercucuk jarum itu ke jari telunjuknya.

"Aww" Refleks Asyilla meringis kesakitan.

"Asyilla ! " Ucap Angga setengah berteriak karna kaget.

"Kamu gak papa" Tanya Angga.

"Aku gak papa kok, cuma luka kecil gini juga." Ucap Asyilla sambil menekan jari telunjuknya yang berdarah itu sambil tersenyum ke arah Angga.

TERLAMBATDär berättelser lever. Upptäck nu