"K-kau?!" Teriak Megan. Ia menarik lepas tangannya dari genggaman Laki-laki itu dengan cepat.

"Kenapa kau mengikutiku?!" Tanya laki-laki itu membuat Megan ternganga.

"Excuse me, Sir... aku mengikutimu?" Ulang Megan tidak percaya akan apa yang di dengarnya. Ia berkacak pinggang lalu mendengus. "Bukankah kau yang mengikutiku?!" Tanyanya ketus.

Laki-laki itu tertawa garing lalu ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Untuk wanita sepertimu yang sama sekali tidak menarik, untuk apa aku mengikutimu? Yang harusnya bertanya itu aku. Kenapa kau bisa ada disini? Kau menyesal sudah menolakku kemarin, lalu kau ingin mengulangnya lagi hari ini?"

Mata Megan menyipit. "Bagian mana? Bagian aku mengunci tanganmu? atau bagian aku menendang bokongmu?" Tanya Megan menantang laki-laki itu.

Laki-laki itu menahan nafasnya dan menggeram. "Kau..."

"Apa?" Tantang Megan.

"Apa kau selalu seperti ini? Menginjak harga diri orang lain?" Desis Laki-laki itu geram.

Megan mendengus. Ia menunduk sambil melihat kedua kakinya dan mengangkatnya satu persatu. "Aku tidak melihat harga dirimu di bawah sini. Ah, apa semut itu yang kau maksud harga dirimu?" Sindir Megan.

Ketika Megan ingin kembali menatap Laki-laki di hadapannya, hal yang mengejutkan terjadi.

Laki-laki itu kembali menciumnya yang sangat tidak ingin Megan akui kalau ciumannya yang kemarin dan sekarang itu cukup membuatnya menahan nafas.

Namun Megan bukan tipe wanita yang akan membiarkan dirinya direndahkan, apalagi setelah ia merendahkan laki-laki itu.

Tidak, harga dirinya lebih tinggi dari itu!

Megan mendorong tubuh Laki-laki itu dan melayangkan satu tamparan yang dinilainya pantas untuk laki-laki hidung belang itu dapatkan.

Megan mempelototi Laki-laki itu yang nampak santai saja setelah ia tampar. Seakan tamparan tersebut hanya sebuah sentuhan kecil yang tidak menyakitkan untuknya.

Perlahan laki-laki itu menyentuh pipinya sambil menatap Megan.

"Kau benar-benar hama manusia! Dasar hidung belang!!!" Seru Megan ketus lalu berlalu meninggalkan laki-laki itu begitu saja. Ia bahkan mengabaikan tatapan terkejut orang yang baru akan masuk ke dalam kamar mandi yang seharusnya tidak Megan masuki.

"Laki-laki itu benar-benar cari mati! Aku bersumpah akan menyetrika tata kramanya kalau sampai aku bertemu dengannya lagi!" Gerutu Megan sepanjang jalannya menuju ke meja yang ditempati teman-teman sekolahnya sekarang. "Tidak, aku sangat tidak berharap bertemu lagi dengannya!"

***

"Wajahmu terlihat kusut sekali. Ada apa?" Suara Claire mengalihkan perhatian Megan dari layar komputer menjadi ke arahnya. "Apa terjadi sesuatu?"

Megan menyunggingkan senyum kecilnya dan menggeleng. Ia memang belum bercerita pada sahabatnya itu mengenai pertemuannya lagi dengan Pria hidung belang itu.

Lebih kepada Megan tidak merasa perlu menceritakan hal memalukan itu. Apalagi kalau mengingat lokasinya yang... ewww.

"Apa kau sudah mengumpulkan laporan magang bulan ini pada Ed?" Tanya Megan mengalihkan pembicaraan.

Claire mengernyit sejenak lalu mengangguk. "Tadi aku menawarkanmu untuk sekalian ku kumpulkan, tapi kau melamun terus," jawab Claire sedikit ragu.

"Ah... kalau begitu aku kumpul dulu agar bisa di tanda tangani." Megan berdiri dari kursinya dan membuka laci kerjanya sedikit menunduk untuk mengambil map yang ia perlukan.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang