Sudah tiga puluh menit aku menunggu Bunda, cacing diperutku pun suudah mulai bosan.
Akhirnya, aku memutuskan untuk sarapan sendirian.
Baru saja aku hendak menyentuh sarapanku, seorang perempuan dengan niqab diwajahnya berdiri diambang pintu.
Aku menghampirinya dan menatap lekat iris coklat tua miliknya.
Aku seperti mengenali mata itu.
Hingga akhirnya perempuan itu membuka niqabnya dan ternyata..."Bunda...",
YOU ARE READING
Untuk Ayah karena Allah
Short StoryFamily is foundation of everything. If it's good, keep it. If itsn't fix it.