The Day : 1 jam sebelumnya

453 50 21
                                    

Dua hari sudah berlalu dari hari yang tak mengenakkan. Selama dua hari tersebut Sooyoung mengabaikan ponselnya. Entah sudah berapa telepon dari Sungjae yang tak Sooyoung angkat. Begitu juga dengan Hayoung yang berusaha menghubungi Sooyoung baik secara langsung maupun lewat Yerin dan Doyoung tetap diabaikan.

Selama dua hari itu pula Sooyoung hanya berdiam diri di apartemennya. Awal-awal dia merasa benar-benar kacau. Dia menangis, lalu tiba-tiba marah, berteriak mengeluarkan rasa frustasinya. Setelah itu Dia hanya diam termangu tak tahu harus apa. Melihat kondisi Sooyoung, Yerin dan Doyoung memutuskan menginap menemani Sooyoung sampai kondisinya membaik.

Setelah mendengar cerita apa yang dilihat oleh Sooyoung, mereka berdua pun ikut emosi. Bahkan Yerin ingin melabrak Hayoung dan Sungjae, namun ditahan Doyoung. Doyoung merasa itu bukan solusi, dan hal itu harusnya dihadapi oleh Sooyoung bukan mereka berdua. Mereka berdua pun hanya bisa menjadi sahabat yang suportif dan menenangkan Sooyoung.

Dua hari yang amat menyiksa perasaan Sooyoung tersebut membuatnya larut dalam pikiran. Selama dua hari itu juga, Sooyoung berusaha mengontrol emosinya dengan bantuan kedua sahabatnya. Dia tak bisa terus menerus seperti ini. Ini semua harus diselesaikan. Setelah mengarungi alur pikirannya, dan berbagai diskusi dengan kedua sahabatnya, Sooyoung memutuskan untuk bertemu dengan Hayoung berdua.

Sooyoung menghubungi Hayoung mengajaknya untuk bertemu di sebuah kafe kecil di daerah SMAnya dulu pasa jam 2 siang. Sooyoung memilih sebuah kafe sempit agar jika terjadi sebuah drama, Dia takkan merasa malu setidaknya.

Sooyoung tiba 15 menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Dia hanya memesan americano saja. Itu pun hanya Ia minum sedikit. Dia lebih memilih mengocok kopinya itu dengan sedotan untuk melepas keresahannya. Hayoung ternyata tiba lebih awal juga yaitu 7 menit setelah Sooyoung tiba.  Begitu melihat Sooyoung sudah tiba, Hayoung memilih untuk menghampiri Sooyoung tanpa memesan apapun.

Begitu duduk, kepala Hayoung langsung tertunduk. Tangannya memainkan kaos. Jelas sekali Hayoung tampak merasa bersalah layaknya seseorang yang telah melakukan kriminal. Sementara Sooyoung menatap tajam Hayoung sambil menyeruput americanonya.

"Aku tak ingin berlama-lama denganmu. Jadi kita mulai saja pembicaraan ini." Sooyoung menyenderkan tubuhnya ke badan kursi dengan kedua tangan disilangkan.

"Sudah berapa lama kalian membodohiku?"

Dengan bibir bawah tergigit dan suara lirih Hayoung menjawab. "Sekitar 2,5 bulan."

"Sekitar? Kamu enggak berbohong kan?" Sinis Sooyoung. Hayoung pun hanya menjawab dengan menggeleng dan kepala yang masih tertunduk.

"Wah 2,5 bulan itu bukan waktu yang sebentar. Apa saja yang sudah kalian lakukan? Jangan-jangan kau sudah tidur dengannya?"

Hayoung menggeleng dengan cepat. "Anieyo. Tidak! Aku tidak pernah melakukan apapun dengannya!"

"Kkeotjimal. Bohong."

"Jinjjayo! Sungguh!"

"Lihat aku! Kalau kau berkata jujur seharusnya kau menatap mataku, bukannya tertunduk begitu!! Beraninya kau sudah tidur dengannya! Aku pun sudah 5 tahun tidak pernah dia meniduriku!"

Hayoung pun mengangkat mukanya dan menatap Sooyoung. "Sungguh aku tidak pernah tidur dengannya. Bahkan kami tak pernah berciuman!"

Sooyoung melihat mata Hayoung. Sooyoung mengangguk. Hayoung mengatakan yang sebenarnya, walau pada bagian akhir mata Hayoung tampak melirik ke kiri atas.

"Kalian pernah berciuman. Jangan bohongi aku, Oh Hayoung! Kalian tak mungkin menjalin hubungan kalau kalian tak pernah berciuman!"

Hayoung menelan ludahnya dan menghela nafasnya. "Secara tekhnis, aku pernah mengecup bibirnya sekali, tapi sungguh aku dan Sungjae oppa tak pernah melakukan lebih!"

Trust [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang