Serpihan - 1

120K 13K 1.1K
                                    

Mencintaimu serupa air laut
Pasang surut akan selalu ada.
Namun air laut tidak pernah berubah rasa.

-Anonim-

Dalam suatu hubungan, perpisahan itu wajar. Kata orang kalau tidak mau sakit jangan mau jatuh cinta. Namanya jatuh itu pasti sakit dan terluka. Tapi luka itu yang mengajarkan untuk bisa bertahan dan tidak jatuh dalam lubang yang sama.

Deretan kata itu yang masih membekas diingatan Willy. Setelah hubungannya berakhir dengan Nadhira karena perbedaan keyakinan, Willy tidak berani lagi untuk merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada yang bisa menampik kedatangan cinta bukan? Di saat dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta, dia malah terjebak kembali ke dalam perasaan itu lagi.

Bersama Alexandria, Willy merasakan indahnya cinta untuk kedua kalinya. Merasakan kehidupan pernikahan yang selama ini tidak pernah dibayangkannya. Dulu dia merasa tidak akan pernah bisa jatuh cinta selain kepada Nadhira, tapi Lexa membantu Willy untuk bangkit kembali dan mengajaknya terjatuh bersama. Luka hati hanya bisa sembuh dengan menemukan orang baru.

"Wil, mau balik jam berapa?" tanya Derry sahabat Willy yang berdiri di pinggir kolam renang.

Willy tidak menjawab panggilan itu dan memilih mengitari kolam sekali lagi. Berenang adalah salah satu olahraga yang disukai Willy, berada di dalam air membuatnya merasa bebas dan sejenak bisa melepaskan beban yang harus dipikulnya.

"Woy! Wil!" panggil Derry lagi.

Willy mempercepat gerakannya ke pinggir kolam dan tanpa kata langsung menarik kaki Derry sehingga sahabatnya yang masih menggunakan pakaian lengkap langsung terjatuh ke dalam air.

"Shit! Gila ya, lo!" teriak Derry sambil mengusap wajahnya.

Willy tertawa terpingkal-pingkal melihat sahabatnya yang basah kuyup, dia masih jahil seperti dulu, masih suka mengeluarkan jokes yang membuat teman-temannya tertawa. Willy yang mereka kenal masih sama seperti dulu, walau kadang kala ada sisi gelap dalam dirinya yang tidak bisa dimasuki oleh siapapun.

*****

"Loh, Der? Kok lo basah-basahan begini?" tanya Yongky, salah satu rekan kerja mereka.

"Kerjaan si Willy!" rutuk Derry kesal.

Willy masih juga tertawa-tawa sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, lalu melemparkannya pada Derry. "Tuh, pake. Ntar lo ngotorin lantai lagi."

Derry memaki Willy kesal, sedangkan Willy membereskan semua barang-barangnya yang ada di kursi malas. Semalam mereka menghadiri acara kantor yang di gelar di The Trans Luxury Hotel Bandung dan pagi ini beberapa rekan kerja Willy sudah akan kembali lagi ke Jakarta, mengingat hari Senin mereka sudah harus kembali beraktivitas seperti biasa.

"ABM* sama BC* lo udah pada pulang?" tanya Yongky.

"Ntar siang, jam satuan. Meeting dulu sama si Jordy. Lagian juga memang busnya disiapin jam satuan."

"Lo nggak ikut meeting?"

"Nggak dulu lah, mau pulang. Ntar hari Senin gue juga bisa ketemu anak-anak." Willy menyampirkan tasnya di bahu lalu menepuk bahu Yongky. "Gue duluan. Der, lo mau ikut gue pulang nggak?" tanyanya.

"Iya, ikutlah, gue nggak bawa mobil."

"Cepetan, kayak cewek aja lo, lama." Willy berjalan cepat memasuki lift untuk mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal di kamar hotelnya.

Willy berkerja di sebuah perusahaan asuransi jiwa ternama di Indonesia. Distribution Channel-nya adalah Bancassurance, artinya pendistribusian produk asuransi itu melalui bank. Dua tahun ini, Willy diberi kepercayaan untuk mengemban jabatan sebagai Deputi Manajer Area, kalau dulu saat menjabat menjadi Regional Bisnis Manajer, Willy hanya membawahi satu kantor wilayah, saat ini dia membawahi dua kantor wilayah, Jakarta Barat dan Bandung.

Serpihan Hati (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang