Jangan Temui Aku Lagi

7 0 0
                                    

  Rintik hujan menemani langkahku yang tersengal-sengal, desiran nafas tangisku pun tak terdengar diterpa derasnya hujan.
 
   Yang kurasa saat itu hanyalah satu 'hancur', entah aku sebenarnya tak mengetahui siapa wanita yang diperebutkan Kyungsoo pagi tadi.

    Yang kutahu hanyalah pasti dia adalah sosok yang sangat istimewa di hati Kyungsoo. Jika tidak, kenapa bisa Kyungsoo mengatakan bahwa dia sangat menyayangi perempuan itu?. Tentu saja pasti dia istimewa.

    Aku kira, Kyungsoo begitu mencintai ku. Mencintai segenap kekuranganku, namun yang kudapati tadi pagi seketika menghancur leburkan pemikiran ku terhadap Kyungsoo selama ini.

    Sesampainya dirumah, ku kunci rumahku rapat-rapat dan aku segera menuju kekamar. Belum genap langkah kaki dan kret ku menapaki seluruh jalan ruang tamu, seseorang dari depan menghentikan langkah ku.

   "Kenapa kamu basah kuyup seperti ini sayang?". Suara lembut ibuku membelai telingaku

   "Ee.. ee.. aku tadi waktu pulang kehujanan bu...". Jawabku dengan terbata-bata dan suara yang lamat-lamat, karena aku takut jika ku keraskan suaraku tangisku akan pecah seketika dihadapan ibuku.

    Baru kali ini, aku tak mau membagi kesedihan ku kepada ibu. Karena biasanya, aku selalu bercerita apapun yang sedang aku rasakan saat itu kepada ibuku. Namun, seakan ada yang menghentikanku untuk menceritakan semuanya pada ibu.

   "Ya sudah, ganti baju dan istirahat.. ibu akan buatkan teh untuk mu". Jawab ibu begitu lembut.

   "Baik bu..". Jawabku sambil kembali melangkahkan kaki menuju kamar.

   Selesai ku mengeringkan tubuhku, kukira hujan juga akan reda. Namun, hujan itu justru semakin lebat saja. Pikirku jika hujan bisa sedikit lebih reda dari sebelumnya, aku akan menikmati udara segar selepas hujan di teras rumah.

    Tetapi, karena hujannya turun semakin lebat aku memutuskan untuk menyandarkan tubuhku di kursi kamarku sembari menyeruput teh hangat buatan ibuku. Dan sesekali ku amati suasana hujan di luar rumah lewat jendela kamar ku.

   Tiba-tiba, Kyungsoo berdiri tepat di depan jendela kamarku dengan keadaan yang juga basah kuyup seperti aku selepas pulang dari jalan-jalan bersamanya tadi pagi. Rupanya, dia ingin meminta maaf dan menjelaskan semua yang terjadi tadi pagi.

   Namun karena aku merasa sakit hati kepadanya, tanpa berpikir panjang aku menutup jendela kamar ku rapat-rapat. Sekali lagi, rasa sakit di hatiku membuat ku tak berpikir dua kali untuk bertindak.

   Belum juga menyerah, Kyungsoo tetap 'keukeuh' berdiri ditengah lebatbya hujan hari ini untuk sekedar meminta maaf kepadaku.

   "Eunjin!.... buka jendelanya!... dengarkan apa yang ingin kukatakan sama kamu!.... Eunjin!!....". Teriaknya begitu lantang mengalahkan suara guyuran hujan.

   "Pergi saja sana!... percuma kamu berdiri di situ terus seharian!... aku gak bakal dengerin penjelasan kamu!". Sahutku dengan emosi yang begitu meluap-luap.

   "Pergiiii!!!.... jangan pernah temui aku lagi!!!... aku gak mau liat kamu lagi!!!...". Timpalku sebelum ku menutup jendela kamarku kembali.

   Tak mampu membendung air mataku lagi, aku merebahkan tubuhku di tempat tidur dengan tangis senduku.

Miracle In LoveWhere stories live. Discover now