PROLOGUE

22 0 0
                                    

***

Kau memang kacung yang tak tahu di untung!" tambahnya tajam.

Veranda membelalakkan matanya, mendengar kalimat itu, lalu berkata,
"Apa kau bilang?!" Veranda sudah tidak peduli lagi dengan kesopanan, karna orang di depannya juga tidak bisa menghormati orang lain.

Dave tersenyum iblis.
"Asal kau tahu saja nona, banyak seketaris ayahku yang mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas, dan kuberitahu kau sebuah rahasia kecil, bahwa--- akulah penyebabnya."

"Dan-- aku pastikan setelah ini adalah kau, kacung kecil!" tambahnya lagi.

Saat Veranda sudah terpojok, dan punggungnya terbentur tembok.
Veranda hanya bisa menelan ludahnya, dan mencoba tidak terintimidasi dengan tatapan tajam Dave.

Entah kekuatan darimana, Veranda mendorong dada bidang Dave, dan itu berhasil. Meskipun hanya mundur beberapa inchi saja.

"Kau pikir, aku takut dengan ancaman mu itu, Tuan Dave Greyson yang terhormat?! Kau salah, karena kau belum tahu siapa aku sebenarnya." desis Veranda tak kalah tajam.

Menyerahkan gitar yang dari tadi di dekapnya pada dada Dave dengan cukup kasar, ia berkata, "Saya permisi."

"Kita lihat saja nanti! Seminggu lagi, pasti ayahku sudah menerima surat pengunduran dirimu di atas mejanya atau bahkan besok." gumam Dave yang masih tak mau kalah.

Veranda menghentikan langkahnya, mendengar kalimat cemooh itu dari belakang nya. Ia mengepalkan tangan nya lalu berbalik dan melangkah mendekati sumber suara itu.

"Kau menantangku?!
Baiklah, aku terima tantanganmu! Kita lihat, apa yang bisa dilakukan oleh tuan muda manja seperti anda, pada kacung kecil seperti saya." balas Veranda tenang.

"Dan... Asal anda tahu saja, kalau saya tidak seperti mantan sekretaris ayah anda yang lainnya, yang akan menangis dan diam saja saat anda memperlakukan saya sesuka hati, lalu menyerah begitu saja sebelum berperang!" lanjutnya menambahkan.

Sekilas pupil mata Dave melebar, tapi hanya sebentar, lalu keduanya terlihat sama-sama melemparkan tatapan menghunus yang mereka miliki.

Veranda tidak tahu, mengapa hati dan bibirnya tidak sejalan. Dalam hati Veranda, sebenarnya ada sebersit rasa takut menghadapi pria di hadapannya ini.

Tapi, Veranda mencoba tegar dan menepisnya sejenak.
Ia berpikir, bahwa sesekali pria seperti Dave Greyson ini harus di beri pelajaran, agar tidak berlaku angkuh dan sombong pada orang lain.

Veranda memutuskan kontak mata, karena merasa sudah tidak tahan dengan tatapan lautan biru yang terasa ingin menenggelamkan nya saat itu juga.

"Oh saya lupa, selamat ulang tahun, Tuan muda Greyson. Berdo'alah agar kau di beri umur panjang. Permisi!" ucap Veranda mengakhiri kekesalannya lalu melangkah pergi secepat mungkin dari sana.

***

TBC

Mau lanjut?

Votment please!

Steal My HeartWhere stories live. Discover now