Empat

11 0 0
                                    

"Siapa kau?" tanya suara berat yang membuat Veranda terlonjak kaget dan nyaris menjatuhkan gitar yang di pegang nya.

Berbalik arah dan menoleh ke sumber suara.
Veranda mendapati seorang pria---tampan?

Sejenak, Veranda terpaku pada sosok pria yang memiliki suara maskulin dan sedang melangkah mendekat ke arahnya itu.

Semakin mendekat, Veranda memejamkan matanya kala ia dapat mencium aroma aftershave dari pria itu.

"Siapa kau?" ucap suara maskulin itu lagi, yang membuat Veranda tersadar dan kembali membuka matanya.

"A-aku--- umm... Saya dari Greyson Inc. Veranda Kiehl, sekretaris Mr. Greyson, ingin bertemu dengan Tuan Dave Greyson. Apakah ada?" ucap Veranda tergagap untuk menyusun kalimat.

Pria itu mengamatinya dalam diam, menelusuri dari atas hingga bawah lalu ke atas lagi penampilan gadis didepannya saat ini.
Kemeja abu-abu dan rok span hitam dengan rambut diikat menjadi satu dan riasan yang tipis. Sangat sederhana, namun cukup mengesankan dengan wajah manis nya yang menarik.

Ia menyeringai lalu mengangkat sebelah alisnya. "Oh! Jadi kau kacung nya yang baru?"

Veranda mengerutkan dahinya tak suka mendengarnya. "Maaf? Anda bilang apa? Kacung?"

"Iya. Kacung! Apa kurang jelas?" jawab pria itu dengan ringan.

Veranda menghela nafas pelan, lalu ia membalas,
"Maaf, mungkin anda tidak bisa membedakan antara sekretaris dengan apa yang baru saja anda katakan.
Saya kesini hanya ingin bertemu Tuan Dave Greyson dan mengantarkan pesanan Mr. Greyson, setelah itu saya bisa kembali bekerja."

"Jadi tolong beritahu, dimana saya bisa menemui anak Mr. Greyson, sekarang!" ungkap Veranda dengan sopan.

"Yayaya. Kacung, pesuruh, sekretaris, sama saja lah. Intinya kau orang suruhan ayahku, kan?" ucap pria itu sarkastik.

Veranda terbelalak mendengar nya.
Apa? Ayahku? Jadi dia....

"Ya benar, aku orang yang kau cari. Aku Dave Greyson, anak atasan mu itu." ungkap pria itu seakan tahu apa yang ada di pikiran Veranda.

Veranda mengerjap beberapa kali dan menunduk. "Oh, maaf. Saya tidak tahu, tuan. Kalau begitu---"

"Hmm... manis juga..." sela Dave tiba-tiba sambil menyelipkan sejumput rambut yang terlepas dari ikatan rambut Veranda ke balik telinga gadis itu.

"Maaf tuan, saya kesini hanya ingin menyerahkan pesanan ayah anda." kata Veranda gugup menundukkan pandangannya, lalu menyerahkan gitar yang sedari tadi di dekapnya.

Dave menyeringai, melihat kegugupan gadis di depannya. Lalu, mengambil benda itu dari tangan Veranda. Membukanya sedikit.

Menghela nafas, dia berkata, "Katakan pada ayahku, kalau aku tidak butuh ini." pria itu kembali menyerahkan gitar itu pada Veranda.

"A-apa maksud anda?"

"Aku bilang, aku tidak butuh ini. Jadi, kau bisa mengembalikan nya pada ayahku." ulang Dave dengan sedikit keras.

Veranda mengambil nya kembali ke dalam dekapannya dan menatap dengan tatapan tak percaya. "Maaf tuan, tapi bukankah anda sendiri yang meminta di belikan gitar ini?"

Dave mendengus, dan mendekatkan wajahnya.
"Aku tidak pernah meminta di belikan benda bodoh ini. Dan sampaikan juga padanya, berhenti untuk memata-matai ku. Aku bukan anak kecil, yang perlu diawasi." ucap Dave acuh.

Veranda mengatupkan bibirnya rapat, menahan emosi nya.
"Maaf tuan, anda mungkin tidak tahu dan tidak ingin tahu bagaimana usaha saya mencarikan benda yang anda sebut bodoh ini, dan mendapatkannya, lalu mengantarkan ke rumah anda, dengan mempertaruhkan pekerjaan saya." Veranda menekankan kalimat terakhir nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Steal My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang