BAB II : Dasar Hantu!

3.6K 168 4
                                    

Sejak tadi, berulang kali Azmi mengucapkan istigfar, bukan karena tingkah absurd kedua temannya yang kadang-kadang sering berdebat tentang hal duniawi yang berujung ia harus mengeluarkan maklumat untuk menengahkannya atau yang sering mereka sebut berpidato.

Bukan juga karena kecerobohan Anjani yang hobi sekali terjatuh karena bingung menggunakan kaki nya untuk berpijak diatas muka bumi. Bukan!

Dan luar biasanya bukan juga ulah anggota baru itu, Nabil. Sejak tadi dia cukup diam memperhatikan dan menyimak diskusi Harun dan Gio mengenai UFO, kapal ulang aling yang diketahui milik luar angkasa itu.

Tapi, yang membuat dia terus beristigfar adalah sepi nya Stan mereka, benar-benar tak ada yang mengunjungi stan komunitasnya dan itu sukses membuat dia beristigfar terus menerus. Apakah jiwa sosial para remaja sekarang sudah berkurang? Apakah tidak ada lagi yang memerhatikan kesosialan? Apa mereka pikir, kegiatan sosial hanyalah sebuah gimik dan hal yang sepele sehingga mereka pikir tidak perlu ikut komunitas jika ingin berkegiatan sosial?

Yah, memang jika ingin membantu sesama tidak perlu untuk masuk komunitas. Sendiri pun pasti bisa. Tapi disini, komunitas ini menyuguhkan hal yang lebih dari sekedar ajang kegiatan sosial untuk membantu sesama, bukan hanya kerja nyata tapi juga pemikiran untuk menumbuhkan jiwa sosial menjadi salah satu faktor kenapa komunitas ini tercipta.

"Apa mereka pikir mereka semua suci?", sadar atas gumamannya Azmi langsung beristigfar.

"Yayang, capek ya?"

Azmi langsung mengabaikan celotehan itu. Tak gentar Nabil memberikan segelas air minum pada Azmi tapi pria itu masih menghiraukannya.

"Yayang istirahat aja, biar aku yang jagain stan nya"

"Sudah ku bilang untuk berhenti memanggilku dengan panggilan menggelikan itu. Apa kau tidak mengerti?"

Nabil tersenyum kembali, Azmi mendesah frustrasi sendiri melihatnya.

"Emm sebenarnya aku ingin berterima kasih, kemarin itu jika kamu tidak ada, entah mungkin aku sudah ada di surga"

Azmi mendengus kecil, "Percaya diri sekali akan masuk surga, memangnya kamu punya apa?"

Bukannya tersinggung dengan kalimat yang terlewat sinis itu, Nabil malah melebarkan senyumnya.

"Belum punya apa-apa si. Ya tapi kan dari pada aku bilang akan masuk neraka, lebih baik bilang saja masuk surga. Perkataan itu doa kan?", Ucapnya Sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Jika niatmu ingin berterima kasih, ya sudah sekarang pergi. Jangan malah menghantuiku dimanapun aku berada. Dasar Hantu!Bilang ingin masuk surga, cobalah bertindak seperti bidadari surga".

Kali ini, ucapan Azmi membuat senyuman yang mereka milik Nabil mengkerut, namun tidak lama ia kembali tersenyum

"Untuk itu aku ingin menemuimu",Nabil menangkupkan kedua tangannya diudara."Jadikan aku bidadari surga"

"Aku bukan Tuhan. Aku terlalu lemah dan kecil untuk menjadikan mu seperti itu"

"Ya Tapikan kamu bisa memberitahuku persyaratan menjadi bidadari surga itu seperti apa. Hidup itu kan layaknya naik sepeda, kita harus mengayuhnya supaya bergerak. Jangan terlalu cepat jika kita masih ragu dimana arah yang akan kita tuju, karena takut terjatuh di tempat yang tak di kenal, dan jangan terlalu lambat karena mau tidak mau kita pasti akan terjatuh dan terpuruk. Maka kayuh saja sampai seimbang. Anggap lah aku sedang belajar menaiki sepeda. Dan aku memintamu untuk membantuku untuk mengakayuhkan sepeda itu agar bisa ku gerakan sendiri. Bukankah sesama manusia harus tolong menolong?", Nabil mengambil napas."Ya?"

LANGKAHWhere stories live. Discover now