BAB I : Bertemanlah Denganku?!

Mulai dari awal
                                    

Tak lama, Anjani datang setengah berlari dan membuat ia tersandung dengan rok nya sendiri.

"Tidak sekalian kamu guling - guling sambil salto?", Azmi berkomentar

"Uhhh sakit, eh? Azzzzmmmi", Anjani cengengesan melihat Azmi

"Kemana tadi kamu?". Azmi bertanya dengan nada sangsi

"Hehehe aku",ia mencari alasan yang tepat. "Habis dari toilet".

Yah, itu benar, setidaknya Anjani tidak berbohong. Dia memang habis dari toilet

"2 jam?". Azmi masih menuntut alasan yang pasti

"Ahhhh kau ini, tadi di luar sangat panas Mi, aku sampai ingin pingsan rasanya berdiri didepan sana hehehe bagaimana? Sudah tersebar semua formulirnya?".

Azmi hanya memasang wajah masamnya dan mengangguk kecil.

"Asalamualaikum permisi.. Apa ini benar tempat komunitas sosial Syahid? Apa benar ketuanya bernama Fahrezza Azmi?". Suara wanita menggema di ruangan ini, dan lagi-lu Azmi harus menganga tak percaya atas apa yang ia lihat

"Hahhh Yayang, akhirnya aku menemukanmu" riang Nabil.

Melihat pemandangan itu, Gio, Harun dan Anjani saling memandang Azmi dan gadis yang baru saja datang ini secara bergantian.

"K..kk..ka..ka..kam..kamu! Kenapa kamu selalu bisa menemukanku!"

Nabil tersenyum lebar sampai lesung pipi nya tercetak sekali di wajah manisnya. Ia melambaikan tangan pada ketiga manusia yang sejak tadi hanya dapat berdiam diri melihat pemandangan itu.

"Hay kenalkan aku Nabil. Mahasiswa baru disini, dan anggota baru kalian", ucapnya diakhiri dengan senyuman

Harun hanya dapat tersenyum kikuk, ia sangat anti dengan wanita apalagi jika bukan muhrim nya, hanya Anjani, wanita satu-satunya yang dapat ia dekati karena memang Anjani adalah adik sepupu nya, di berikan perkenalan seperti itu, Harun merinding sendiri. Ia langsung menundukkan kepalanya.

Bukankah senyumannya itu manis sekali. Ya salam, apa yang telah Harun pikirkan tadi?

"Saya Gio, em maksud ade?"

"Hay kak Gio, iyah, ini aku ingin mengembalikan formulirnya, tadi aku ke toilet dulu eh waktu balik lagi, Yayang malah pergi ninggalin aku"

Gio tertawa kering ditempatnya lalu melirik ke arah temannya yang masih menganga tak percaya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Kamu yang tadi minta formulir sama aku ya?", Anjani bersuara akhirnya

"Iyah, Hay kak? Em tunggu, aku ingat nama kakak.. Emm", Nabil memejamkan matanya. "Ah Kak Anjani, iya kan?"

Anjani mengangguk sambil tersenyum, ia melirik ke arah Azmi

"Yayang, jangan melihat aku seperti itu. Aku kan jadi malu"

"Hey! Siapa yang kamu panggil dengan nama menggelikan seperti itu! Dan juga, dan juga siapa yang mau merekrut dirimu disini, hah! Keluar, kamu tidak diterima disini"

Gio, Harun, dan Anjani menganga melihatnya, ia belum pernah melihat Azmi lost control seperti ini, bahkan berteriak pun ia belum pernah mendengarnya. Yang diucapkan oleh pria bertubuh tinggi itu hanya sebuah pidato, pidato, dan pidato.

"Jadi, aku ditolak di komunitas ini?", ucap Nabil lesu

Mendengarnya, otak Anjani langsung merespon cepat.

"Tidak. Kamu diterima kok"

Komunitas ini minim anggota, dan dia tidak akan melepaskan calon anggota begitu saja. Lagipula, disini hanya ada dia, wanita yang ada di komunitas ini.

"Kamu bilang apa?", Azmi melirik Anjani yang sudah menatap Nabil dengan penuh harap

"Hey, sudah tau. Permasalahan kita terbesar adalah kekurangan anggota. Seenaknya menolak anggota begitu saja"

"Seluruh mahasiswa baru disini bisa diterima disini", Ia menunjuk Nabil "Terkecuali dia"

"Tidak. Dia akan jadi anggota kita, sudah 2 hari kita merekrut anggota tapi belum dapat juga kan? Dengan mukjizat yang maha kuasa, akhirnya ada anggota yang langsung mendatangi kita, dan kau tolak? Dimana fikiranmu?". Ucap Anjani ngotot

Azmi bertolak pinggang sambil menghadap Anjani, gadis ini memang dia yang berani melawannya dari pada yang lain

"Yang ketua disini siapa?", ucapnya sengit

Tak mau kalah, Anjani bersedikap.

"Kau memang ketua. Tapi tetap, hak suara ada ditangan anggota. Ketua itu bertugas untuk memutuskan dalam keputusan forum",Anjani menengok kearah kawanannya

"Nah, siapa yang setuju Nabil menjadi anggota kita?"

Gio mengangkat tangannya. Anjani tersenyum melihatnya, lalu ia menatap sepupu nya yang malah menundukkan kepala. Dengan gemas ia mengangkat lengan baju Harun dan juga mengangkat tangannya sendiri

"3 lawan 1.hasil sah. Bukankah begitu?".

Anjani tersenyum puas menatap Azmi yang tidak bisa berkata apa-apa.

"Hah baiklah. Aku tidak akan bisa melawanmu"

"Memang"

Azmi tersenyum kecil karena melihat tingkat kepercayaan diri Anjani, salah satu hal yang membuat Azmi selalu kagum dan rela mengalah padanya.

"Hey kau!", kali ini Azmi menatap Nabil yang masih setia berdiri

"Kamu boleh menjadi anggota disini, tapi dengan satu syarat"

"Apa itu?", mata Nabil berbinar, Azmi langsung mengalihkan pandangannya.

"Berhenti memanggilku dengan sebutan menggelikan itu. Mengerti".

"Aku tidak bisa"

Azmi kembali memelototi Nabil yang sedang cengengesan

"Itu terlontar dengan alami. Tapi yasudah akan ku usahakan"

Azmi berlalu begitu saja, ia menyibukkan diri lagi dia atas meja Berisikan tumpukan formulir.

"Hmm semuanya..!! Bertemanlah Denganku!", Teriak Nabil

Ke-4 orang yang berada di ruangan hanya menatap aneh pada gadis dihadapannya.

Ada apa dengan gadis ini?

Lain hal dengan Harun. Yang sejak tadi menahan hidungnya agar tidak mimisan.

LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang