"Ren, Karen ... lo gak apa-apa? Makan yuk, gue laper banget," kata Olie membangunkan Karen.

"Eh udah selese laporannya? Ya udah yuk makan, aduh-duh ... kepala gue." Karen memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Lo gak apa-apa Ren, kepala lo kenapa?" tanya Olie khawatir dengan kondisi Karen.

"Ga tau ni Ol, dari pagi tadi kepala gue sakit, tapi sekarang kok malah tambah sakit."

"Kita ke rumah sakit aja ya, biar jelas lo sakit apa," ajak Olie.

"Ya udah deh, gue dah ga kuat nih, sakit banget kepala gue," ucap Karen lirih menahan sakit di kepalanya.

Olie pun segera mengambil kunci mobil Karen dan memapahnya menuju parkiran, lalu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Karen. Dia terlihat kesakitan, Karen duduk dengan gelisah sambil memijit-mijit kepalanya. Olie sungguh tak tega melihat kondisi Karen saat ini, baru kali itu Olie melihat Karen kesakitan. Biasanya sakit Karen hanya flu atau masuk angin.

"Ren, kita udah sampai. Lo masih kuat, kan?" tanya Olie.

"Iya Ol, gue masih bisa nahan."

Mereka berdua turun dari mobil dan segera menuju ke UGD, Karen segera ditangani oleh suster dan dokter jaga di UGD.

"Mba, Anda ini apanya nona Karen?" tanya dokter yang tadi memeriksa Karen.

"Saya sahabatnya, Dok. Apa Karen baik-baik saja? Dia gak kenapa- kenapa, kan Dok?" tanya Olie kepada dokter yang diketahui bernama Andrew.

"Mari ikut ke ruangan saya. Ngomong-ngomong pasien apa tidak ada keluarga di sini? Kenapa Anda yang mengantar ke rumah sakit?" tanya dokter Andrew.

"Iya, dia di sini sendiri Dok, kami tinggal di kos yang sama, dia tetangga kos saya sekaligus atasan saya di kantor," jawab Olie memberi penjelasan.

"Oh begitu, sepertinya hubungan kalian sangat dekat ya, saya lihat seperti kakak beradik. Mari silahkan duduk, ucap Dokter mempersilakan, "jadi begini, mengenai kondisi nona Karen, sakit kepalanya itu disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di otak, penyebabnya bisa beragam dan penanganan terbaik adalah dengan operasi. Saya harap Anda segera menghubungi keluarganya agar dapat segera dilakukan tindakan, karena kalau tidak segera, saya khawatir bisa mengancam nyawa nona Karen," kata Dr. Andrew menjelaskan kondisi Karen.

Olie yang mendengar kabar itu pun tak kuasa menahan tangis, dia tidak ingin kehilangan Karen--sahabat, kakak sekaligus sosok ibu bagi Olie--karena ibunya sudah meninggal sejak dia SMP.

"Ba-baik Dok, saya akan segera hubungi keluarganya. Terima kasih untuk informasinya Dok. Saya boleh tanya, berapa lama dia bisa bertahan sebelum operasi dilakukan?"

"Jika melihat kondisinya sekarang ini, kurang lebih 2 minggu, jadi saya mohon agar segera diputuskan untuk penanganan lebih lanjut agar tidak terjadi kerusakan diotaknya dan ..."

"Baik Dok, saya akan segera kabari keluarganya dan minta mereka segera kemari," ucap Olie menghentikan perkataan dokter Andrew yang seolah-olah menyiratkan kalau Karen tidak akan bertahan hidup.

Olie, ngapain dia di rumah sakit, sapa yang sakit? tanya Richard dalam hati sambil mendekati Olie yang sedang duduk di salah satu kursi dekat ruang rawat Karen.

"Hei ... sapa yang sakit?" sapa Richard.

Saat Olie mendongak dan melihat Richard, reflek dia langsung memeluk Richard dan membuat mereka berdua tersungkur dengan posisi Olie di atas Richard, karena Richard jongkok di depan Olie dan tidak siap saat Olie mendadak memeluknya. Akhirnya tangis Olie pecah, dia menangis di dada Richard dan membuat kaosnya basah. Sadar dengan posisi yang bisa membuat orang yang melihat salah paham, segera Richard bangkit dan mendudukkan Olie di kursi sambil berusaha menenangkan dan menanyakan penyebab dia menangis.

Mas GantengWhere stories live. Discover now