🍑20

464 82 35
                                    




Jam menunjukkan pukul 4 sore saat gadis itu melangkahkan kedua kakinya menuju ke halte bus.

Ia mendudukkan dirinya di salah satu bangku halte seraya meregangkan otot otot kakinya yang terasa pegal.

Kalau bukan karena menggantikan jadwal piket temannya yang tidak masuk hari ini, mungkin sedari tadi ia sudah pulang dan sedang bermalas-malasan di atas kasurnya.

Matanya mulai menerawang ke langit sore yang sudah berubah warna menjadi gelap.

Mungkin sebentar lagi akan turun hujan, pikirnya.

Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu setelahnya ia pun memejamkan kedua matanya untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya. Namun tanpa terduga, tiba-tiba saja otaknya kembali memutar tragedi yang terjadi saat istirahat tadi pagi, dimana ia dengan mata kepalanya sendiri melihat laki-laki yang sangat ia hindari sedang berdiri di dekat loker miliknya. Dan tentu saja ia masih sangat penasaran dengan kertas yang berada di genggamannya saat itu.


Cause baby I know that you still love me
And baby know that I love you too
So tell me why cant we make it better
Cause all that I know is found in you~


Lantunan lagu dari Jason Chen berhasil mengejutkannya yang saat itu masih sibuk dengan pikirannya. Gadis itu mulai merogoh kantung seragamnya untuk mengambil benda persegi yang sedari tadi tidak berhenti bergetar itu.


Setelah memastikan siapa yang menghubunginya, ia pun menggeser tombol hijau di ponselnya.


"Koeun? Kau sudah pulang?"

Ya, itu adalah suara sahabatnya-Yeri.

"Sudah, sekarang aku sedang menunggu bus di halte."

"Apa? Jadi maksudmu kau belum sampai rumah?"

"Iya."

"Yaa! Bagaimana bisa kau belum pulang? Apa disana sudah turun hujan? Kau membawa payungmu?"

Gadis itu mengulum bibirnya menahan senyum, sahabatnya memang cenderung lebih cerewet dari ibunya di saat seperti ini.

"Ya tuhan, kau cerewet sekali Yeri-ssi"

"Tentu saja, aku melihat berita bahwa hari ini akan turun hujan yang sangat deras."

Dan tepat disaat itu pula, butiran-butiran air dari langit mulai bertaburan membasahi setiap sudut kota. Meninggalkan percikan percikan kecil dan bau tanah yang basah karena tersiram air hujan. Koeun menatap langit, memastikan seberapa besar hujan turun saat itu. Sebelum akhirnya ia pun merasakan dingin yang sangat menusuk permukaan kulitnya.





"Koeun? Kau mendengarku?"
"KOEUN?! YAA! APA KAU PINGSAN?!"

Teriakan Yeri yang super kencang kala itu berhasil mengusik lamunannya. Membuat ia kembali memfokuskan diri ke benda persegi yang ada di telinganya.

"Ah, maaf Yer aku kehilangan fokusku."

"Ya ampun Koeun..." Yeri menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Apa sih yang sedang kau pikirkan? Aku sudah bercerita sampai mulutku berbusa dan naasnya manusia yang sedang aku ajak bicara tidak mendengarkanku hhhh" gadis itu mulai mendengus sebal.

"Maafkan aku Yer, aku tidak akan mengulanginya."

"Tsk, baiklah baiklah... Cepat pulang dan jangan lupa kabari aku jika sudah sampai rumah. Satu lagi, jangan sampai kau terkena flu seperti Hina."

"Yes mom!"

"Berhenti memanggilku mommy!? Sudahlah, kalau begitu aku tutup dulu, adikku sedang menangis. Jangan lupakan payungmu oke? See you!"

Dan sambungan telpon pun terputus.

Koeun tersenyum kecil seraya memasukkan kembali benda persegi itu ke dalam kantung seragamnya.

Beberapa menit kemudian, bus yang ditunggu pun tiba. Ia melangkahkah kedua kakinya dengan cepat menuju ke arah pintu bus yang sudah terbuka. Tak lupa ia gunakan kedua tangannya untuk menutupi kepala agar tidak terkena air hujan.

Setelah memastikan tubuh dan rambutnya tidak basah, ia pun mendudukan dirinya di bangku yang berada di dekat jendela.

Jujur saja, bisa mendapatkan tempat duduk di jam sore tidaklah mudah, tapi sepertinya tidak untuk saat itu.

Koeun menyenderkan kepalanya ke jendela seraya memperhatikan hujan dari balik kaca. Walaupun hujan terlihat begitu lebat, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ia tetap menyukai yang namanya hujan. Kalau bisa memilih, mungkin ia akan membiarkan dirinya basah dibawah hujan dari pada berteduh di dalam bus.

Tapi sayang, saat ini ia sedang tidak ingin hujan-hujanan. Pasalnya, jika Yeri mengetahui ia terguyur hujan dan terserang flu maka dia akan memarahinya sepanjang hari.

Terkadang gadis itu merasa bahwa dirinya sangat aneh. Disaat gadis gadis lain lebih memilih berteduh dikala hujan sedang lebat, ia lebih suka menerobos hujan dan berakhir dengan tubuh yang sangat basah. Dan tentu saja semua akan berakhir dengan demam di esok harinya.

Tidak lama bus yang ditumpanginya pun berhenti di pemberhentian pertama, mengangkut beberapa orang yang juga akan pulang kerumahnya masing-masing.

Koeun mengedarkan pandangannya ke sekitar, takut takut jika ada seorang nenek atau ibu hamil yang tidak mendapatkan tempat duduk.

Namun alih alih menemukan apa yang ada pikirannya, ia malah bertemu tatap dengan seseorang yang berhasil membuat jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.

Lidahnya terasa sangat kelu, otot-otot tubuhnya pun mulai menegang. Ia bahkan segera merutuki dirinya sendiri saat orang itu mulai mendudukan diri tepat dibelakangnya.








'Ya tuhan, tolong aku'



















---
Hai, I'm back!
Who miss this scary couple? ㅠ

❝Dear Diary❞ ; MarkoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang