12.5 Garis Ley

Mulai dari awal
                                    

"Mereka punya senter ultraviolet."

"Oh—hah? Apa?"

"Aku mencoba ke sana seminggu lalu dan mereka menyenteriku dengan senter itu." Suara Daniel memelas. "Kau tidak tahu rasanya harus melontarkan sihir perlindungan lalu ber-teleport dengan separuh badan hangus jadi abu ..."

"Ada beberapa pemilik indera keenam juga." Chris menggaruk-garuk kepala. "Beberapa Putra Purnama yang tinggal di dekat sana berpapasan dengan mereka dan salah satu dari mereka disiram air suci."

"Putra Purnama tidak terpengaruh air suci kan?"

"Kami jadi basah. Itu saja."

"Jadi benar soal pemilik indera keenam bisa mendeteksi makhluk supernatural tapi tidak secara pasti mengetahui jenisnya?"

"Kau mau dengar kabar gembiranya?" Chris tidak tahan tidak nyengir lebar. "Orang yang menyiramkan air itu ditangkap. Dia dianggap mengganggu keamanan dan kenyamanan publik dengan tiba-tiba menyiram pejalan kaki seperti itu. Jadi sebelum dia sempat menebas temanku dengan pisau perak, dia sudah digelandang ke kantor polisi."

"Mereka kok bodoh sih?"

"Orang-orang bodoh itu membuat kita tidak bisa mencapai si kembar."

"Nah, ya, itu gawat." Daniel menarik napas panjang. "Sir Albert mendesakku mencari mereka secepatnya. Beliau—dan semua yang sudah melewati Inisiasi Keempat—merasakan gangguan parah di jaringan ley."

"Dua alkemis itu penyebabnya?"

"Diduga demikian. Dan itu gawat. Kami tidak tahu ada yang seperti itu selama ini."

Chris mengangkat tangan, berusaha menyuruh Daniel pelan-pelan, meskipun yang bersangkutan tak akan melihat gesturnya. "Sebentar. Kau tahu kami buta soal garis ley. Ada apa yang gawat? Tolong jelaskan."

"Sihir mereka bukan berasal dari dunia ini." Daniel menghela napas lagi. "Sihir mereka asing. Sesuatu yang berasal dari tempat lain. Er, aku sudah bilang belum mereka telah melakukan percobaan pertama mengakses garis ley?"

"Pelan-pelan, boy. Urutannya yang betul."

"Mereka mencoba melakukan sihir dimensi yang berkaitan dengan garis ley. Ketika hal itu terjadi, kami semua merasakan adanya gangguan. Sihir kami berhubungan erat dengan garis ley, kalau kau lupa."

"Oke. Paham." Chris merasa ia perlu mencatat ini, jadi ia mengambil pensil dan mulai membuat coretan di kertas.

"Jika ada seseorang melakukan sihir yang berkaitan dengan dimensi dan sejenisnya, mereka akan mengakses garis ley dan sedikit banyak sihir mereka akan 'kena' ke aliran sihir dalam garis tersebut."

"Seperti kalau aku buang air kecil di sungai?"

"Ya—tidak, maksudku, tidak ada perumpamaan yang lebih bagus?"

"Cerewet," geram Chris. "Lanjut."

"Sihir kedua alkimis itu mengenai garis ley dan kami merasakan ada yang salah dari sihir keduanya. Itu bukan sihir dari dunia ini."

"Lalu dari mana?"

"Entahlah. Yang pasti mereka seharusnya dilarang menggunakan sihir mereka untuk sihir dimensional."

"Apa yang akan terjadi," bulu kuduk Chris meremang, "kalau mereka tetap melakukannya?"

Terjadi keheningan sesaat. Daniel tak menimbulkan suara apapun hingga Chris mengira sambungan mereka terputus.

"Aku dapat membayangkan kami menjadi gila," suara Daniel akhirnya terdengar lagi. "Para Tudung Merah kelas atas akan menjadi gila dan kami yang tak terpengaruh tak bisa menghentikan mereka. Atau ... ini gara-gara kebanyakan baca cerita horor Heartcraft kurasa .... Atau kedua alkemis itu akan meninggalkan lubang dimensi permanen yang terhubung entah ke mana. Yang dihuni makhluk entah apa."

"Kita semua kiamat?"

"Kita semua kiamat."

"Apa kata Sir Albert-mu soal ini?"

"Dia sedang merencanakan sesuatu. Aku diminta memberitahumu secepatnya begitu dia selesai. Sebaliknya, Sir Albert ingin mendengar rencana dari Putra Purnama terkait hal ini. Banyak yang tidak setuju padanya soal itu, tentu saja."

"Aku perlu bicara dengan pimpinan klan." Chris mengertakkan gigi. "Sekarang."

"Akan kusudahi dulu kalau begitu."

"Ya. Sampai nanti."

Begitu telepon ditutup, pikiran pertama yang muncul di benak Chris adalah tacos dan nachos. Dia lapar, tapi perkembangan tak terduga ini begitu genting hingga Chris sanggup mengesampingkan dorongan untuk membuka situs pemesanan online dan memesan tacos.

"Mr. Greylocke?" bisik Chris saat terdengar sahutan dari nomor yang ia hubungi. "Ada sesuatu yang perlu segera kubicarakan."

Curtis Greylocke menggeram. "Pasti urusan dengan makhluk-makhluk penghisap darah itu."

"Kurang lebih begitu."

"Tidak bisakah ini menunggu?"

"Aku tidak yakin." Chris mengernyitkan kening. Dia akan berjalan ke restoran di ujung blok dan makan burger serta kentang goreng setelah telepon ini selesai. "Dan kalau kau bertanya-tanya apakah para penghisap darah sedang mencoba menipu kita, kurasa tidak. Aku benar-benar perlu pendapatmu terkait ini."

"Baiklah." Helaan napas panjang. Kemungkinan Curtis sedang merokok dan baru saja menghembuskan asap lewat mulut. "Jam sepuluh pagi."

"Terima kasih banyak."

"Aku mau minta pendapatmu soal steik burger buatanku. Jangan makan banyak-banyak sebelum jam sepuluh."

"Siap, Pak."

Telepon ditutup.

Chris berjingkat meninggalkan ruang kerjanya dan menuruni tangga. Saat ini sudah jam setengah sebelas malam, tapi restoran yang hendak ditujunya buka 24 jam. Makanannya tidak istimewa, tempatnya tidak berpendingin ruangan, tapi harganya lumayan dan porsinya mengenyangkan.

Beruntung sekali Curtis yang jadi Alpha di sini, pikir Chris. Ia mengendus udara. Bau rumput yang baru dipangkas tercium dari halaman tetangganya. Alpha lain tidak suka berurusan dengan para Tudung Merah. Sama sekali. Dan mereka sangat tidak kooperatif meskipun situasinya gawat.

Lonceng di pintu restoran berdenting pelan saat Chris mendorongnya terbuka.

Ha. Para penghisap darah itu katanya tidak bisa masuk ke suatu tempatkalau tidak diundang. Chris mengangguk pada pegawai yang berada di balikkonter. Jadi bagaimana caranya merekamasuk ke restoran atau kafe?    

NaClTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang