3

85 3 17
                                    

Liburan sekolah sudah berakhir kini saatnya kembali lagi kedalam kandangnya masing-masing, tentu saja ini sudah memasuki pertengahan juli berarti hanya tersisa beberapa bulan lagi aku akan melaksanakan Ujian Nasional.. hufft rasanya waktu berjalan lebih cepat dari biasanya..

Drrrtt...drttt..drtt..
Suara ponsel menggema disetiap sudut kamarku.Aku sudah hafal dengan suaranya yang selalu bernyanyi riang disetiap jam 05:00 pagi, dengan mata sedikit terbuka ku raih handphone dan mematikan alarmnya.Aku berjalan gontai menuju kamar mandi kecil dibelakang rumah.Azan subuh berkumandang lantang ,aku mulai menghidupkan air kran dan berwudhu.

Shalat subuhku berjalan dengan lancar, tak lupa berdo'a komat kamit seraya menadahkan kedua tangan seperti seorang pengemis yang kelaparan meminta secuil makanan kepada tuannya.bukan apa-apa hanya saja mataku masih mengantuk..

Aku membuka jendela kamar,udara dingin menyelimuti kulitku.apakah ini musim dingin? entahlah hari ini aku sangat malas untuk mandi tetapi akan sangat memalukan apabila seorang putri sepertiku tidak mandi pagi..Aiish mungkin bakal tercium bau-bau perfume yang sudah kadaluarsa.

Beberapa menit berlalu aku sudah siap dengan seragam putih abu-abu dengan kerudung putih polos , tak lupa ku sisihkan beberapa menit untuk menghias wajahku agar terlihat sedikit segar.Ayahku sering memarahiku karena aku selalu mengabiskan waktu untuk berdandan didepan cermin hingga lupa waktu bahkan sampai terlambat datang kesekolah.

Drrrnn..Drrrnn..Drrnn bunyi kuda besiku seakan siap menerjang siapa saja yang mengejar laju motorku, 15 menit berlalu aku sudah tiba digerbang istana Satu Atap , aku benar-benar beruntung disekolahkan ditempat ini, apa yang tak aku dapatkan disekolah sebelumnya maka disinilah tempatnya menimba ilmu, ya ilmu dunia dan akhirat.

*Disekolah*

Aku seperti berada dihamparan rumput hijau ditengah bangunan-bagunan yang berdiri kokoh.Rumput-rumput seakan bergoyang menyambut kedatanganku, ah rasanya ingin sekali aku mengukuti gerakannya hanya saja itu sedikit memalukan, sudahlah lupakan rumputnya mending ingat sama akoh aja..😂

Kulihat dari luar kelas baruku tepatnya dari jendela transparan (Alias tanpa kaca) muncul beberapa biji kepala putih , maksudku kepala teman-temanku yang memakai kerudung putih nampak seperti bola-bola besar yang dapat bergerak dengan lincahnya.

"Heii, cai-cai Pr Matik udah belom? "tanyaku pada Ica teman sebangkuku.

"Udah dong"sahutnya singkat.

"bagi contekan dong" ujarku memperlihatkan muka memelas.

"Adehh kamu ini, tapi kalo salah aku gak tanggung jawab loh".

"Kelamaan, sini bukunya".

Sebenarnya hal-hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan dikelasku, satu orang ngerjain tugas dan 20 orang lainnya nyontek.aku juga yakin kalo murid paling pinter dikelas pun melakukan hal yang sama.Kadang ia juga berpura-pura gak bisa ngerjain atau gak paham biar yang lain gak minta contekan,sorry yah alasannya tuh tipis banged bisa ketebak.

Aku tidak terlalu menyukai pelajaran matematika karena menurutku itu adalah pelajaran yang sangat membosankan dan ditambah lagi dengan daya pikirku yang terbilang cukup pas-pas an bisa dibilang IQ Jongkok. Tidak apa aku hanyalah seekor tungau yang berupaya terbang meraih bintang kelangit, sangat mustahil kecuali keajaiban Tuhan-lah yang dapat merubahnya.

"Oiya, sore ini kita eksrakulekuler lagi gak yah? " tanyaku pada Ica yang sedari tadi memperhatikanku menyalin setiap angka-angka abstrak kebuku bersampul Hello Kittyku.

"Adehh kamu ini,males banget tau"Sahutnya, entah mengapa ia sering mengatakan 'Adeh kamu ini' , mungkin itulah ciri khas temanku yang satu ini.

"Jadi, kita kesini apa enggak? " tanyaku lagi.

"Gak deh, coba kamu pikirin kita pulang sekolah jam 2 siang terus jam 3 siang kesini lagi, emang kamu gak cape? "

"Capek bangek Vrohh"

"Oke, jadi fix kita gak kesini.Oh iya Nahsa juga harus diajak biar dia gak kecapean kan kasian".

"Ide bagus".

Aku, Ica, dan Nahsa janjian gak ikut eksrakulekuler disekolah tapi bukan berarti kami bertiga adalah profokator disekolah yah, itu cuman berlaku buat kami bertiga yang gak sekolah Asrama.

Jadi kalo kena hukuman gak sendirian jadinya kan rame-rame berat sama dipikul ringan sama dijinjing kalo ibarat kata.

Tong..Tong..Tong..Tong suara lonceng menggelegar disetiap penjuru kelas.Para siswa pun berhamburan keluar menuju halaman sekolah untuk melaksanakan upacara bendera, ku harap hari ini pembina upacara tidak berbicara panjang kali lebar kali tinggi kalikalian,huh sangat sangat melelahkan harus berjemur dibawah terik matahari pagi.Berbeda dengan para guru yang hanya berdiri dibawah naungan atap sekolah , pantas saja mereka tidak merasakan seperti para siswa yang sudah mulai gelisah seperti cacing kepanasan.

Para guru hanya bisa mengomentari petugas upacara hampir setiap minggunya.hempp enak banget yah, coba kalo para guru yang jadi petugas upacara gimana? kebayang gak sih para guru yang demam panggung kelihatan muka pucatnya, Wahh wahh aku yakin para murid bakalan ketawa cekikikan.

"Lambat"Ujarku pada Ica yang sedari tadi celingak celinguk kaya orang mau nyebrang jalan.

"Iya nih pembina upacaranya kebanyakan ngomong deh, udah tau gak ditanggepin sama muridnya masih aja asik ngomong sendiri" Umpat Ica kesal.

"begitulah kalau guru yang tidak mengerti dengan penderitaan muridnya, dijemur gini emangnya kita ikan"Sahut Neiss dibarisan depan.

"Huhh , tuh lihat guru-gurunya mah enak dapet barisan yang gak kena matahari, lah kita kepanggang cuyy" ujar Lea menimpali.

"lucu juga muka lu kalo lagi manyun"Ledekku pada Ica yang kemudian menatap horor kearahku.

"mata lu bulat kaya telor ceplok"ledekku lagi.

"Hahaha Ica malah dikatain Adara, bales Cai-cai" sahut Lea dibarisan belakang.

"Oww oww, suara apaan tuh kaya jangkrik lagi nyanyi deh, coba denger"

"Adaraaaa..." Lea mendengus kesal hingga ia diam seribu bahasa.

"Aduh ibu-ibu rempong ini ngegosip mulu sih kerjaannya , ini kan lagi upacara bendera" terdengar suara parau laki-laki mengalihkan pembicaraan , aku mencari sumber suara yang ternyata dibarisan ujung. ya dia adalah Farhan.

"Oke gengges, kita diam entar Farhan ngamuk"

"Adara diam" suara Farhan meninggi.

"Ahihihi Blee 😝, gue gak takut sama lo" tantangku meremekan.

"Oh jadi lo mau sepatu terbang yah? tunggu bentar" Farhan melepaskan sepatu hitamnya dan bersiap melempar kearahku.

"Stopp..gue cuman bercanda, maaf maaf" tanpa rasa bersalah sedikitpun aku berjalan melewatinya karena kebetulan upacara telah berakhir.

Farhan menggeleng-gelengkan kepala melihatku cengengesan seperti sedang kehabisan obat penenang.ups bercanda gue sehat kok, sehat banget malah.


.

.

.

.

.

. Udah sampe sini dulu, capek ngetiknya harusnya sih ceritanya lebih panjang lagi tapii eh tapi karena ada kesalahan teknis sebagian yang udah aku ketik jadi kehapus..ohh no, sedih sekali..😩😭
Oh iya ini ceritanya cuman fiktif belaka apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu itu hanyalah kebetuan semata. 50% imajinasi, 20 % rekayasa dan 30% kenyataannya..✌✌

#Vote nya jangan lupa
#Tambahin matanya
#Komentarnya juga

(3) Diary Kelas Dua BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang