#Pangeran Es?

2.4K 194 7
                                    

Sudah 2 minggu Prilly berada di sekolah barunya. semuanya masih sama, tidak ada yang berubah. Orang orang masih menatapnya dengan memuja, ada yang menatapnya dengan terpesona, bahkan ada yang menatapnya dengan Tidak suka.

Sekolah, tempat yang sama sekali tidak ingin ia kunjungi, bukan karena Guru gurunya, murid muridnya, bahkan juga bukan karena Ali.

Ali......

Ia sudah mendengar informasi tentang Ali. Bukan mencari tau atau apa, tapi Prilly selalu mendengar Penghuni sekolah membicarakan Ali, di Kantinlah, di Perpus bahkan di Toilet Puteri pun Ali selalu jadi perbincangan.

Ternyata Ali memang dingin, tanpa di sadari mata Prilly terus saja tertuju padanya. Meskipun Ali tidak sedingin dirinya, namun prilaku Ali terhadap para gadis yang mengejarnya membuat mereka semakin tergila gila padanya.

Akhhhhh...

Kenapa dinginnya Ali tidak berlaku pada Prilly? Dia juga sama seorang Siswi, tapi mengapa Ali tidak cuek terhadapnya?

"Please li jangan anggap gue istimewa, karena gue gak mau anggap lo istimewa"

Sikap humoris Ali tidak berlaku pada gadis selain dirinya. Hal itulah yang membuat ia mendapatkan teror teror untuk menjauhi Ali.

Memang menurut mereka menjauhi Ali itu mudah?  Ia juga berusaha untuk menjauhinya. Tapi alasannya tentu saja bukan karena teror dari mereka, ada hal yang lebih mengerikan dari itu semua.

2minggu lagi......

Iya, 2 minggu lagi ia akan meninggalkan kota jakarta. Sudah jadi kebiasaan rutin selama sebulan sekali ia pindah rumah sekaligus pindah sekolah. Ia tidak ingin diistimewakan oleh seseorang, karena itu semua juga Prilly akan menganggap istimewa terhadap seseorang yang mengistimewakannya. Tentu saja itu akan memberatkan pikirannya tentang sebuah perpisahan dengan orang yang dia istimewakan.

Jadi please, yang Prilly inginkan hanya lah satu. Jangan pernah mengistimewakan dirinya. Itu saja, mudah kan?

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Prill, gue anterin pulang ya" pinta ali saat mereka berada di parkiran setelah aksi kejar kejaran.

Entah kenapa rasa tertarik selalu mengusiknya terhadap Prilly,  Puteri Es yang memang sulit untuk di cairkan, kenapa harus Puteri Es? Mengapa tidak Puteri Api?

Huh,, setelah bel pulang sekolah Prilly langsung pergi begitu saja, hal itu lah yang membuat Ali mengejar Prilly. Sudah sekitar 2 minggu Ali menawarkan untuk mengantar Prilly pulang, namun sekalipun Prilly tidak pernah menerimanya. Ckkk, Es memanglah Keras.

"Gak, gue bisa pulang sendiri"

"Atau mau gue anterin ke panti, lo pasti kangen kan sama mereka, padahal baru kemaren lusa kita ngunjungin mereka, tapi kok kita sama sama kangen ya" tuh kan, lagi lagi Ali berusaha membujuknya. Ia memang tidak ingin pulang bersama Ali atau siapapun itu. Dan pada Lusa kemarin ia bersama ali memang mengunjungi panti, tentu saja dengan Ali yang selalu menguntitnya.

"Gak, gue ada urusan"

"Urusan apa? Lo mau les tentang belajar mencintai gue, atau lo mau latihan Lari dari kenyataan,, oh gue tau, lo pasti mau ikutan lomba mengetuk pintu hatiku kan?? Tenang aja prill, jangankan mengetuk, lo udah ngisi hati gue kok"

Prilly langsung meninggalkan Ali di tempat. Kenapa orang orang selalu menggodanya? Mengapa orang orang tidak mengerti tentang perasaannya? Sebenarnya siapa yang egois?

Ali, mengapa kali ini rasanya berbeda? Kenapa semakin hari sikap Ali semakin tak bisa di lumpuhkan? Bahkan semakin hari kini Prilly semakin Berat untuk menolak semua keinginan Ali. Apa Ali tidak tau seberapa tersiksanya ia selama ini?

"Please selama 7 kali gue pindah sekolah kali ini gue nyatain kalo Gue nyerah, gue udah gak mampu buat nerusin semua Drama ini. Gue lemah, gue udah gak kuat lagi. Please siapa yang bisa ngertiin gue, sekali ini aja"
Batin Prilly menjerit, batinnya menangis, bahkan Matanya kali ini sedang berjuang untuk membuat benteng pertahanan agar Air yang menampung di matanya tidak lolos begitu saja.

"Sekali aja prill lo mau gue anterin pulang, cuman 10 meter aja gue rela kok. Siapa tau nanti kita bisa jalan bareng, dinner, nonton bioskop, dan ma..."

"STOPP"  belum sempat Ali melanjutkan kata katanya Prilly langsung berhenti dan berteriak. Entah kenapa saat ini Ali merasa kemenangan ada di tangannya. Meskipun prilly masih membelakanginya Mungkin saja kali ini Prilly sudah capek, dan Ali bisa pulang bersama Prilly. Senangnya...

"Lo mau kan gue anterin pulang" Ali pindah posisi jadi di depan prilly. Namun Begitu kagetnya ia saat melihat keadaan prilly saat ini. Kenapa Puteri es yang ia anggap Kuat bisa bercucuran air mata? Apa ini karena ulahnya?

"Please li, kenapa sikap dingin lo gak berlaku sama gue? Kenapa sikap lo beda ke gue li? Gue capek li kaya gini terus, gue gak tahan." Isak tangisnya sudah tak terkontrol lagi. Kali ini ia memang sudah benar benar lelah.

"Apa ini semua salah gue?"

"Gak li, ini bukan karena salah lo. Ini salah gue, salah karena gue udah sekolah disini. Harusnya dari dulu gue emang gak pindah sekolah terus"

"Pindah sekolah?" Ali mengerutkan dahinya. Ia tidak bisa mencerna perkataan Prilly.

"Iya, udah 7kali gue pindah sekolah, dan gue salah ambil keputusan ikut orang tua gue, satu lagi please, cuekin gue sama kaya lo cuekin yang lainnya" ucap prilly dengan nada merendah. Untung ini sudah jam pulang sekolah. Sehingga tidak ada yang melihat perdebatannya dengan Ali.

"Tapi prill, lo udah terlanjur gue anggap istimewa"

Dugaan Prilly memang benar, Ali menganggapnya istimewa. Bagaimana ini? Jika sudah seperti ini, prilly bisa  saja menggagap Ali istimewa juga.

"Istimewa?? Apa lo gak cape terus terusan kaya gini Sama gue? Apa lo gak tau kalo orang orang ngasih gue gelar PUTERI ES? Apa untungnya lo Dapetin Puteri Es? Dan apa lo gak capek terus terusan ngejar Puteri Es?"

"Dan apa lo juga gak tau gelar gue kalo gue itu PANGERAN ES?"

"PANGERAN ES?" prilly menyeka air matanya. Baru kali ini ia mendengar gelar Pangeran Es untuk Ali, apa memang benar ali mendapatkan gelar itu?

"Iya Gue PANGERAN ES, dan karena lo Udah nyairin Pangeran Es, giliran Gue yang nyairin PUTERI ES"

prilly terdiam mendengar perkataan Ali. Pangeran es? Puteri es? Entahlah, yang jelas air matanya kini semakin deras jatuh dari pipinya.

"Please li, lo ataupun gue pasti tersakiti" ucap Prilly langsung meninggalkan Ali yang terdiam. Ini adalah sebuah obrolan terpanjang yang ia lontarkan  terhadap lawan bicaranya disekolah. Dan Ia harap, ini akan menyelesaikan semua masalahnya dengan Ali.
^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^_^

Bakalan next kalo yang ngasih komen tentang episode ini nyampe 10++



Puteri EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang