Suatu ketika, tiba-tiba kamu mengundangku duduk di sampingmu, tetapi kali ini kamu yang tersenyum
*
Saat itu aku mencari tempat duduk di sebuah cafe dan disitu ada kamu yang tiba-tiba memanggil namaku, bukan nama yang biasa kamu panggil sebagai panggilan akrab kita. Aku menengok dan kamu menepuk kursi di sebelahmu, menyuruhku duduk di situ, satu meja denganmu.Seketika aku menjadi salah tingkah dan sedikit kaku, tetapi kuiyakan permintaanmu. Kamu mulai mengajakku basa-basi. Jujur aku ingin tertawa. Kamu lucu, berpura-pura tidak ada apa-apa, padahal di balik ini usai terjadi perang dunia ketiga. Sebentar, 'usai' kataku? Ah, apakah ini pertanda kita bisa berteman kembali? Sungguh aku tidak masalah jika harus memulainya dari awal.
YOU ARE READING
Sajak Untuk Sahabat
PoetrySahabat itu seperti rumah, kemana kita pergi dan sejauh apapun. Yang namanya sahabat sejati akan pulang ke rumahnya, tempat untuk berbagi kisah dan selalu ada satu sama lain di saat suka dan duka. -A-