Yoongi mengalihkan pandangannya ke arah belakang tubuh Jungkook, terlihat sekali dari raut manisnya jika dia tengah dilanda kebingungan. Namun Yoongi harus memutuskan saat ini, tidak ada lagi waktu untuk merasa bingung, inilah kesempatan terakhir dari namja manis ini.

"Aku, aku hanya merasa kau masih terlalu muda. Kau bahkan belum genap berusia 17 tahun, kemampuanmu dalam mengartikan perasaan cintamu itu bisa saja salah. Aku dan kau masih sangat muda, bisa saja suatu saat nanti perasaanmu akan berubah padaku, aku--"

"Kau meragukan cintaku, hyung?!" tanya Jungkook tidak percaya. Apa ini? Kenyataan ini begitu menampar telak hati seorang Jeon Jungkook.

Kekasihnya ini meragukan cintanya? Meragukan perasaan tulusnya ini? Lalu jika Yoongi ragu kenapa baru sekarang namja manis itu mengatakannya?! Kenapa baru saat ini, saat Jungkook sudah begitu jatuh cinta sedalam-dalam pada namja manis di depannya ini.

"Kita tidak pernah bisa menjamin masa depan Jungkook. Seperti yang Kukatakan tadi, bisa saja 1 atau 2 bulan ke depan kau sudah tidak mencintaiku lagi. Atau mungkin besok bisa saja perasaanmu itu berubah, sungguh aku--"

"Ck! Omong kosong!" ujar Jungkook sinis sambil mengepalkan tangan kokohnya karena sakit mendera hatinya saat ini.

Si manis itu mulai menundukan wajahnya sambil menggigit bibir merahnya dengan pelan, "Jungkook kumohon. A-aku minta maaf Jungkookie. Aku hanya berpikir yang terbaik untuk masa depan kita, aku--"

"Jadi menurutmu kebersamaan kita selama ini tidak akan memiliki masa depan?! Kau menganggap hubungan Kita selama 1 tahun ini tidak berarti, eoh!? Katakan padaku MIN YOONGI?!!" Seru Jungkook sambil mengguncang bahu Yoongi dengan kasar. Si manis itu bahkan sampai meringis karena cengkraman Jungkook pada bahu rampingnya itu.

"Arrrggggghtttt! Katakan Yoongi Hyung! Apa kau tidak memikirkan oerasaanku sebelum memutuskan hal ini eoh?! Kau tidak perduli pada perasaanku, hyung? Katakan padaku, HYUNG?!!"

"Ukh! Sakit Jungkook--" cicit Yoongi pelan masih dengan menundukan wajah manisnya.

Jungkook yang tersadar dari amarahnya itu langsung melepaskan bahu sang terkasih dengan tangan bergetar tidak percaya. Air matanya bahkan mulai menetes saat ini, menetes pelan persis seperti rintik hujan yang turun saat ini. Jungkook bahkan meremas rambutnya prustasi kala Yoongi masih asik dalam kebisuannya sambil menundukan wajah manisnya itu.

"Ck, jelaskan padaku, hyung? Jelaskan padaku?" ujar Jungkook lembut, bahkan tangan itu mulai mengelus pipi Yoongi dengan begitu lembut.

"Aku--aku akan melanjutkan pendidikanku ke Paris. Aku akan meninggalkanmu Jungkook. Aku merasa tidak yakin dan tidak sanggup jika harus menjalin hungan jarak jauh denganmu. Hubungan kita tidak akan bertahan dalam kondisi jarak jauh seperti sekarang ini. Aku, hiks....mianhae."

Tangan Jungkook yang tengah mengelus pipi Yoongi pun terkulai lemas, mata tajam yang penuh air mata itu mulai menatap Yoongi dengan pandangan datar. Jungkook mendengus pelan sambil terkekeh dengan suara yang begitu serak karena isakan yang sedang Ia tahan.

"Geurae? Jika itu yang kau inginkan. Baikalah.....ayo kita putus, Hyung," Ujar Jungkook miris. Dan Yoongi langsung mendongak ke arah wajah tampan Jungkook. "Kita sudah putus sekarang," ujarnya Jungkook lagi.

"--semuanya sudah berakhir, dan kau bisa pergi ke Paris dengan tenang. Semuanya sudah berakhir, tapi satu hal yang perlu kau ketahui, Hyung."

Yoongi menatap Jungkook dengan pandangan tidak terbaca, "Kau tidak berhak meragukan cintaku padamu. Meskipun aku terlihat kekanak-kanakan dimatamu, tapi bisa kupastikan Perasaanku tulus padamu, Hyung. Cintaku tulus padamu. Perasaanku ini bukanlah hal semu, perasaanku padamu itu murni. Murni karena aku jatuh cinta padamu. Hanya itu--" ujar Jungkook sendu, dengan mata yang menatap lurus kearah mata bulat Yoongi yang tengah memandang nanar ke arahnya.

KookV Family (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя