"Gimana? Lo mau jadi pacar gue, kan?" tanya Ryan lebih serius.
"Maaf, gue nggak bisa." Akhirnya Ael berucap. "Aca suka sama lo, jadi gue nggak mungkin bahagia di atas penderitaan sahabat gue sendiri," ucap Ael langsung berdiri dan pergi meninggalkan permainan. Aca yang melihatnya mengejar Ael sementara Ryan hanya diam di tempatnya.
"Ael!! Tunggu!!" teriak Aca membuat Ael langsung berhenti.
"Lo kok nolak Ryan, sih? Lo kan suka sama dia," ucap Aca tak menyangka.
"Terus gue buat fake smile di wajah lo setiap kali liat gue dan Ryan berdua?! Lo ingat pertanyaan lo saat di kolam renang? Inilah jawaban gue, gue milih kita tetap sahabatan. Ngerti?!"
"Lo jangan jadi bodoh dong!! Kalau memang Ryan milih lo, lo harusnya bisa barengan dia. Nggak usah mikirin gue. Gue bisa hilangin perasaan gue, kok."
"Gue nggak sebodoh itu." Ael memegang kedua bahu Aca. "Gue ingin lo tetap jadi sahabat gue. Kita... akan... tetap... jadi... sahabat..."
***
Sejak saat itu Ryan yang ditolak tak tinggal diam. Dia selalu melakukan cara agar mendekati Ael hingga Ael pun jadi malu-malu sendiri. Dari situlah, rasa cemburu dalam diri Aca mengeruak. Kelihatan sekali saat melihat Ael dengan Ryan terdapat sudut kebahagiaan.
"Ael! Ini udah tiga hari sejak TOD sekarang gue minta lo buat nyanyi despacito." Tiba-tiba suara Chiko si pecicilan terdengar menantang.
Ael menarik nafasnya panjang. Apa dia sudah menghapal atau tidak?
"Udah gue tebak lo pasti nggak bakal bisa hapal."
"Gue udah hapal kok." Ael menjawab dengan pasti. Ia mengambil kursi dan naik ke atas meja. Dihidupkannya mp3 despacito dari ponselnya.
Ay! Fonsi! D.Y.!
Ohhh Oh, no, oh, no Oh
Hey, yeah!
Diridiri dirididi Daddy Go!
Ael bernyanyi layaknya sapu adalah microfon dan dia tengah berada di atas panggung dengan teman-temannya sebagai penonton.
Si sabes que ya llevo un rato mirandote
Tengo que bailar contigo hoy (D.Y.!)
Vi que tu mirada ya estaba llamandome
Muestrame el camino que yo voy, oh
Ael menyodorkan sapu tersebut ke arah temannya bermaksud mengajak mereka benyanyi bersama.
Tu, tu eres el iman y yo soy el metal
Me voy acercando y voy armando el plan
Solo con pensarlo se acelera el pulso
Oh, yeah
Ryan dan Chiko naik ke atas meja untuk meramaikan.
Ya, ya me esta gustando mas de lo normal
Todos mis sentidos van pidiendo mas
Esto hay que tomarlo sin ningun apuro
Des-pa-cito
Quiero respirar tu cuello despacito
Deja que te diga cosas al oido
Para que te acuerdes si no estas conmigo
Des-pa-cito
Quiero desnudarte a besos despacito
Firmo en las paredes de tu laberinto
Y hacer de tu cuerpo todo un manuscrito
Sube, sube, sube
Sube, sube
Kali ini keadaan kelas seperti konser sungguhan. Ditambah Ael, Aca, Chiko dan Ryan menari tak jelas juga dengan teman-teman lain yang asik sendiri dengan lagu yang sedang booming ini.
Quiero ver bailar tu pelo
Quiero ser tu ritmo
Que le ensenes a mi boca
Tus lugares favoritos
Favorito, favorito, baby
Dejame sobrepasar tus zonas de peligro
Hasta provocar tus gritos
Y que olvides tu apellido
Si te pido un beso ven damelo
Yo se que estas pensandolo
Llevo tiempo intentandolo
Mami, estoy dando y dandolo
Sabes que tu corazon conmigo te hace bom bom
Sabes que esa beba esta buscando de mi bom bom
Ven prueba de mi boca para ver como te sabe
Quiero, quiero, quiero ver cuanto amor a ti te cabe
Yo no tengo prisa, yo me quiero dar el viaje
Empecemos lento, despues salvaje
Pasito a pasito, suave suavecito
Nos vamos pegando, poquito a poquito
Cuando tu me besas con esa destreza
Veo que eres malicia con delic...
PLAKKK
Spontan semuanya terdiam begitu pintu kelas yang sedari tadi tertutup didobrak oleh seseorang. Dan betapa terkejutnya lagi seseorang itu adalah kepala sekolah.
"RAHEL, MARSYAH, RYAN, CHIKO KE RUANGAN SAYA!!"
Tak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan Pak Jenggot, si kepala sekolah. Karena jika tak diikuti akan terjadi bencana alam yang dahsyat.
"Kalian ini manusia atau binatang?" tanya pak Jenggot saat berada di ruangannya.
"Bapak lihat gak kita ini punya ekor? Punya bulu di sekujur tubuh? Punya muncung yang panjang? Bapak juga bisa lihat kita jalan pake dua kaki bukan empat kaki. Jelas banget kalau kita ini manusia," cerocos Ryan tanpa memandang bulu.
"Percuma bapak itu kepala sekolah tapi bedain manusia dan hewan aja gak bisa," sambung Ael menepuk meja.
"Denger ya, pak. Kalau kita binatangpun, kita bakal sekolah di sekolah hewan bukan disini," timpal Chiko semakin memanas-manasi.
Mereka bertiga emang sama aja. Lain dengan Aca yang pada dasarnya memang cuek dan tidak memperdulikan dimana ia berada dan apakah ia aman atau tidak.
"KALIAN SAYA HUKUM!! HORMAT DI TIANG BENDERA!!!"
Dasar murid-murid unggulan. Pintar tapi kelakuannya tidak pernah dijaga dengan baik. Mereka setia hormat di tiang bendera di bawah terik matahari yang kian memanas.
Satu...
Dua...
Tiga...
Glekk