PERNYATAAN CINTA (part 2)

57 4 0
                                    


"Bego! Bego! Bego!... Kenapa gue malah menghindar?! "ujar Eva saat dia tlah duduk dibangkunya. Dia sangat menyesal. Ingin sekali rasanya dia berkata 'iya!'. Kalau saja ia lebih berani tuk membalas pernyataan itu,tapi ia takut akan suatu hal yang trus melototinya. Dan itu membuat nyalinya menciut.

Brak!!!

Suara pintu yang di gebrak dengan kasar itu memancing seluruh perhatian murid murid yang ada di kelas, tapi tidak dengan Eva. Gadis itu tengah sibuk meratapi kebodohannya di kantin tadi.

"VA! Kok lo malah kabur sih..! Dasar bego lo!! " Lia tiba-tiba saja datang dan menjitak kepala sahabatnya itu. Eva hanya bisa mengusap kepalanya dan memandang Lia sedih.

"Salah lo sendiri, Va. Jodoh udah ada di depan mata lo malah kabur?! Behh, parah lo... "Lia melipat tangan di dada.

"Gue juga bingung,Lia....gue pengen banget bilang iya... Tapi.... " Evapun menggigit bibir bawahnya. Melakukan kebiasaannya saat gugup.

"Tapi apa, Va?! Duh....!!! Stress gue mikirin lo. " Dia lalu duduk dengan kasar hingga bangku panjang yang ia duduki bergetar dan membangukan pemilik bangku tersebut.

"Woi! Pelan-pelan napa?! Ganggu orang mimpi aja! "ucap seseorang di belakangnya dengan suara khas orang baru bangun tidur. Lia menoleh dan mendapati Aliza. Aliza Vazila. Calon-adik iparnya-itu kini menatapnya gusar.

"Waduh! Adik ipar. Sorry banget nih... Gue ganggu mimpi lo yah? ". Aliza lalu mengangguk.
"Hmm... Mimpi cogan? "

"Iya. "

"Arbani Aziz? "

"iya! "

"Dah mau ciuman yah? "

"IYA!! "

"Wah... Ikutan dong... "

"Trus kakak gue di kemanain nanti? "

"Gampang.... "ucap Lia sambil menjentikkan jari di depan Aliza.
"Di jadiin simpanan aja... "

Tuk!!!

Pulpen itu mendarat mulus di dahi Lia yang mengaduh kesakitan.
"Huh...!!! Dasar lo! "gerutu Aliza.

"Hehehe... Becanda say... Gue tetep sayang and cinta sama Isti, kok"

"Ya harus dong! Emang siapa sih, yang ga'mau sama kakak gue..... ' Istikhlas Rasyid '..... Dah ganteng, jenius lagi. "
Dan tak sampai semenit gadis cablak itu mulai membanyangkan wajah tampan saudaranya.

Lia yang sudah hafal dengan kebiasaan Aliza yang melamun ketika menyangkut soal Isti itu melongos gusar.

"WOII!!! Baru bangun dah ngelamun aja kerja lo! Bantuin BF kek! Lagi merana nih... Si Eva! "

Alizapun tersadar dari lamunannya dan memasang tampang kebingungan dengan alis yang terangkat sebelah

"Merana? Semacam dilema gitu? " tanya Aliza.
"Yup! "ucap Lia sesimpel mungkin
"Kok bisa? Kenapa emangnya? "

Kini Lia enggan menjawab. Ia kini hanya melirik Eva dengan tatapan yang menuntut jawaban dari pertanyaan Aliza. Dan Eva hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

"Gini..... Al. Gue habis... Ditembak sama Devan" Ucap Eva terbata-bata sambil menggigit bibir bawahnya.

"WHAT THE FACT?!!! "teriak Aliza heboh. Saking hebohnya Lia yang duduk di sampingnya sampai jatuh dari bangku karena senggolannya.

"aw!!! Hati-hati dong! Tambah tepos nih pantat! "gerutu Lia.
Yang dimarahi-Aliza- hanya cengengesan.
"hehehe.... Sorry... "ucapnya seraya menyunggingkan senyum termanisnya. "oke, balik ke topik semula!"ucapnya lagi. Ia lalu menarik nafas-tanda bahwa ia mulai mengaktifkan 'mode serius'. Lalu dengan gaya sok relaksnya itu ia mulai melontarkan pertanyaan kepada Eva.

trust youWhere stories live. Discover now