6 : Heart-To-Heart Lunch

309 77 18
                                    

"Dasar nyebeliin!" umpat Moon Byul keras. Menatap Hoseok yang tengah berdiri di depan mobilnya, sembari mengecek ponselnya.

Ternyata dugaan Moon Byul salah. Laki-laki itu tidak langsung masuk ke dalam restoran cepat saji tersebut. Melainkan berjalan memutari mobil, dan sekarang berdiri di depan pintu jok yang ditempati Moon Byul. Ia mengetuk jendela di sebelah kiri Moon Byul

"Mau apa lagi? Mau bikin gue tambah kesel?" hardik Moon Byul dari dalam mobil. Tangan gadis itu malah mengunci pintu mobilnya dari dalam.

Sayangnya kunci mobil telah dipegang Hoseok, jadi laki-laki itu tetap bisa membuka pintu mobil dari luar. Melihat hal itu, tangan Moonbyul refleks meraih pegangan pintu. Tapi kalah cepat beberapa detik dari tangan Hoseok yang membuka pintu mobil tersebut.

Pintu mobil terbuka, memperlihatkan Moon Byul yang merengut tak senang. Tanpa banyak bicara, Hoseok mengulurkan tangannya hendak meraih tangan Moon Byul. Namun gadis itu beringsut, enggan disentuh oleh Hoseok.

"Eh, eh! Mau apa pegang-pegang?!"

"Ayo makan," ajak Hoseok. Nadanya datar dan tenang. Rasanya seperti membujuk anak-anak.

"Makan aja sendiri. Elo yang laper, kan?" sungut gadis itu.

"Elo nggak laper?" tanya Hoseok lagi, yang langsung dijawab tidak oleh Moon Byul.

KRUYUUK!!

Hoseok tersenyum geli mendapati suara tersebut tiba-tiba muncul. "Tapi kayaknya perut lo bilang yang sebaliknya."

Sindiran Hoseok yang ditujukan pada Moon Byul tersebut membuat gadis itu menunduk sambil mengumpati perutnya tanpa suara. Perutnya itu berbunyi disaat yang benar-benar tidak tepat. Kalau seperti ini bagaimana ia harus menghadapi muka si kuda liar? Mau dikemanakan mukanya sekarang?

"Lagian, gengsi nggak bakal bikin lo kenyang. Tau kan?" bujuk Hoseok lagi.

"Siapa yang gengsi?" sahut Moon Byul tak setuju Hoseok mengatainya seperti itu.

"Emangnya gue bilang kalo elo yang gengsi? Enggak, kan?" Hoseok lagi-lagi tak bisa menahan senyum gelinya.

Sedangkan Moonbyul, entah keberapa kali dalam hari ini ia mengumpat dalam hati. Ia masuk dalam perangkap kata-kata Hoseok. Membuatnya kembali mempermalukan dirinya.

"Yuk!" Hoseok kembali mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Moon Byul. Membawa gadis itu keluar dari mobil.

Merasa tak memiliki pilihan lain, gadis itu akhirnya turun. Namun saat Hoseok hendak menggandengnya, membimbingnya masuk ke dalam restoran, Moon Byul menyentakkan tangan laki-laki itu, sembari berkata dengan nada yang dingin, "Gue bisa jalan sendiri!"

Hoseok akhirnya hanya mengangkat bahunya, lalu menutup pintu mobil dan menguncinya. Setelah itu laki-laki itu mengekor di belakang Moon Byul.

Ketika masuk ke dalam restoran, Moon Byul segera masuk ke dalam antrean pemesanan. Hoseok yang baru saja masuk, ikut menjajari gadis itu.

Sampai pada giliran mereka, Moonbyul segera menyebutkan pesanannya. Sebuah rice bowl, lalu satu paket cheeseburger lengkap dengan french fries dan cola ukuran large.

Hoseok cukup kagum dengan nafsu makan gadis itu. Yang ia salut, ia tidak gengsi untuk makan sebanyak itu di hadapan laki-laki. Atau jangan-jangan Hoseok tidak dianggap sebagai laki-laki?

"Lo yang bayar, karna lo yang ngajakin gue makan," ucap gadis itu sambil berlalu begitu saja, mencari tempat kosong untuk mereka makan.

Hampir saja Hoseok mengumpat, sebelum akhirnya mbak-mbak kasir di hadapannya menanyai pesanannya.

selene-o-phile | j.hs & m.bWhere stories live. Discover now